TYPO HARAP MAKLUM
Lets Vote & Comments
***
Tajam matanya bagai seekor elang gurun mengintai mangsa. Fokus dan tak pernah sedikit pun kedua matanya melepas sosok di depannya. Ia tak mau lengah, sedikit saja lengah maka bukan tidak mungkin ia yang akan terkapar bersimbah darah penuh luka, kalah.
Riuh ramai sorakan para penonton seolah tak ia dengar. Ia menempatkan dirinya bagai di atas tanah lapang yang luas dan tak berpenghuni. Hanya berdua, berhadap hadapan dengan lawan yang juga menatap tajam ke arahnya.
Set!
Tap Tap Tap!
Bug!
Bug!
Jdugk!"Ughh!"
Pukulan bertubi tubi yang datang bak hujan badai berhasil ia hindari, bahkan ia berhasil membalas serangan yang datang dengan pukulan balik tepat di rusuk lawan, membuat sang lawan terhuyung, limbung.
Hup!
Hyeaattt!Ia manfaatkan kesempatan itu, secepat kilat ia balik menyerang dengan pukulan bertubi tubi ke arah area titik mati lawan.
Namun...
Satu serangan balik tak terduga lawan yang terbilang nekat malah berhasil membuatnya nyaris jatuh. Beruntung ia memiliki keseimbangan cukup bagus sehingga tidak sampai terjatuh. Ia merasa bersyukur, karna pengalamannya dalam tawuran sedikit banyak membantu dirinya dari serangan yang tak terduga.
Ciaaattt!
Bug!
Jduagk!Brugk!!!
Dengan tenaga penuh, ia berlari dan menerjang lawannya, menyarangkan pukulan beruntun dan kali ini tepat mengenai dada serta dagu lawan, hingga sang lawan pun tersungkur jatuh, terkapar di lantai dan tak berkutik lagi serta tak mampu untuk bangkit kembali.
"Hwwwwaaaaaa... Kinal! Kinal! Kinal! Kinal!!!"
Sorakan penonton pun seketika menggema dua kali lebih ramai menyambut kemenangan Kinal yang berhasil mengalahkan lawannya dalam ajang tarung bebas di sebuah gedung tua yang sudah tidak terpakai lagi.
Untuk mencari duit, Kinal pun terpaksa mengikuti ajang tarung bebas yang rutin diadakan hampir tiap malam oleh para pecinta tarung bebas. Dalam ajang tersebut, tidak ada aturan baku, bebas dan yang pasti ilegal serta rahasia.
Sudah tiga kali ini Kinal mencoba peruntungan ikut ambil bagian dalam ajang tarung bebas itu, beruntung dia selalu menang, meski ia harus merelakan tubuhnya jadi sedikit babak belur dan lebam terkena pukulan dan tendangan lawan lawannya.
.
.
.Kinal tersenyum puas menatap duit lembaran ratusan ribu di tangannya. Honor yang ia dapat dari salah satu promotor yang bertaruh untuknya. Meski jumlah honor yang ia terima tidak sebanding dengan resiko yang ia tanggung, tapi setidaknya ia bisa mendapat pemasukan guna membayar uang kost, hutang dan juga mengisi perut serta menabung untuk membelikan gift buat pujaan hatinya, Veranda.
"Fuhhh... Lumayan banyak juga honor kali ini. Cukup untuk melunasi hutang hutangku ke Maul dan Si setan Susilo. Mantap Djiwa. Hahaha!"
"Ekhm!"
Kinal yang tengah menghitung honor yang ia dapat dikejutkan oleh suara deheman seseorang dari arah belakang. Ia pun buru buru menoleh ke belakang, melihat siapa yang berdehem tadi.
"Hai!" Sapa seorang gadis cantik berambut panjang dengan lesung pipit di pipi ketika tersenyum. Manis, itulah gambaran saat gadis itu tersenyum.
"Hai!" Sapa Kinal, pun tak lupa balas tersenyum ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rencana Sang SENJA
FanfictionGenre:Romance (bxg) Rate:18+ Note: GAK USAH DIBACA! Thanks...