12. Min Yoongi

4.7K 491 22
                                    

Ini sudah pagi, dan Yoongi masih terlelap, dia memang rajanya tidur.

Nayeon eonnie dan Momo eonnie sudah kembali ke dorm karena pagi ini ada jadwal pemotretan.

Appa dan eomma berjanji akan datang siang nanti.

Aku terus saja memandangi wajah lelap Yoongi, dia tenang sekali jika tengah tertidur, berbeda sekali jika dia sedang beraksi di atas panggung dengan rap-rapnya.

Aku tidak menyangka akan jatuh kepelukannya, padahal dulu dia lelaki yang tak pernah ku lirik barang sedektikpun.

Aku berpikir dia sangat dingin dan sangat cuek, karena jujur aku tidak suka dengan lelaki yang dingin, aku mendamba sosok lelaki yang hangat, pengertian, romantis, tapi apa boleh buat aku sudah jatuh hati pada lelaki es ini.

Dibalik wajah dinginnya itu ada sebuah kehangatan yang membuatku nyaman dan tenang, yang kurasa hanya akan ia berikan pada seseorang yang sangat spesial untuknya, termasuk diriku.

Awal aku mulai mencari tahu tentangnya bermula saat acara musik tahunan.

Saat itu aku menggunakan dress yang sangat pendek, sangat tidak nyaman digunakan, aku meminta pada coordi noona untuk ganti baju, tetapi baju yang muat untukku hanya itu, jadi mau tidak mau aku harus menggunakannya.

Saat duduk menunggu giliran tampil aku makin tidak nyaman, karena tidak ada kain ataupun bantal yang disediakan oleh penyelenggara acara seperti biasanya, aku sedikit heboh dengan Mina dan para member, karena hanya aku yang saat itu yang menggunakan dress pendek.

Ditengah-tengah keributanku, tiba-tiba seorang lelaki pucat datang memberikan sebuah kain cukup panjang yang entah ia dapat dari mana.

Aku bingung saat dia membisikan sesuatu padaku "Kau boleh berpakaian seperti itu jika hanya bersamaku."

Apa maksudnya?

Dan mulai saat itu, entah kenapa dia sering diam-diam memandangku, entah aku yang terlalu percaya diri atau bagaimana yang jelas jika aku tak sengaja menatap ke arahnya dia sedang menatap ke arahku.

Dan baru-baru ini aku tahu dari Jimin, jika saat dulu Yoongi memberikan kain itu padaku, dia meminta pada coordi noonanya dengan sangat memaksa dan sangat ribut untuk dicarikan kain itu, agar bisa diberikan padaku.

Kata Jimin, Yoongi tidak rela jika banyak kelaki yang dengan enaknya memandang tubuhku.

Dan pernah saat Twice dan Bangtan satu panggung dia sudah selesai tampil dan giliran Twice, dia melewatiku dan tiba-tiba memegang tanganku dan melepasnya cepat, sangat cepat, akupun terkejut dengan perlakuannya padaku tapi entah kenapa hatiku berdesir hebat dan menjadi tidak fokus, selalu teringat siwajah pucat itu.

Aku selalu senyum-senyum sendiri jika mengingat awal mula dulu si manusia pucat ini mencoba mencari perhatianku.

"Yoon~"

Suraku masih buruk, tetapi tenggorokanku sudah tidak terlalu sakit.

Yoongi masih diam tidak ada respon, aku menepuk pelan pipinya.

"Yoon bangun sudah pagi, takut ada orang lain masuk Yoon!"

Dia masih diam tak berkutik.

"Yoon!"

"Eumm, 5 menit lagi" gumamnya malah makin mengeratkan pelukannya padaku.

"Sudah jam 6 Yoon, katamu kau akan pulang setengah 6" ucapku lirih hampir tak bersuara.

Mendengar suaraku yang hampir hilang Yoongi langsung membuka matanya.

"Suaramu makin parah, are you ok?" tanyanya khawatir

"Badanmu masih panas, coba buka mulutmu."

Aku hanya tersenyum melihatnya sangat heboh.

"Park Jihyo buka mulutmu aku mau lihat, jangan-jangan kau terkena amandel."

Aku terkekeh mendengar ucapannya.

"Hyo!" gertaknya lucu.

Aku patuh laku membuka mulutku.

"lidahmu pucat sekali hyo!" ucapnya khawatir.

Aku hanya tersenyum.

"Bibirmu juga bengkak."

Aku langsung mencubit perutnya yang sedikit berisi itu.

"Itu karna ulahmu!" teriakku tetapi tetap saja lirih.

Dia terkekeh geli.

"Kau yang meminta sayang, makanya jangan memancing!" ucapnya.

"Sakit yah?" tanyanya sambil mengelus bibirku.

Aku menggeleng.

"Mau lagi?" tanyanya menawarkan.

Aku dengan cepat mengangguk.

"Dasar mesum!" umpatnya.

Aku tersipu malu, ku tenggelamkan wajahku pada dadanya, seperti ini sungguh nyaman.

Dia langsung memelukku erat, dan mencium puncak kepalaku.

"Hyo~" panggilnya lembut.

"Eummm."

"Aku sangat mencintaimu." ucapnya membuat pipiku memanas.

"Aku tahu." lirihku

"Kau mencintaiku kan?" tanyanya, bagiku itu pertanyaan yang bodoh.

"Kau akan tetap mencintaiku apapun yang akan terjadikan?" tanyanya lagi.

Entah kenapa suasana berubah menjadi tegang.

Sebenarnga ada apa ini?

Aku memandang lekat wajahnya.

"Jawab hyo, apapun yang terjadi kau akan tetap bersamaku kan?"

"Ada apa Yoon?" tanyaku.

"Aku mau dengar jawabanmu, dan aku mau kau jawab ya." paksanya.

Aku hanya menurut saja.

"Ya, apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu." jawabku.

"Apapun?"

Aku mengangguk pasti

"Apapun."

Dia mencium keningku lalu membawaku kedalam pelukannya.

"Apapun yang kau dengar hari ini ini ataupun besok, percaya saja kalau hanya kau yang aku cintai, sampai kapanpun."

Aku semakin bingung.

"Mengerti?"

Aku hanya mengangguk.

"Gadis pintar." ucapnya lalu menciumku.

"Aku minta maaf untuk hari ini ataupun besok" ucapnya yang makin membuatku bingung.

______

Jangan membuatku takut Yoon

_Jihyo_

D A N (YoongHyo) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang