petrichor.

64 14 7
                                    

"Aku suka, deh, bau tanah sehabis hujan," ucapku membuka konversasi, usai setengah jam habis dengan saling berdiam diri.

Kamu melirik tak berminat, bahkan cukup menyahut tanpa menatap, "Hm, lantas?"

Aku mendengus menanggapi, benar-benar kesal lantaran merasa tak dihargai. "Padahal akan lebih suka jika kamu duduk di sebelahku sambil minum teh bersama, seperti saat ini, tanpa sibuk sendiri. O, ditambah pelukan hangat, barangkali?"

Kala prasangka buruk menyambangi benak, aku memilih beranjak pergi dengan kaki mengentak-entak. Ada jeda beberapa jenak, sebelum tahu-tahu sebelah lengan sudah melingkar di pinggul hingga membuatku nyaris berteriak.

"Kepalamu sedang berkabut, ya? Marah-marah melulu. Sini, peluk!"

Uh, jika begini caranya, bisa terjangkit diabetes dini, tidak, ya?

YooniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang