Pagi pagi benar alarm di kamarku berbunyi. Bunyi alarm milikku memang menarik, suara gendang bertabuh kencang yang aku percaya ampuh membangunkanku setiap harinya. Penting untukku untuk tidak bangun terlambat pagi ini. Alasannya sederhana, hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah.
Mahasiswa baru pada umumnya harus melalui program pengenalan (ospek), namun karena aku sakit dan dirawat di rumah sakit satu minggu kemarin maka aku pun tidak dapat mengikuti program pengenalan tersebut. Hal ini membuatku khawatir mengenai apa yang harus kulakukan di hari pertama aku masuk kuliah ini.
Aku memutuskan untuk bangun lebih awal, untuk menyediakan waktu lebih mencari tahu kelas dan lingkungan sekitar kampus sebelum mulai kuliah. Setelah selesai bersiap dan semua kebutuhan kuliah dipastikan tidak ada yang tertinggal, aku pun berangkat ke kampus. Aku mengendarai sepeda motor yang telah menemaniku sejak SMA ini.
Kampusku memiliki parkiran motor yang cukup luas, hal ini aku sadari ketika aku sampai di kampus dan kemudian mencari tempat untuk memarkirkan motorku. Tempat parkir dengan mudah aku temukan, mungkin karna waktunya pun masih tergolong sangat pagi dan parkiran cukup kosong. Parkiran di kampusku ada di sebuah gedung berlantai 5. Sehingga ketika aku memutuskan memarkirkan motor di lantai 3, aku perlu menuruni tangga untuk keluar dari gedung parkir ini.
Terlalu sepi ternyata tangga gedung parkir di pagi hari. Aku memutuskan untuk mempercepat langkah kaki menuruni tangga dan tiba tiba terhenti karena ada seseorang yang menaiki tangga dari arah bawah. Karena terkejut aku pun berteriak. Seseorang tadi yang ternyata seorang laki-laki langsung meraih kedua wajahku dan berkata “hey tenang, kenapa berteriak?”
Setelah memfokuskan penglihatan sejenak, kusadari ternyata laki-laki ini sangat tampan parasnya. Aku menjauhkan wajahku dari rengkuhan tangannya dan tidak menjawab. Hanya melewatinya di sisi tangga untuk melanjutkan menuruni tangga. Jika boleh diakui, memang laki-laki tampan yang spontan menyentuh wajahku tadi membuat perasaan aneh pada jantungku. Jantung ini berdegup kencang karena tatapan matanya, sentuhan tangannya, dan suaranya yang mengalihkan waktuku sesaat itu.
Sambil berjalan menuju kelas yang masih aku cari, pikiranku tetap mengarah pada kejadian barusan. Lalu aku berangan angan, “mungkinkah aku bertemunya kembali?” Saat masih berangan angan, aku pun sampai di depan kelasku. Aku terburu buru membuka pintu, karena aku tahu aku sudah terlambat akibat sempat menyasar mencari ruang kelas ini. Pintu kelas kubukan dan laki-laki itu ternyata ada di sana. Aku berteriak dalam hati “dia teman sekelasku?” Mungkin kisahku dengannya masih terus berlanjut mulai dari sini.
-:-:-:-:-:-:-:-:-the end-:-:-:-:-:-:-:-
GADA LANJUTANNYA INI..
JADI GOSAH BERHARAP
:V
EHH LUPA
JANGAN FORGET VOTE END LIKE OK!
YANG MAU ADDBACK SILAKAN KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Story
ContoKata orang cinta itu manis di awal-awalnya saja. Setuju dengan pernyataan itu? gw pribadi sih tidak. Memang cinta itu seperti bunga yang harus dirawat dan diberi pupuk serta air, sehingga ia tetap segar dan hidup. Demikian juga dengan kisah asmara...