1. Senyuman itu

3.9K 309 43
                                    


Seorang gadis yang di bilang masih muda.

sedang berjalan tertatih sembari membawa secarik kertas yang bertuliskan alamat.

2 hari ia berada di jalanan di kota Seoul yang sangat berkembang ini, tanpa tidur dan tanpa makan.

Di usir oleh keluarganya sendiri, kejam memang.
tetapi inilah beban yang harus ia terima.

Hamil oleh orang yang tidak ia kenal, ia masih ingat bagaimana wajah Appanya yang begitu penuh amarah, mengusir dari rumah tanpa sepeser uang pun.

Satu-satunya cara ialah.

Ia harus mencari namja brengsek itu.

Apartement 말크 nomor 57

Dia telah sampai di tempat tujuan.

*tok tok

SANA POV

"Nuguse- kau??" Kagat namja itu ketika membuka pintu.

"Kau mengingatku?! Kalau begitu ini!!" bentak Sana sekalipun tenggorokannya terasa kering.

2 hari ia belum makan dan minum hanya untuk mencari rumah namja brengsek di depannya.

Sana melempar tespeck bukti pengecekan kehamilan pada namja itu.

Namja itu sontak terkejut saat melihat, terbentuk tanda '+' dari tespeck itu.

"Mana mungkin !!" Ucapnya tidak percaya.

"Aku hamil !! Kau harus bertanggung jawab karena memperkosaku di club 2 minggu yang lalu !!" Teriak Sana dengan wajah pucat pasinya.

"Tidak!! Kau pasti salah.. hahaha.. jangan mengada, ini pasti kau hamil dengan pacarmu atau pria lain di club, kau meminta pertanggung jawaban padaku untuk memerasku kan? Kau tau aku anak orang kaya kan?!" Bentak namja itu.

*plakk

Satu tamparan berhasil mendarat keras di pipinya.

"Jika semua tuduhanmu itu benar, buat apa aku selama 2 hari mencarimu!! Kau satu-satunya namja yang meniduriku!! " kata Sana, ia tak bisa menahan air matanya untuk menangis.

Namja itu terdiam, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, bahkan ia sendiri tidak begitu mengenal gadis di depannya ini.

"Siapa Mark?" Tanya seorang yeoja yang terbilang cukup paru baya muncul karena mendengar keributan di depan rumahnya.

"Hanya temanku omma" jawab namja itu dan menutup pintu buru-buru.

Ia menarik paksa lengan Sana keluar dari apaterment nya.

Sana begitu lemas, ia mengikuti langkahnya dengan berkunang-kunang, pandangannya sedikit kabur.

Namja itu telah sampai di depan apartement nya yang dekat jalan raya.

"Kau punya uang kan, aku panggilkan taxi, pulanglah!" Ucapnya.

"Jadi namamu Mark" ucap Sana pelan.

"Jangan pernah menemuiku lagi!!" Sahut Mark.

"Kau harus tanggung jawab" kata Sana lagi, suaranya semakin memelan.

"Tidak akan pernah!! Aku tidak percaya itu anakku!! " bentak Mark menuding-nuding ke arah Sana. "Sekarang cepat pulang!! Atau aku panggil polisi, jangan menemuiku lagi!!" tambahnya.

Setelah membentak Sana, namja bernama Mark itu berlalu dari hadapannya dan pergi meninggalkan Sana sendirian di pinggir jalan raya.

Ingin sekali ia berteriak tetapi tenggorokannya terasa tercekat.

The Greatest LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang