Amarah

1.1K 60 0
                                    


"Kak, ngapain disini? " kata seseorang itu.

"Loh. Kafaa, kamu kok disini?"

Memang setelah perpisahan ahkam dengan kafaa di Taman. Kafaa memeberi tahu Ahkam bahwa ia akan kembali ke Kediri karena ada urusan mendadak.

"Terus? Kenapa kalo aku ada disini?"

"Katanya kamu pulang ke Kediri?"

Ike hanya diam melihat perdebatan ahkam dengan Kafaa karena ia tahu bahwa itu bukan urusanya.

"Eh, kamu siapa?" dengan wajah amarahnya ia bertanya pada Ike.

"Gue Ike Maya, lo calonya abang gue kan?" jawab Ike dengan raut wajah yang datar.

"Kalo kamu sudah tau kak ahkam udah punya calon, ya mikir kek. Jangan deket² laki orang. Jangan juga belajar jadi Pelakor." jawab Kafaa dengan ketus.

Ahkam kaget mendengar bahwa yang dipilihkan umi nya adalah dia yang tidak bisa menahan amarahnya.

"Kamu nggak teriak2 gitu bisa nggak ya? Dan jangan sekali kali ngehina dia." ( menunjuk Ike )

"Siapa yang nggak marah kak. Coba fikirkan, disaat kita menjalani taaruf kakak tidak berani satu mobil dengan aku, alasanya bukan muhrim. Tapi sekarang nyatanya apa? Kakak disini sama dia cuma berdua aja?"

Ahkam hanya diam mendengar celoteh Kafaa. Memang kafaa benar, seharusnya ia tidak mengajak ike untuk pergi berdua.

"Oke, sorry. Gue yang salah. Seharusnya gue nggak dateng di kehidupan kalian. Gue pergi. Assalamualaikum"

Setelah berbicara, Ike meninggalkan Ahkam dan Kafaa.

Sejujurnya Ike tidak terlalu mengambil hati atas omongan dari Kafaa.

Kafaa dan Ahkam diam. Tidak saling berbicara hingga akhirnya ahkam memutuskan untuk menyusul Ike yang telah pergi dari tempat itu.

Entah kenapa ia menginginkan mengejar Ike bukan malah berdua dengan Kafaa.

"Hei, kamu pulang mau naik apaan?"

"Gue udah dijemput"

"Maaf atas kata - kata Kafaa tadi."

"Ah, santai aja dong. Gue gak papa."

Ahkam sedikit lega karena Ike tidak terlalu mengambil hati atas omongan dari Kafaa.

Tiba - tiba ada seorang laki - laki yang menghampirinya dengan Ike.

"Jadi pulang nggak?" ajak laki - laki itu pada Ike.

Ike hanya mengangguk.

" bang, gue pulang dulu ya. Assalamualaikum jangan?"

"Waallaikumussalam"

Ike pergi meninggalkan Ahkam dengan tujuan agar ahkam menyelesaikan permasalahanya dengan Kafaa.

"Udah dramanya? " tanya seseorang.

"Kamu bisa jaga omongan gak sih?"

"Emang kenapa? Dia kok yang salah."

Ahkam tidak menyahuti Kafaa dan pergi meninggalkan Kafaa.

Kurang apa coba gue sama dia? Emang gue kurang apanyaa. Dia malah milih cewek gak jelas.

Gumam Kafaa.

Dihari yang sama . . .

Riko : "Itu tadi siapa?" membuka keheningan.

Ike : "Oh. itu abang gue."

Riko : "Itu kakak kandung lo? Ko nggak pernah cerita ke gue."

Ike : "Bukan gitu, gue ketemu dia itu ditaman. Awalnya gue nabrak dia. Terus besoknya gue lihat dia lagi sendirian di taman. Wajahnya kayak sedih gitu. Yaudah gue hibur. Eeeh nggak taunya dia nganggap gue adiknya yaudah deh."

"Kalian nggak ada hubungan apa-apa kan?" tanya Riko dengan wajah serius.

Ike : " Ya enggak lah. Dia itu udah punya tunangan."

Riko : "Alhamdulillah"

Ike : "Kok alhamdulillah?"

"Ya gue bersyukur dong. Karena gue masih bisa stay with lo."

"Idiiiih, PD amat lo."

"Yaudah, mau kemana nih?"

"Ya gue mau pulang, gue capek."

"What? Terus gue kayak gojek gitu ngantar jemput lo. Ogah. Kita jalan - jalan dulu"

"Nggak ah. Gue capek"

"Kita nggak pernah jalan² Nyet. Sebelum gue balik ke Surabaya."

"Lo mau ke Surabaya lagi? Ngapain sih. Enakan di Jombang"

"Kenapa? Lo kangen sama gue?"

"PD amat lo, kalo lo ke Surabaya terus yang antar jemput gue siapa? "

"Abang lo itu. Heheh."

"Dia cuma dua minggu disini. Satu minggu lagi dia balik ke Probolinggo."

"Ooh, orang jauh toh."

"Tempat apaan nih?"

"Yaelah tong, lu nggak update banget sih, ini itu namanya Cafe, you now cafe?"

"Yang santai dong mblo."

"Lo kok gau kalo gue jomblo?"

"Gue mencium bau bau kejombloan yang hqq."

"Resek lu, hayok masuk."

Setelah sampai di Cafe, Ike dan Riko mencari tempat duduk yang masih kosong.

Tidak ada percakapan apapun sampai pada akhirnya, lagi lagi Riko yang mencari topik pembicaraan.

"Lo nggak ada rencana kuliah lagi gitu?"

"Enggak" tetap Fokus pada ponselnya.

"Kalo Nikah? Hehe"

"Nikah apaan? Calon aja kagak ada"

"Berati kita sama - sama jomblo dong?"

"Jangan samain gue dengan lo. Kalo gue jomblo banyak yang suka, kalo lo yang dekat pun kagak ada. Haha"

"Resek lu, ntar gue ke Surabaya cari cewek yang lebih dari lo."

"Emang ada?"

"Ada dong."

"Katanya lo suka sama gue. Kok cari yang lain?? Haha"

"Gue suka, tapi dikit."

"Jahat lo njer. Yaudah kalo gue jadi sama orang lain jangan nyesel lo"

"Kalo lo bahagia ngapain gue nyesel?"

"Pulang yok. Udah malem nih. Entar gue di cariin my teman teman."

"Yaudah, yuk"

Entah hubungan seperti apa yang dijalin oleh Ike dan Riko. Tetapi hal yang terpenting apapun perasaan mereka. Mereka tetap sahabat baik.




Uhuuuuyyy😋😋😋

Ekspetasi and Not Realita😐

And The My Ide tidak ada😆 idenya mentok sampek situ doang

Kekasih HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang