Ace menyamakan langkahnya dengan Kle begitu melihat sahabatnya itu berjalan dari arah kantin dengan sekotak susu coklat di tangannya, sedang Ace sendiri baru keluar dari salah satu kelas juniornya.
“Gimana penjualan hari ini? Laku semua? Atau ada yang komplen lagi?” Kle berjalan cepat sehingga membuat bicaranya pun juga cepat, hampir mengalahkan rapper manis Wanna One kalau kata Ace.
“Hm, tenang. Semua barang sold out, tinggal satu barang pesenan temen kelas kita.” Ace mengacungkan paper bag yang dibawanya. Sejak satu tahun yang lalu mereka berdua memutuskan untuk menjalankan bisnis berupa online shop khusus barang-barang k-pop yang cukup menguntungkan untuk mereka dan penghasilannya bisa dibilang tidak main-main begitu pula kerugian yang didapat jika lengah sehingga tertipu oleh costumer.
“Siapa?”
Mereka berhenti di depan pintu kelas, Ace menggerakkan dagunya kearah pria yang sedang asyik dengan buku catatan fisikanya. Kle melongo tidak percaya, “Si ketua kelas?” Tanya nya tidak yakin.
Ace mengangguk mantap, melangkah ke dalam kelas diikuti Kle di belakangnya.
“Nih pesenan lo.” Ace meletakkan paper bag itu di meja Daniel sang ketua kelas yang terkenal pendiam dan tegas.
Daniel mengambil paper bag itu, memeriksa isinya dan memberikan dua lembar uang seratus ribuan.
“Thanks, ya.”
“Sama-sama, kalau butuh barang-barang k-pop lagi jangan sungkan buat chatt gue. Ok!” Ace tersenyum manis, sebagai seorang seller dia harus bersikap ramah lain lagi dengan Kle yang hanya berdiam diri di sampingnya.
Daniel tersenyum “Ok!”
“By the way, lo fanboy ya?” Daniel mengernyit tidak paham dengan pertanyaan yang di ajukan Ace. Kle menghela nafas lalu menarik Ace untuk duduk di bangkunya “Gak usah kepo.” bisik Kle.
“Habisnya gue penasaran, yang Daniel pesen itu jersey Blackpink yang nomor punggungnya punya Jisoo. Gue curiga jangan-jangan si ketua kelas yang pendiem itu ternyata fanboy lagi.”
“Gak usah ngacok deh, mendingan urusin dagangan yang bener. Tiket konser kali ini sepuluh kali lipat lebih mahal, gak ngerti lagi gue.” Kle meletakkan kepalanya di atas meja, menyesal karena tabungannya tiga bulan yang lalu dia ambil sebagian untuk liburan ke negera tetangga atas hasutan sepupunya.
“Segala cara akan gue lakuin demi ketemu pangeran-pangeran gue!” Ace mengepalkan tangannya, memberi semangat pada diri sendiri.
“Kalian beneran mau nonton konser terakhir Wanna One, bukannya itu di adain di Korea ya?” celetuk salah satu teman kelas mereka yang tidak sengaja mendengar percapakan kedua sahabat itu.
“Iya, gue sama Kle mau ke Korea. Lo mau ikut?” Ujar Ace antusias, bukannya tambah banyak orang yang ikut tambah bagus ya? Izin dari orang tua akan lebih cepat di acc kalau begitu.
“Gue pengen sih, tapi gue kan bukan Wannable.”
Ace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal “Iya gue lupa, kita kan gak se-fandom.”
“Ya lo juga bisa kan ketemu bias lo kalo beruntung, tungguin aja mereka di depan gedung agensinya.”
“Ide lo bagus juga sih, Kle. Tapi sayangnya selama bulan Januari mereka bakal tour konser tuh ke luar negeri.” Gadis bernama Candy itu memasang muka sedih. Ace menepuk punggung Candy pelan “Yang penting setelah itu lo bisa ngeliat mereka tetap bersama, gak kayak nasib gue sama Kle.”
