22. Problem 3

3.5K 392 30
                                    

"Yo-yoongi." aku sangat terkejut saat melihatnya sekarang ada di depanku.

"Kau memang menantu idaman Chan, Jihyo itu buta atau bagaimana, bisa-bisanya memutuskan dirimu, dan memilih lelaki yang jelas kalah jauh denganmu, jadi eomma harap kau bis--" ucapan eomma terpotong saat sudah sampai di ambang pintu dan melihat lelaki didepanku yang membawa bunga, tak lain dan tak bukan itu adalah Yoongi.

Eomma sedikit kikuk dan salah tingkah setelah berbicara seperti itu, ia tidak tahu jika Yoongi ada disini juga.

Aku yang masih terkejut pun tak dapat mencegah eomma berbicara seperti tadi, aku yakin Yoongi mendengar dengan sangat baik.

"Ehemm, ini pasti nak Yoongi kan?" tanya Appaku menghilangkan keheningan diantara kami.

"Iya ahjussi, perkenalkan saya Min Yoongi." ucap Yoongi sambil membungkuk sopan dan membuka masker dan topinya.

"Kalau begitu kebetulan, ayo ikut dengan kami, kami akan makan malam bersama, kami juga belum mengenalmu lebih jauh, anggap saja ini acara perkenalan kita." ajak appa yang dapat ku syukuri masih bisa menerima Yoongi, sementara eomma hanya diam tidak mau terlibat.

"Maaf ahjussi saya tidak bisa, pekerjaan saya masih banyak, saya kesini hanya ingin mem-"

"Pekerjaanmu lebih penting?" tanya eomma dengan nada sinisnya.

"Eomma!" ucapku mengingatkan sikap eomma agar tidak kelewat batas.

"Yoongi sedang sibuk, groupnya akan segera comeback, jadi waktunya harus ia gunakan dengan baik eomma!" tambahku membela Yoongi.

"Oh begitu, makan bersama dengan orang tua kekasihnya pasti akan sangat menganggu waktu berharganya yah, mungkin waktunya akan sia-sia saja." sindir eomma membuatku makin kesal.

Kulihat Yoongi hanya menunduk, aku menjadi kasihan dengannya yang terus dipojokan oleh eomma.

"Eomma jangan bicara seperti itu! Yoongi tid-"

"Saya akan ikut ahjumma" ucap Yoongi memotong ucapanku.

"Tidak juga tidak apa-apa, aku tidak memaksa. Kalau memang kau tidak mau waktumu terbuang sia-sia karna pergi dengan kami ya sudah tidak usah dipaksa, lagipula sudah ada Channie disini." ucap eomma yang lagi-lagi membuatku naik darah.

"Eomma!" ucapku sedikit meninggi.

"Jihyo!" ucap appa memperingatkanku.

Aku hanya menghela napas kasar, sungguh aku tidak ingin seperti ini. Kulihat Yoongi masih diam dan menunduk, tangannya memegang erat bucket bunga yang belum sempat ia berikan padaku.

"Sudah kita berangkat saja, nak Yoongi kau bawa mobil?" tanya appa membuat Yoongi menegakan kepalanya, dan kulihat butiran-butiran keringat didahinya.

"Iya ahjussi saya membawa mobil." jawab Yoongi santun.

"Baik, kau bersama Jihyo saja, biar kami bertiga yang satu mobil." ucap Appa diangguki oleh Yoongi.

Aku pasrah saja, semoga tidak terjadi apa hal yang tidak kuinginkan.

Suasana didalam mobil sangat hening, Yoongi diam dan fokus menyetir, entah fokus atau tidak yang jelas pandangannya menatap lurus kedepan.

Kuraih tangan kanannya dan kugenggam erat, tangannya berkeringat, keringat dingin, aku jadi khawatir, aku takut cemasnya akan kambuh.

Dia hanya diam saat tangannya sudah menyatu dengan tanganku, kugenggam erat dan kuusap perlahan memberikan sedikit ketenangan disana.

D A N (YoongHyo) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang