31 Desember 2018Kle bangun dengan wajah sembab, semalaman gadis itu menangis karena menolak takdir hari ini. Ingin sekali rasanya dia menghapus tanggal sialan itu dari kalender tapi apa boleh buat, semuanya sudah digariskan. Gadis itu kehilangan semangat hidupnya. Tubuh Kle meringkuk dalam selimut, cuaca hari ini sesuai dengan suasana hatinya. Mendung.
"Kle! Ayo turun, kita sarapan."
Bahkan panggilan dari sang mama dia abaikan, makan tidak akan membuat Wanna One kembali pikirnya. Jadi gadis itu memilih tetap diam tanpa suara di dalam kamarnya yang penuh dengan foto idolanya itu.
Du soneul kkok jabgo jigeum idaero
Yeongweoniran du geuljacheoreom hamkke meomulleo
Neowa na idaero byeonhaji anneum
Maeum hanamaneuro neureul saranghal georaYaksokhae..
Tangis Kle pecah kembali ketika lagu itu berputar dengan sendirinya dari Iphonenya. Kenapa harus sesulit ini? Sesakit ini? Gadis itu tidak pernah merasakan patah hati sebelumnya dan ini untuk yang pertama kalinya hatinya seperti remuk, dadanya sesak, dan untuk bernafas pun rasanya sulit sekali. Seharian gadis itu merenungi nasibnya, mengabaikan panggilan orang tuanya dan chatt dari temannya yang mungkin sekarang keadaannya sama dengannya. Hanya saja Kle bukan orang yang pandai mengungkapkan apa yang dia rasakan kepada orang lain, kecuali kepada Ace dan oppa-oppanya.
Tepat pukul 20.00 papa Kle, Aji membuka pintu kamar putri semata wayangnya itu secara paksa dan yang didapatinya adalah Kle yang berada di atas kasur dengan laptop dipangkuannya. Gadis itu tidak bergeming sedikit pun, membuat kedua orang tuanya menghela nafas berat.
"Kle marah sama mama papa?" Mama Kle, Vanya mendekati Kle. Gadis itu hanya diam dan menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa Kle gak mau keluar kamar?"
Lagi-lagi Kle hanya menggelengkan kepalanya, matanya tetap fokus pada layar laptopnya. Menonton Wanna One Go yang sudah dia tonton berkali-kali.
"Mama sama papa mau ngajakin Kle dinner sekalian merayakan tahun baru, Kle siap-siap ya? Mama tunggu di bawah."
Melihat putrinya itu menganggukkan kepalanya, Vanya beranjak keluar dari kamar Kle bersama dengan sang suami yang sedari tadi hanya diam di dekat pintu. Mereka berdua memaklumi semua tingkah laku Kle, mereka tau semuanya salah mereka sebagai orang tua yang tidak pernah ada untuk Kle. Tetapi selama satu tahun ini yang mereka lihat hanya Kle yang ceria dan sering tersenyum, berbeda dengan hari ini. Kle tampak kembali seperti dulu.
Dengan langkah gontai Kle pergi ke kamar mandi untuk membasuh mukanya setelah itu mengambil Hoodie warna pink kesayangannya, Hoodie itu dia pakai sewaktu menonton konser Wanna One dan sejak saat itu pakaian itu menjadi favoritnya.
Kle menuruni tangga dan melihat kedua orang tuanya sudah siap dengan pakaian formal mereka, Aji dengan setelan jas berwarna coklat tua sedangkan Vanya memakai dress selutut berwarna senada dengan yang dipakai suaminya. Sedangkan Kle? Gadis itu hanya memakai hotpans warna putih yang hampir tertutupi oleh hoodie yang di pakainya, rambutnya di ikat tinggi dan jangan lupa kacamata bening yang dipakai untuk sekedar menutupi mata bengkaknya. Vanya tersenyum, tidak masalah dengan penampilan putrinya, Kle mau ikut bersama mereka saja sudah cukup karena memang sangat jarang sekali mereka makan malam bersama.
Mereka berjalan memasuki Dee's Resto, restoran bintang lima yang memang sengaja dipesan sebelumnya. Kle berjalan di belakang kedua orang tuanya yang menghampiri sebuah meja yang cukup ramai, disana sebuah keluarga juga sedang makan malam.