"Hey"
Suara yang sudah tak asing dari Nadha terdengar di kuping Nadha. Nadha pun membalikkan badannya.
Yap, Iqbal.
"Yah" ucap Nadha lesu.
"Minjem catatan lo dong" ucap Iqbal.
"Catatan apa?" tanya Nadha.
"Catatan GEO lo" ucap Iqbal malu.
"Ealah, catatan lo belum selesai?" ucap Nadha mengejek.
"Ya iyalah, kalo udah mah pasti gue nggak minjem" ucap Iqbal sinis.
"Haha,, tunggu" ucap Nadha sambil mengambil buku GEO nya di tas. "Nih" lanjut Nadha sambil memberikan buku itu.
"Okeh, thanks" ucap Iqbal lalu meninggalkan Nadha sendiri di bangkunya itu.🍃🍃🍃
Tak lama kemudian, Ela' kembali dari kantin dengan membawa beberapa makanan.
"Mau?" ucap Ela' sambil mengulurkan roti ke Nadha.
"Nggak" ucap Nadha sambil membaca materi yang mungkin akan dibahas oleh guru selanjutnya.
"Oh.ok" ucap Ela' lalu memakan roti yang telah siap disantap sedari tadi. "Kok Bu Isma nggak masuk yah" lanjut Ela'.
"Nggak salah? Lo nanya Bu Isma nggak masuk?" ucap Nadha sontak kaget dan berhenti membaca kertas-ketas yang disusun rapi di tangannya itu alias bukunya itu.
"Kenapa? Emang salah?" ucap Ela'.
"Yah, nggak sih. Tapi baru kali ini lo kok peduli ama guru yang telat masuk. Biasanyakan lo suka kalo guru nggak masuk" ucap Nadha. "Eh pinjam HP lo dong" lanjut Nadha.
"Pinjam HP pinjam HP. Beli dong Nad, sekarang 500 ribuan aja lo udah bisa dapat HP selebar buku tulisan" ucap Ela'.
"Duh, lo kan tau. Orang tua gue mana mau beliin gue HP" ucap Nadha.
"Gue kira lo mau di beliin HP kalo lo masuk 10 besar, ini mah bukan 10 besar lagi 5 besar malah" ucap Ela'.
Yap, Nadha peringkat 5 dari 25 siswa di kelasnya. Tidak berbeda jauh dari Iqbal, Iqbal peringkat 6. Sedangkan Ela' berbanding jauh dengan Nadha, Ela' peringkat 15. Peringkat 1 dikelas ini adalah Ana, Fitriana Ikhlas. Ana adalah cewek cantik mungil kecil yang disebut-sebut menyukai Iqbal, bahkan Iqbal sendiripun tau kalo Ana menyukainya. Jadi? Apakah Iqbal juga suka dengan Ana?. Jawabannya Tidak. Ana memang pintar namun kelakuannya menjengkelkan, dia sering merendahkan orang-orang dikelasnya apalagi yang peringkat-peringkat terakhir atau orang yang nggak sepintar dia. Itulah alasan mengapa Iqbal tidak menyukainya. Tapi, selama Ana disebut-sebut menyukai Iqbal, Iqbal tidak pernah memperlihatkan bahwa ia tidak menyukai Ana namun tidak pula memperlihatkan bahwa ia menyukai Ana. Ia bertingkah seolah-olah ia tidak tahu apa-apa. Jadi, Nadha sendiri pun tidak tau apakah Iqbal suka pada Ana atau tidak.
"Nih" lanjut Ela' sambil memberikan HPnya itu ke Nadha. Dengan tidak panjang kali lebar, Nadha pun langsung membuka aplikasi WhatsApp milik Ela' untuk memastikan apakah Iqbal dan Ana jadian.
"Emmm,,, Eh, Ana ama Kak Yansar jadian?" ucap Nadha kaget melihat ps Ana tertulis Mahmud Yansar dan berstiker love warna ungu. Yansar adalah salah satu senior mereka yang dulu mencalonkan dirinya menjadi ketua OSIS namun ia gagal.
"Yah" ucap Ela' sambil memainkan HPnya yang khusus berisikan game. Ela' boleh dibilang anak berada di kelasnya. Ayah Ela' adalah seorang hakim, karena itu Ela' pun mengambil jurusan IPS karena ia ingin menjadi seperti ayahnya.
"Gue kira Ana suka sama Iqbal" ucap Nadha bingung.
"Berharap ama orang tuh Nad juga ada batasnya, mana mau Ana ngegantung dirinya gitu sama cowok nggak pekaan gitu. Lagipula Ana kan cantik udah pasti banyak cowok yang suka sama dia" ucap Ela'.
"Owh" ucap Nadha lalu tersenyum lebar, inginnya ia loncat kegirangan dari bangkunya itu namun ia tak bisa karena takut ketahuan bahwa ia menyimpan rasa terhadap Iqbal.
"Cieee,, yang senyum-senyum bae. Apaan tuh?" ucap Iqbal dari pintu yang sedang berjalan menuju Nadha.
"Apasih loh" ucap Nadha terkejut karena ternyata ada orang yang melihatnya senyum.
"Muka dikontrol neng. Bagusan juga tadi, lo senyum daripada sinis gitu" ucap Iqbal mengejek.
"Tau ah loh" ucap Nadha lalu kembali fokus sama HP yang ada ditangannya itu. Iqbal yang melihat Nadha cemberut hanya tertawa kecil melihatnya.
Lalu sekelas Nadha berlari dari pintu dan teriak.
"Hey hey hey,, Bu Bu Bu" ucap Umar.
Teriakan itu sontak membuat siswa diam dan berlarian menuju ketempatnya masing-masing.
"Mana? Bu nya" ucap Ana.
"Buohongkaaaaaa" ucap Umar tertawa.
Satu kelaspun serentak mengucapkan "Yalah" dan Ana langsung memukul kepala Umar dengan pulpennya.
Sehari itu, hanya Pak Joni yang mengajar pada kelas itu. Kebetulan atau sengaja, mungkin hari ini Nadha memang mau dihukum.Sukak nggak? Kalo suka jangan lupa Voment😉
Makasih😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Or No ?
RomansaDisaat mencoba mengejarmu kau menjauh, kau berlari sangat jauh ke depan. Sulit mendapatkanmu bagaikan matahari yang tak mungkin ku sentuh dan kugapai saat itu dan itu sepertinya sulit. Dan sekarang mungkin tidak mengejarmu adalah solusi terbaik untu...