Dua pilihan

1.2K 60 0
                                    

  Sesampainya di Hotel, ahkam langsung menuju kamarnya. Ia sudah disambut senyuman teman²nya.

Ia bingung, mengapa dan ada apa mereka bersikap tidak seperti biasanya. Senyumnya sangat bahagia. Entah kenapa. Ahkam tidak tau penyebabnya

Azmi : "Yeeaaayy, Alhamdulillah Kak Ahkam dapat jodoh."

Muhtadiy : "Ciyeee yang mau nikah"
Aban : "Allah, moga jadi beneran ya kak"

Hendra : " Selamat Cong."

Ustd Muchlies : "Alhamdulillah, udah dapet yaa. Moga cocok yaa."

Degh
Bagaimana teman² nya tahu kalau ia sedang menjalani taaruf?? Ia tidak siap menerima ini semua.

Ia berfikir bahwa ini semua salah. Keputusnya ini salah. Semuanya salah. Dan kesalahannya ini berasal dari dirinya sendiri.

Tetapi untuk saat ini, siapa yang menyebarkan berita ini.

Ahkam hanya sedikit tetsenyum. Ia tidak menanggapi ucapan teman²nya.

      Malam hari yang dingin. Ahkam berdiri di lantai paling atas. Ia memandang bintang dan bulan yang bersinar begitu terangnya.

    Pikiranya sangat sangat kacau untuk hari ini. Rasanya ia tidak ingin bertemu dengan siapapun.

     Badanya dingin. Ia hanya memakai celana jeans dan kaos pendek. Angin malam terus saja menerpa tubuhnya. Tetapi ia tidak beranjak pergi dari tempatnya.

  Ia merubah posisinya. Merebahkan tubuhnya pada lantai dingin sembari masih menatap langit - langit. Suasana malam ini sangat mendukung hatinya.

  Tiba tiba seseorang mendekatinya, dan menyamakan posisinya dengan posisi ahkam.

"Kadang penyesalan bisa juga dirasakan setelah kita mengambil keputusan." Kata Abuya Hafied

  Ahkam sontak kaget mendengar suara tersebut. Ia langsung bangun dari posisinya dan melihat siapa yang berkata padanya. Ternyata gurunya, guru yang selalu mendukung dan memotivasi dirinya.

Ahkam : "Astaghfirulloh, Abuya kok bisa di sini?? Saya nggak dengar ada yang datang."

Abuya Hafied tetap berada pada posisi yang sama. Masih merebahkan tubuhnya dilantai itu. Pandanganya ke langit atas, terukir senyuman manis dibibirnya.

Abuya : "Nak, coba sini." dengan mengajak ahkam merebahkan tubuhnya. Ahkam pun menuruti apa yang dikatan gurunya itu.

Abuya : "Nak, jangan menyakiti dirimu dengan bertengkar dengan diri sendiri."

Ahkam tidak mengerti dengan apa yang dikatakan gurunya tersebut. Ditatapnya wajah gurunya yang masih menatap langit - langit.

"Kadang kita juga perlu seseorang sebagai tempat untuk berlabuh nak." lanjutnya.

Ahkam semakin bingung dengan ucapan gurunya. "Maksudnya buya??"

Abuya tersenyum melihat ahkam yang bingung dengan perkataanya.

Telunjuk abu ya mengarah ke atas sembari berkata "kamu pernah melihat, ada bulan tetapi tidak ada bintang, ataukah ada bintang tetapi tidak ada bulan??"

Ahkam : "Saya pernah melihat ada bulan tetapi tidak ada bintang buya."

Abuya tersenyum "Lalu, apa yang kamu rasakan?"

Ahkam : "Gelap Abuya"

Abuya : "Itu yang buya maksud nak, Cari seseorang yang seperti bintang nak. Jikalau ia tidak ada dunia ini akan gelap. Tetapi jikalau dia ada, dunia ini akan terang bahkan lebih indah."

Ahkam : "Maksudnya buya?"

Abuya : "Nak, kalau mencari seseorang kekasih hati. Cari dia yang bagaikan bintang. Jikalau dia tidak ada, maka itu membuat dunia mu gelap bahkan sunyi. Jikalau ia ada, maka duniamu akan terang bahkan lebih indah nak."

Ahkam : "Tapi buya, ahkam tidak bisa mendapatkan bintang itu."

Abuya : "Kenapa kamu harus ingin mendapatkan. Nak, jadilah seperti rembulan. Yang setiap malamnya hadir menyebar kehangatan. Bahkan dengan keadaan ikhlas sekalipun. Rembulan tetap bersinar walapun ia tidak pernah dihargai, rembulan tidak pernah redup saat ia tidak pernah di saksikan. "

Ahkam masih bingung. Ia tidak bisa berfikir secara jernih untuk hari ini.

" Nak, dengan keikhlasan itu, bintang datang pada rembulan. Bintang menemani bulan itu sampai waktu berakhir pun tiba. " lanjut Abuya.

Ahkam : "lalu dimana ahkam bisa jadi rembulan sang bintang abuya?"

Abuya : "Dengarkan kata hatimu nak. Teguhkan keyakinanmu. Tekadkan niatmu. Dan jernihkan pikiranmu."

Abuya merubah posisinya dengan duduk dan diikuti oleh Ahkam.

"Nak, buya tau apa yang kamu rasakan. Kamu bingung antara 2 pilihan kan. Pahami kata² dari Buya tadi. Dan jadikan itu semua bahan perbincangan dengan Rabb mu nak."

Perasaan ahkam tenang. Suasana berubah menjadi hangat. Senyuman manis kini hadir dalam bibirnya. Untuk saat ini ia tidak merasakan adanya beban apapun.

Ahkam : "Terimakasih banyak buya, karena buya telah membuka jalan untuk saya. Saya tidak tahu jikalau saya tidak pernah bertemu dengan buya. Entah jadi apa saya di dunia ini."

Abuya langsung memeluk muridnya itu, dalam pelukanya abuya juga sangat kasihan dengan Ahkam, sedih yang ia rasakan.

Tetapi ia tidak boleh terlihat rapuh di depan muridnya itu. Ia barus bisa menjadi penegak utama muridnya setelah orang tuanya.

Suasana semakin hari semakin dingin. Abuya memutuskan untuk pergi ke dalam setelah berbincang lama dengan Ahkam.



Eaaaaaaakk, Galau?? Galau??😂😂

Ya gitu kalo galaunya orang jomblo😂😂

Yang sabar ye bang😂😂 Pasti dapet yang terbaik kok. Heheh😋😋😋

Kekasih HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang