Jihyo is calling....
"Belum tidur?" tanyanya lembut, aku jadi tidak tega memarahinya.
"Sudah, tapi terbangun." jawabku lirih
"Kenapa?"
"Entah, mungkin karena banyak pikiran."
"Memikirkan apa?"
"Memikirkanmu yang sehari tidak ada kabar" jawabku semakin lirih.
Kami saling diam beberapa saat, hanya hembusan napas kasar kami saling bersautan, bingung harus bagaimana.
"Hyo." panggilnya lirih.
"Eumm" jawabku bergumam.
Dia malah diam tidak melanjutkan lagi ucapannya.
"Kau belum tidur?" tanyaku memecah keheningan.
"Belum, ada deadline." Jawabnya singkat. Aku menghelas napasku lelah, entah kenapa tiba-tiba rasanya sesak dan tidak enak.
"Yoon." panggilku lirih.
"Tentang liburan bagaimana?" tanyaku ragu, entah kenapa aku mulai putus asa, entahlah firasat akan kecewa tiba-tiba datang.
Ku dengar dia menghela napas kasar. Ku tunggu malah dia tidak menjawab pertanyaanku, dan itu malah membuatku mengerti
"Aku sudah tahu, tidak usah di jawab." ucapku sudah malas sekali.
"Maaf." lirihnya.
"Sudah biasa. Aku selalu menjadi pihak yang mengalah dan memaafkan, kau tak perlu khawatir."
"Kita undur saja bagaimana? Setel--"
"Sudahlah Yoon, tidak usah! Aku tidak mau berharap lalu pada akhirnya akan kecewa lagi." ucapku memotong ucapan Yoongi.
"Akan ku usahakan jika ini sudah selesai Hyo." ucapnya ingin meyakinkanku. Aku tertawa getir mendengar bualannya lagi.
"Kau juga kemarin bicara seperti itu kan? Dengan bodohnya aku percaya dan berharap banyak." ucapku menahan rasa sesak.
"Iya maaf, tapi aku benar-benar tidak tahu jika akan ada dead--"
"Iya tidak apa-apa, aku sudah tahu Yoon! Tidak perlu kau jelaskan lagi aku sudah paham! Aku sudah belajar bagaimana memahami dirimu! Kau tidak perlu khawatir!" ucapku sedikit terpancing emosi, air mataku tumpah begitu saja.
"Maksudmu apa?" tanyanya dengan nada yang mulai meninggi.
"Maksudku yang mana? Sudahlah Yoon, aku ingin tidur lagi, aku masih mengantuk!" jawabku tak mau ini diperpanjang.
"Kita belum selesai membahas ini Hyo, jangan menghindar seperti ini"
"Apanya yang perlu dibahas lagi? Sudah jelas kan?!" balasku kesal. Kudengar dia lagi-lagi menghela napasnya.
"Okey kita pergi hari ini juga, tapi kita berangkat setelah aku menyelesaikan ini semua, aku janji ini akan cepat selesai."
"Tidak usah, aku tidak ingin membebani dirimu. Kau urusi saja urusanmu, aku bisa berlibur sendiri." finalku.
"Hyo, aku mohon, jangan begini, Jangan membuat posisiku semakin sulit."
"Begini bagaimana yang membuat posisimu sulit? Justru aku tidak mau menyulitkanmu!" balasku tak mau kalah.
"Kau ada deadline kan? Ya sudah kau urusi deadline mu saja, aku bisa sendiri!" tambahku lagi.
"Maumu begitu?" tanyanya dengan tegas.
"Keadaan yang mengharuskan begitu kan? Aku bisa apa?!" balasku tak kalah tegas, dia berkali-laki menghela napas, terlihat sekali jika dia menahan emosi.
"Kau bawa black cardku, untuk kali ini kau pergi berlibur dengan eommamu saja dulu, terserah kau mau kemana saja-"
"Aku masih punya uang sendiri! Kau tidak perlu repot!" balasku lagi-lagi memotong ucapannya.
"Aku sudah berjanji mengajakmu berlibur kemarin, setidaknya semua liburanmu biar aku yang bayar, inikan untuk hadiah ulang tahunmu Hyo!"
"Aku minta hadiah liburan bersamamu Min Yoongi! Bukan bersama black cardmu!" ucapku semakin kesal, dia malah terus memancing emosiku.
"Sudah? Kalau sudah, Aku mau tidur lagi!" ucapku setelah beberapa menit kami saling terdiam menahan emosi.
"Maaf." ucapnya lirih
"Bukan masalah! Stok maafku masih banyak untukmu! Kau tenang saja!" jawabku sarkas lalu tanpa menunggu jawabannya langsung memutus panggilan secara sepihak.
Kumatikan ponselku lalu aku menangis sendiri sampai tertidur.
Entahlah rasanya mulai jenuh dengan hubungan yang seperti ini, dia selalu berhasil membuatku marah dan kecewa.
Aku takut, nantinya aku mati rasa denganmu Yoon!
______
KAMU SEDANG MEMBACA
D A N (YoongHyo) [END]
FanfictionBook 1 : Problematica pasangan Idol TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK