“Hai, bagaimana kabarmu selama ini?” ucap seseorang di ujung telepon yang membuatku meneteskan bulir bulir air mata.
Sebelumnya namaku anggun, ‘cantik, lemah lembut, bisa berdandan, rajin, pintar, dll’ Yup! Itu yang terlintas di pikiran orang-orang sekitar ketika mendengar namaku. Tapi ternyata nama tak bisa mendefinisikan kepribadianku. Semua berbalik 180 derajat, aku ini tidak terlalu cantik, aku tak bisa lemah dan lembut layaknya tuan putri, apalagi berdandan, mandi saja jarang wkwkwk, rajin? Bahkan saat remidi pun aku tak pernah belajar, dan menurutku pintar itu anugerah tetapi, aku tak memiliki anugerah seberuntung itu. Aku lahir tahun 2000, tepatnya tanggal 12 bulan januari. Sekarang aku sudah 17 tahun, dan aku mendapatkan apa yang semua pelajar inginkan yaitu SIM. Aku sering menjadi supir setelah memiliki benda itu. Aku anak tunggal, tetapi begitu banyak teman yang sudah selayaknya kakak atau adikku. Aku tak pernah merasa kesepian, hanya saja saat mereka sudah mulai memiliki pasangan masing-masing aku sering mendapati curhatan yang rata-rata sama, sama-sama dikecewakan. Aku tak hobby dalam hal apapun, khususnya belajar. Aku hanya suka bersantai di depan laptop untuk sekedar melihat drama berulang ulang.“TING TUNG TING TUNG” Yup! Bel sekolah telah berbunyi, dan aku masih berada di dalam toilet. Ini tahun keduaku di SMA, ini akan menyenangkan karena aku akan memiliki junior. aku tak akan membully mereka, hanya saja aku suka melihat anak polos yang baru keluar dari smp sembari membawa bekal karena jam sekolah yang terlalu menyiksa perut.
Akhirnya setelah upacara pertama di tahun kedua selesai aku tak langsung menuju kelas, tujuan utamaku dan teman teman ialah kantin, pastinyaa. Nasi goreng sosis ditambah telur setengah masak dan segelas susu vanilla sudah membuat nafsu makanku meledak. Hampir setiap hari aku memakan itu semua, sampai sampai terkadang aku membawa sosis sendiri dari rumah yang lalu aku akan meminjam kompor ibu kantin untuk menggorengnya wkwkwk.
Saat tengah asyik asyiknya aku menyantap makanan lezat itu tiba-tiba saja semua orang tanpa sadar sedang berkumpul, dan dari hasil itu aku mendapat kesimpulan bahwa ada murid baru di kelas 11. Aku tak peduli dan tak juga ingin tau, tak berguna pula. Aku lebih peduli pada perutku yang sudah mulai meronta karena mencium harum nasi goreng itu. Dan beberapa menit setelah semua tak tersisa aku kembali ke kelas dengan beberapa butir temanku yang tersisa karena sisanya pergi melihat anak baru itu. Di koridor sekolah aku sedang melihat WhatsApp yang isinya selalu tentang grup tak jelas.
Pelajaran berlangsung dengan cepat karena semua guru hari ini ada rapat mendadak dan sisanya sedang mencoba mencari mangsa adik kelas. Aku lebih memilih membaca novel yang ada di tasku. Depan kelas dengan suasana yang ramai, aku suka membaca novel saat semua sedang ramai lalu akan dengan mudahnya bisa konsentrasi pada apa yang kubaca, seakan akan aku bisa mendengar suara seseorang yang sedang membacakan dongeng untukku. Bel pulang pun berbunyi, dan semua pelajar tau bahwa ‘tak ada bunyi yang seindah bel pulang sekolah’ dan karena hari ini hari pertama ditahun kedua maka KBM tidak ada sampai tiga hari kedepan.
Aku sedang menikmati ice cream oreo, lalu nada dering teleponku berbunyi, aku masih tak menghiraukan karena begitu jarangnya ada orang yang meneleponku sehingga aku lupa bunyi nada dering hpku. Aku menikmati lagunya karena itu salah satu lagu favoritku yaitu Little Things – One Direction. Bahkan aku sempat bernyanyi hingga sesampainya di chorus aku sadar lagunya telah mati dan menengok lalu menyadari bahwa lagu tersebut berasal dari hpku yang ternyata minta diangkat. Aku mengabaikan lagi karena itu sudah telat dan tlah menjadi missed call. Sekali lagi hpku berbunyi, tetap dari nomor tak dikenal tadi yang menelepon, aku sengaja diam setelah beberapa detik kuangkat, hening tak bersuara, hanya ada suara nafas yang seperti terengah-engah “ha hai! Bagaimana kabarmu selama ini? Oh, untuk apa kutanyakan jika nyatanya kejadian hari ini pun belum bisa kupercayai.” Aku tak mengerti maksud dari ucapannya yang terdengar sangat lega setelah mengatakannya “maaf sepertinya kau salah sambung.” ‘tutututututut’ aku heran kenapa banyak orang aneh yang membuang-buang pulsa hanya untuk sekedar telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Story
Короткий рассказKata orang cinta itu manis di awal-awalnya saja. Setuju dengan pernyataan itu? gw pribadi sih tidak. Memang cinta itu seperti bunga yang harus dirawat dan diberi pupuk serta air, sehingga ia tetap segar dan hidup. Demikian juga dengan kisah asmara...