Mereka menundukkan kepala saling mengusap punggung satu sama lain, memberikan semangat tidak perduli fakta bahwa mereka tidak satu fandom tetapi sebagai sesama k-popers mereka harus saling menguatkan. Tidak perduli juga dengan seisi kelas yang menatap mereka prihatin, kadang tertawa sendiri seolah melupakan dunianya dan sekarang mereka terlihat begitu sedih seolah berduka karena ada yang baru saja meninggal. Dan itu memang dunia mereka bertiga, yang lain hanya coba untuk memahami selama tiga tahun berbagi kelas yang sama.
**
“Lo kenapa gak ngerjain PR? Udah tahu gurunya kiler.” Sebagai ketua kelas yang baik Daniel yang pendiam harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya, memperhatikan dan perduli terhadap anggota kelasnya.
“Gue sibuk.” Jawab Kle sekenanya, gadis itu lebih memilih fokus kepada 50 soal yang ada dihadapannya. Dia harus mengerjakan soal fisika itu sebagai hukuman karena tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh bapak Handoko selaku guru fisika.
Daniel menghela nafas, bukan rahasia umum lagi kalau gadis dihadapannya ini terlalu sibuk dengan dunianya sendiri sehingga sering melalaikan tugas sekolahnya.
“Gue harap lo bisa lebih rajin lagi.” Ucapnya sebelum meninggalkan perpustakaan yang sepi. Hanya ada Kle disana yang mengerjakan hukumannya tanpa kesulitan, memang pada dasarnya gadis itu pintar tetapi karena malas dan moodnya yang buruk beberapa hari terakhir ini membuatnya malas untuk mengerjakan semua pekerjaan sekolahnya.
“Oppa, semangatin Kle ya!” Kle menatap layar iphonenya sambil tersenyum. Kle bersikap manis hanya pada oppa-oppanya, di luar dunianya itu dia bisa dibilang irit berbicara dan tidak ada manis-manisnya. Maka dari itu sampai sekarang dia masih menyandang gelar single, jauh berbeda dengan gadis yang tiba-tiba mengagetkannya dengan membawa dua minuman dingin itu.
“Biar otak lo gak panas.” Ace kemudian duduk di seberang Kle, membuka tutup minuman dan meneguknya. Menghiraukan peraturan yang ditegaskan oleh petugas perpustakaan.
Ace gadis cantik dan periang itu tentu saja sudah sangat berpengalaman dalam urusan percintaan, berkali-kali gadis itu menjalin hubungan dengan pria yang menurutnya tidak setampan biasnya Lai Guanlin. Tentu saja, mana ada di kota ini pria yang mirip dengan sosok tinggi, putih dan manis itu. Gantung Kle di tiang bendera jika ada, tetapi jika ditanya kenapa Ace memacari pria-pria itu? jawabannya ‘pengen aja, setidaknya gue punya pengalaman pacaran semasa SMA, sebelum nanti gue nikah sama Guanlin,’ dan setelah itu dia akan tertawa sendiri, receh memang. Hubungan Ace memang tidak pernah bertahan lama karena gadis itu lebih mementingkan biasnya di atas segala-galanya.
“Tadi Daniel kesini?”
Kle mengangguk dan kembali fokus kepada soal ke-39 miliknya, mengabaikan Ace yang sudah senyum-senyum sendiri.
“Daniel manis juga ya, kalau dia beneran fansboy gue bakal pacarin dia.”
Kle hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengarkan hal tersebut, fansgirl pacaran sama fansboy? Apa kabar? Mungkin bakalan sama-sama makan hati setiap hari.
“Kalo menurut lo, gimana Kle?”
“Terserah lo aja, yang penting dagangan laku semua dan gue bisa ketemu sama oppa-oppa gue. Lo bebas mau pacaran sama siapa aja, asalkan jangan sama Kang Daniel.” Jelas dan sangat cepat.
“Siap!” Ace mengacungkan kedua jempolnya.
Kle hanya akan seperti itu dengan orang yang sealiran dengannya.
Daniel Danuandra
Ketua kelas
- Baik
-Bertanggung jawab
- Mengayomi
Dont forget to votmen🌱🌱