Best

23 3 0
                                    





"Biaya menginap di hotel ini cukup mahal dan kita cuma pesan satu kamar." Daniel mengangguk, mengerti apa yang dimaksud oleh Kle.

"Kita gak masalah kalau lo mau tinggal sekamar sama kita, tapi..."

"Oh, nggak-nggak.. gue bisa pesan kamar sendiri." Ujar Daniel, memotong kalimat yang akan diucapkan Ace. Laki-laki itu tersenyum, dia cukup tahu batasan.

Meraka akhirnya masuk ke kamar masing-masing.

Kle mengambil peralatan mandinya dan segera pergi ke kamar mandi, meninggalkan Ace yang sedang berbaring di kasur. Kle membiarkan tubuhnya basah di bawah shower, untuk menghilangkan penat dan juga segala macam pikiran yang mengganggunya. Tentang sosok pendiam Daniel dan semua apa yang laki-laki itu lakukan kali ini. Jujur saja Kle begitu penasaran dengan latar belakang ketua kelasnya itu, tetapi semua harus dimusnahkannya. Tujuannya kemari untuk bersenang-senang. Bersenang-senang untuk menutup luka dan belajar melepaskan lebih tepatnya.

"Cepat mandi! Kita cuma punya waktu sekitar 5 jam lagi." Kle baru saja keluar dari kamar mandi dan melempari tubuh Ace dengan handuk basahnya.

Dengan merenggut, malas. Ace terpaksa masuk ke kamar mandi. Kle segera mengganti bajunya dan keluar dari kamar. Secangkir kopi tampaknya bagus untuk menghilangkan kantuknya.

"Loh, lo mau kemana?" tanya Daniel begitu melihat Kle keluar dan menutup pintu.

"Mau beli kopi, lo?"

"Sama."

"Ya sudah bareng aja."

Mereka akhirnya pergi ke kafe yang terletak di dekat hotel. Memesan dua cangkir kopi dengan varian yang berbeda. Mereka duduk di dekat jendela yang menghadap langsung ke jalanan yang dipenuhi salju.

"Gue suka salju, putih, dingin dan karena dia orang-orang saling berusaha mencari kehangatan." Gumam Kle, yang masih dapat di dengar oleh Daniel.

Daniel menyesap kopi pahitnya sambil mengikuti arah pandangan Kle.

"Lo bener, karena dingin orang saling memberi dan menerima kehangatan."

Kle beralih menatap Daniel, gadis itu tidak menyangka laki-laki di hadapannya mendengar apa yang ia ucapkan.

Daniel tersenyum, "Lo bahagia ada di sini?"

Kle mengangguk, siapa yang tidak bahagia kalau impiannya tercapai. Tersenyum samar. Gadis itu kembali menyesap coffe lattenya. Mengingat sebentar lagi dia akan bertemu Kang Daniel dan sepuluh member lainnya.

"Maaf kalau gue sempat menghalanginya."

"Hm, gue tahu niat lo baik. Ya, walaupun sempat ngebuat gue jengkel."

"Gue bener-bener khawatir sama lo dan Ace. Kalian itu sama-sama perempuan dan hanya pergi berdua ke negeri orang. Gue gak bisa ngebayangin kalau ada sesuatu yang buruk menimpa kalian. Maafin gue." Daniel menunduk, laki-laki itu begitu tulus dengan setiap ucapannya.

"Mungkin semua yang mereka bicarain tentang lo itu benar. Lo terlalu baik, Daniel. Tugas lo sebagai ketua kelas hanya berlaku di sekolah seharusnya, tapi lo malah sampai keluar dari zona itu."

Kle mengusap lehernya, "Seharusnya gue sama Ace yang minta maaf karena ngerepotin lo."

"Lo mungkin sampai ngehabisin seluruh uang bahkan tabungan lo buat ngikutin kita."

Daniel tersenyum, "Lo bisa cerewet juga ternyata."

Kle menutup mulutnya rapat-rapat, gadis itu bergerak gusar dalam duduknya. Iya, benar. Kenapa dia harus banyak bicara di hadapan Daniel?

Cerry BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang