Kita Bertemu

1.1K 56 0
                                    


Ahkam langsung meluncur menuju alamat yang diberikan oleh Dhika.

Azmi yang melihat kakaknya sangat kasihan karena ia tidak pernah sekhawatir ini pada seseorang.

"Jangan khawatir kak, azmi yakin kok kalo kak Ike nggak kenapa napa. Dia orangnya kuaat." ucap azmi dengan harapan ahkam bisa sedikit tenang.

"Iya dek," jawab ahkam dengan singkat

Ahkam pov . . .

Sejak ia datang, hari hari ku sedikit berbeda. Ada sesuatu dalam dirinya yang membuat ku selalu penasaran padanya.

Inginku selalu dekat denganya. Senyumnya yang membuat hatiku selalu berdebar. Canda tawanya yang membuatku selalu merindu.

Baru hari ini tidak bertemu denganya itu membuat ku berfikir kemana mana.

Dan aku tidak pernah merasa sekhawatir ini pada seseorang.

Pov ahkam selesai . . .

Akhirnya mereka telah sampai ditempat yang mereka tuju. Alamat itu sama, tetapi rumah itu dalam keadaan sepi.

Ia mengetuk pintu, bersabar menunggu seseorang yang keluar. Tetapi nihil, tidak ada yang keluar.

Ia mengetuknya lagi kali ini ketukanya sedikit lebih keras. Tetapi tetap tidak ada yang menyahuti ataupun membuka pintu nya.

"Mungkin nggak ada orangnya kak, kita pulang aja ya, besok kita cari lagi." ucap azmi.

"Bentar dek." ucap ahkam

Ahkam kembali mengetuk pintu tersebut dengan harapan ada seseorang yang keluar dari sana.

Setelah menunggu beberapa lama, tidak ada jawaban satupun darinya.

Ahkam sudah pasrah, dengan perasaan sedikit kecewa ahkam beranjak pergi dari tempat itu.

Sebelum melangkahkan kakinya, ia mendengar seseorang membuka snap pintu. Ahkam langsung berbalik arah melihat siapa yang membukakan pintu tersebut.

"Ikee" ucap ahkam dengan nada kaget.

Pasalnya ike keluar dengan keadaan pucat pasi, badanya terlalu lemah untuk dibuat berdiri. Matanya bengkak dan perban masih terikat ditanganya.

"Kok tau kalo aku disini?" tanya ike lemah.

"Kita ke rumah sakit aja yuk, kamu kek gini, kenapa nggak ngehubungi saya? Kenapa nggak bilang ke saya kalo kamu maksa pulang? Kenapa nggak bilang ke saya kalau kamu pindah rumah? Kenapa? Apa saya bukan siapa siapa kamu? Apa saya tidak begitu penting untuk kamu? Dan apa kamu sudah tidak menganggap saya ada." ucap ahkam panjang lebar dengan perasaan yang sangat kacau.

"Tapi kenapa?" tanya ike dengan lembut.

"Saya khawatir sama kamu!! Saya benar - benar khawatir. Untuk kali ini saja, saya mohon. Jangan buat saya merasa kehilangan kamu" ucapanya semakin melemah.

Ike hanya diam dengan menahan air matanya yang hampir akan jatuh.

Tiba - tiba ia memeluk ahkam dan menangis sejadi jadinya. Ahkam mengeratkan pelukanya dan mencoba menenangkan ike.

Ike masih terisak tangis. Ahkam tidak tega untuk itu, ia hanya bisa diam dan mencoba menenangkanya.

Setelah beberapa lama, ike melepaskan pelukanya dari ahkam. Baju ahkam basah karena air mata dari ike.

"Kamu kenapa?" dengan penuh perhatian dan mengusap air mata yang ada di pipi ike.

Ike tidak bisa bercerita tentang segala masalahnya. Ia takut jikalau semuanya benar - benar terjadi.

Kekasih HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang