Bagian 18

2.9K 324 59
                                    

Haneul terlihat kikuk berjalan dengan Changwook, sebenarnya ia sudah sering berjalan bersama, tetapi kali ini? K. E. C. A. N! Haneul menggelengkan kepalanya karena kata-kata itu terus berputar-putar dalam otaknya. Ia menghelakan nafas, ia harus tenang saat ini.

"Kenapa?" Tanya Changwook heran dan membuat Haneul terkejut, ia pun melihat wajah Changwook. Sial lagi-lagi pipinya memerah, mengapa Changwook dapat setampan ini? Pikirnya. Tak hanya Haneul, telinga Changwook pun memerah karena menahan malu.

"Tidak. Eum, Changmin hyung mengapa tidak diajak?" Tanya Haneul mencoba menetralkan suasana.

"Jika mengajaknya sama saja kita bukan berkencan." Ujar Changwook, keduanya pun diam seketika. Mengapa tidak dapat bersikap biasa saja saat ini? Sungguh sangat canggung.

...

Changmin sedang melihat beberapa kaset game yang hendak ia ingin beli, bahkan Kyuhyun pun melakukan hal serupa. Wajar saja sih, keduanya maniak game.

"Min! Sini! Uwoooow ini keluaran terbaru bukan? Kau sudah punya?" Tanya Kyuhyun sedikit ramai, Changmin pun mengangguk.

"Sudah, Appa yang membelikannya beberapa waktu lalu. Ku kira kau melihat apa sampai seheboh itu." Ujar Changmin, Kyuhyun hanya mendecih kesal, seharusnya ia tidak perlu memberitahu Changmin kalau begitu caranya. Kembali ke kaset game, Kyuhyun tersenyum riang dan memeluk erat kaset tersebut, sepertinya Appanya tak akan marah jika Kyuhyun menghabiskan uang sakunya hari ini demi sebuah kaset game, well jika kena marah pun Kyuhyun dapat menanganinya.

Changmin masih berkeliling, entah kaset apa yang ia cari, yang terpenting bagi Kyuhyun adalah ia sudah mendapatkan apa yang ia inginkan.

.

Kembali ke pasangan tenang, ahahah. Bagaimana aku bilang seperti itu? Bukannya kalian semua tahu kedua pasangan ini saling bertolak belakang? Changwook dan Haneul dengan segala ketenangan mereka dan sifat pemalu diantara keduanya, lalu Changmin dan Kyuhyun yang tiada hari tanpa keributan. Mungkin keributan tersebut adalah hal manis untuk pasangan tersebut. Yah mungkin.

Changwook menggandeng tangan Haneul ketika memasuki gedung bioskop. Mereka berdua pun duduk di tempat yang cukup bagus untuk kencan, sebenarnya Changwook tidak tahu tempat tersebut, tetapi sepertinya ia salah memilih tempat, batinnya.

Posisi mereka berada di pinggir dan tempat yang cukup sepi. Haneul hanya mampu meneguk salivanya, jantungnya benar-benar semakin tak karuan. Rasanya ingin berlari keluar.

Changwook pun melirik Haneul kembali, ia menyadari bahwa Haneul sangat tegang saat ini, sesaat ia tersenyum dan meraih tangan Haneul. Dingin, itulah yang terasa saat Changwook menggenggam telapak tangan Haneul.

"Jika kau keberatan akan ini, kau bisa menolak." Ujar Changwook.

"Eh?" Haneul pun menatap Changwook yang kini tersenyum.

"Bu-bukan seperti itu hyung. Aku hanya sedikit tegang, bagaimana pun ini sebuah kencan bukan? Walau sama dengan biasanya kita berjalan bersama, tetapi aku sama saja menganggap ini hal penting, jadi aku tidak ingin hyung kecewa saja." Changwook hanya terkekeh, tak lama ponselnya pun berdering. Ia menatap layar ponselnya, dengan cepat Changwook menerima panggilan tersebut.

"Ya Umma." Ujar Changwook. Haneul pun menatap penasaran Changwook saat menerima telepon dari Jaejoong, bahkan saat menerima telepon pun Changwook tak melepaskan genggaman tangan Haneul. Tsk! Sadar dong banyak jomblo di sini, termasuk Ggi.

"Sudah jam berapa ini? Kalian belum sampai rumah. Biasanya ada kabar. Ada kegiatan apapun itu." Marah Jaejoong di seberang sana.

"Changmin belum pulang Umma? Maaf, Wookie tidak memberitahu Umma karena tadi sudah menitip pesan ke Changmin. Hari ini Wookie pergi menonton dengan Haneul." Jelas Changwook.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jung TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang