Akhirnya, setelah berjuang bertahun-tahun kami bisa menangkap gadis itu. Gadis yang selama ini menjadi incaran seluruh polisi di dunia, bahkan CIA dan FBI pun kesulitan untuk menangkap gadis yang segesit belut itu.
Wajah dinginnya penuh dengan aura pembunuh. Tubuhku tidak mampu menahan diri agar tidak gemetar saat melihatnya.
Joana ... si pembunuh berdarah dingin yang kabarnya telah membunuh lebih dari 1000 orang selama ini. Dengan kemahirannya menggunakan pistol bahkan penembak jitu kami tidak ada apa-apanya dibandingkan gadis itu.
Melihat ketenangannya, aku kembali berpikir... benarkah perjuangan kami bertahun-tahun ini yang pada akhirnya membuahkan hasil, ataukah gadis itu sengaja membiarkan dirinya tertangkap?
Entahlah aku tidak tau. Yang pasti gadis itu harus dihukum mati karena dosa-dosanya, dan dengan tanganku sendiri akan kulenyapkan pembunuh itu.
Awalnya... awalnya aku berniat demikian tapi, ketika aku mengetahui siapa dia sebenarnya. Aku ingin melindungi gadis itu.
Menghajar orang-orang yang memaksanya melakukan semua ini, menyiksa gadis 14 tahun tanpa dosa membuat ia kehilangan arah. Membenci diri sendiri sampai-sampai sebuah kematian terlihat bagai oasis untuknya.
Katakan padaku Joana, katakan siapa yang begitu menyakitimu seperti ini?
"Nama?"
"Joana Lewis," jawabnya tenang. Seperti tidak terusik saat dikelilingi oleh puluhan polisi yang menatapnya penuh amarah.
"Umur?"
"Tiga puluh tahun," ketenangan itu masih tidak menghilang bahkan setelah berpuluh-puluh petanyaan aku ajukan. Gadis itu menjawab dengan cepat dan lugas. Tanpa menyembunyikan kebenaran sedikitpun.
"Itu saja?" tanya-nya setelah kami terdiam selama 2 menit. Aku memaksa kepalaku mengangguk, sejujurnya rasa takut masih saja menghantuiku. Wajah dinginnya pun ikut membuatku beku.
Bagaimana mungkin gadis 14 tahun tanpa dosa itu berubah menjadi dingin seperti ini, apa saja yang ia lalui selama ini?
"Maukah kau pergi bersamaku, membuang masalalumu?"
"Tidakkah kau bosan, Mengulang-ulang pernyataan yang sama? Dengarkan aku baik-baik. Bahkan seribu kali lagipun kau bertanya, jawabanku akan tetap sama. Tidak! Aku tidak ingin membuang masalaluku."
Aku benci, benci untuk mengakui bahwa aku tidak lagi bisa membujuknya. Bahwa waktu yang kumiliki untuk menatap wajah dinginnya mulai habis.
Tuhan, mengapa kau memberikan rasa ini padaku? Perasaan yang baru pertama kali aku alami. Tidak sulit untukku mengartikannya, tidak sulit juga untukku mengungkapkannya. Tapi mengapa sangat sulit untuk kupertahankan. Mengapa sekalinya aku merasa cinta, gadis itu malah sebaliknya. Aku bahkan rela menggantikan nyawaku, asal ia bisa bahagia. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi, mengingat ia tidak ingin bahagia.
Seminggu berlalu sejak pertama kali kami mengintrogasinya. Hukuman gadis itu sudah di tentukan. Ia adalah musuh dari seluruh kepolisian dunia.
-----
Joana adalah mafia yang paling ditakuti saat ini. Ia dijuluki malaikat kematian, bukan karena kemampuan bertarungnya yang memang sangat baik, lebih karena gadis itu mampu menghidupkan orang yang hampir mati sekalipun. Ia terlibat dalam banya kasus.
Perdagangan manusia, perdagangan senjata, penculikan, pembunuhan, dan masih banyak lagi. Dari orang dewasa bahkan anak-anak akan menjadi korbannya. Sudah tercatat lebih dari 100 anak berusia kurang dari 10 tahun yang meninggal di tangannya.
"Raza.... aku mendengar semua yang kau katakan pada pelacur itu," Raza merasakan seseorang rekannya menepuk bahunya.
"Dia monster Raza! Seperti apapun masalalunya, saat ini ia sudah menjadi monster. Bayangkan nyawa yang sudah ia lenyapkan, itu berjumlah ribuan bukan puluhan atau ratusan. Ia membunuh untuk mengambil organ dalam mereka, ia membunuh demi kelancaran transaksi mereka... intinya dia membunuh orang dan terus saja membunuh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Love
RomanceRaza menatap gadis itu dengan pandangan kosong, selama tiga hari ia mengintrogasi gadis itu. Lagi, dan lagi ia hanya mendapatkan jawaban yang sama. Tidak, bukan karena jawaban yang tidak relevan. Namun, karena gadis itu mengakui semua perbuatannya d...