Sekali Lagi, GRACIA!

1.1K 140 32
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Kamu yakin beneran gak mau ikut? Mama berharap banget kamu bisa ikut. Dari pada libur gak ngapa ngapain, kenapa gak ikut kami ke Paris aja?"

"Malas." Timpal Kinal singkat.

Shani membuang napas cepat. Lelah bujukin Kinal agar mau ikut liburan ke Paris. Kinal bersikukuh tetap tidak mau ikut. Padahal dia berharap banget Kinal mau ikut. Tapi mau apa lagi? Kinal tetap bersikeras gak mau ikut, jadi ya mau gak mau ia pun menyerah juga tak lagi membujuk.

"Sampaikan permintaan maafku ke ibu. Maaf aku gak bisa ikut gitu." Ucap Kinal.

Shani mengangguk. Ia beralih melihat Gracia yang duduk di kursi balkon sedang asik menikmati cemilan sembari bermain ponsel. "Gre, loe jadi gak ke Parisnya?" Serunya.

"Gak!" Timpal Gracia tanpa menoleh, tetap fokus pada ponsel pintarnya.

"Kenapa? Bukannya waktu itu loe pernah bilang ke gue kalo mau ke Paris nyusul Mama loe?" Shani berjalan mendekat.

"Gak pa-pa."

"Masih marah sama Mama loe?"

"Ck, udah deh gak usah bahas masalah itu. Bikin mood gue turun aja loe." Dumel Gracia menekuk muka, menatap bete Shani.

"Ck, dasar anak durhaka. Kualat tahu rasa loe ntar."

"Hihh, apa sih Shan. Berisik loe. Udah deh gak usah ganggu gue. Urusin aja tuh si cowok yang super duper nyebelin itu. Sana!"

Shani mendelik. Ingin rasanya ia menjitak kepala teman dekatnya itu. Ngeselin dan keras kepala serta sifatnya sebelas duabelas dengan Kinal. Klop, bak pinang dibelah dua. Sama persis, gak ada bedanya.

"Nal, loe mau kemana?" Seru Shani heran melihat Kinal yang tengah mengenakan jaket.

"Keluar, mau servis motor. Sekalian mau mampir ke tempat Pak Diman. Udah lama gue gak main kesana."

"Eh, loe mau keluar ya? Gue ikut dong. Bosen gue cuma diem mulu disini." Seru Gracia buru buru berdiri dari duduknya.

"Bosen? Kan ada Shani disini?"

"Karna ada dia disini makanya gue jadi bosen. Tiap hari lihat muka dia mulu. Bosen pakai banget."

"Heh! Loe ngomong apa?" Hardik Shani berkacak pinggang menatap tajam Gracia.

"Hehehe. Peace, Shan!" Cengir Gracia menganggak dua jari, menunjukkan simbol damai.

"Yaudah. Buruan ganti baju sana! Gue tungguin di bawah. Gak pakai lama." Ucap Kinal mengintrupsi perseteruan kecil Shani dan Gracia.

"Yes!"

Gracia buru buru berganti baju di kamar mandi. Sementara Kinal memilih keluar duluan, menunggu Gracia di bawah.

[…]

Gracia menekuk muka kesal. Ia pikir Kinal cuma sebentar servis motornya, tidak tahunya lama. Sudah satu jam, tapi Kinal belum juga selese menservis motornya dan itu makin bikin Gracia uring uringan sendiri.

"Kinal! Udah belum sih? Lama banget." Seru gadis itu sudah tidak betah berada di tempat itu, yaitu Bengkel motor kecil yang jauh dari kesan Bengkel bonafit dan bagus.

Kinal tak menghiraukan Gracia. Dia cuma melirik gadis itu sekilas dan kembali fokus pada aktifitasnya mengotak atik motornya yang hampir beres.

"KINAAAALLL!"

"Apa sih? Berisik banget. Sabar napa."

"Hihh, lama."

Kinal kembali fokus. Ia biarkan Gracia dengan segala rasa bosan yang menaunginya. Siapa suruh ikut. Orang udah dibilang cuma mau servis motor, masih aja maksa mau ikut. Sukurin! Dumelnya dalam hati.

Rencana Sang SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang