Sebuah Misi!

1.9K 215 16
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Qiu tiga!"

"Qiu lima!"

"Qiu Delapan! Hahaha. Kali ini gue pasti yang Menang. Giliran loe, Paus. Buka kartu loe!"

Kinal tertawa nyengir, "Sorry ya, Susilowati yang bahenol sekali,-"

"Njir, bahenol mata loe somplak. Bu Natali noh yang bahenol!" Sahut Sakti.

"Bacot! Buruan buka anu loe!" Sergah Susilo.

"Apaan?"

"Kartunyalah. Buruan!"

"Hehe.  Sorry, Sil. Kali ini lagi lagi anda belum beruntung. Karna kartu gue... Qiu Qiu. Hahahaha! Yes, gue menang lagi!" Sorak Kinal langsung mengangkat kedua tangan tinggi tinggi. Buru buru ia sambar tumpukan uang taruhan yang ada di tengah tengah lingkaran dia dan ketiga Devils Attack.

"Ahh, sialan! Gara gara loe nih Del, gue jadi kalah!" Seru Sakti, kesal, nyalahin Dellon.

"Iya nih. Gara gara si minyak Dellon cap gajah kayang, gue juga jadi ikutan kalah!" Imbuh Susilo turut nyalahin Dellon.

"Lah, kok gue? Kalian aja yang bego!" Protes Dellon.

"Loe juga bego kali. Orang loe juga kalah." Semprot Susilo.

"No! I'm not bego, but i'm smart."

"Smartphone?"

"Iyes sekali."

"Ehh, Del. Loe habis nginjek apaan sih? Deket deket loe bawaannya jadi sial mulu." Omel Sakti.

"Gue rasa nih ya, si Dellon musti dirukyah deh, biar sialnya hilang. Yuk, Sak! Kita bawa si Dellon ke Mama Uty biar dirukyah!"

"Loe bener, Sil. Kuylah!"

"Ehh ehh? Why kalian tarik tarik Me?" Seru Dellon panik, tiba tiba ditarik Susilo dan Sakti.

Susilo dan Sakti tidak pedulikan protesan Dellon. Karna terus berontak, maka mereka pun menyeret Dellon mirip lagi narik kaleng rombeng pakai tali.

Kinal yang melihat itu cuma tertawa terkikik saja, pasalnya tuh ketiga makhluk astral tidak sadar kalo sudah dia kibulin. Kartunya bukan Qiu Qiu, tapi Qiu jeblok, cuma ia samarkan saja salah satu kartunya, makanya tidak ada yang curiga.

"Wkwkwk! Dasar bego!"

---

Kinal berjalan di koridor kelas sambil menghitung hasil kemenangannya main kartu dengan Devils Attack. Sambil ngitungin duit, sesekali tawa cekikikannya terdengar menertawai si tiga makhluk astral yang berhasil ia kibulin.

"Lumayanlah. Bisa buat tambahan bayar uang kost. Oh iya sampai lupa. Lusa'kan jatah bayar uang kost? Duh, nyari duit tambahan lagi dimana ya?"

Ia termenung, mengetuk ngetuk dagu, berpikir dan memeras otak mencari jalan keluar untuk bisa bayar uang kost yang tinggal dua hari lagi harus ia bayar.

Tanpa ia sadari, ada Veranda yang sedari tadi melihat dirinya dengan tatapan heran. Pasalnya Kinal mondar mandir seperti setrikaan.

"Nal?" Tegurnya.

No respon!

"Kinal?"

Kinal masih no respon again!

"Ck, KINAL!"

"Ehh kodok ehh kodok kodok!" Latah Kinal terlonjak kaget. "Ehh? Ada Veranda. Hehe." Cengernya cengengesan.

Rencana Sang SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang