Rivalitas tanpa Batas!

1.7K 212 31
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

Ckrek!
Ckrek!
Ckrek!

Naomi melihat hasil bidikannya di layar kamera miliknya. Senyum puasnya pun langsung terukir di bibir manisnya. Perfect! Pikirnya.

Sekali lagi ia arahkan lensa kamera itu ke sebuah objek yang sedang berada di bawah, tepatnya di bangku bawah pohon rindang dekat lapangan basket. Karna dirinya saat ini berada di lantai dua koridor kelas, maka ia dengan begitu leluasa memotret objek tersebut tanpa merasa takut diketahui oleh objek yang ia foto.

"Ck, udah deh Mi. Gak bosen apa loe motoin Kinal mulu dari tadi. Gue yang cuma ngeliatin aja bosen," Decak Shania mencibir kelakuan Naomi yang tidak kenal lelah selalu mengambil objek yang sama, yaitu Kinal. Bukan sehari, tapi hampir tiap hari.

Naomi melirik Shania yang duduk bersama Veranda di bangku panjang koridor tepat di samping belakangnya. Senyum tipisnya pun terkembang meski hanya sebentar. Selanjutnya, ia kembali fokus pada bidikannya lagi.

Sedangkan Veranda memilih bersikap acuh tak acuh akan kelakuan Naomi, karna baginya itu adalah hal yang sudah biasa ia lihat dari Naomi. Ia tetap fokus pada Novel di tangannya.

"Sebegitu cintanya ya loe sama Kinal? Sampai sampai hampir tiap hari loe potoin gitu? Inget woy, Kinal itu pacar Veranda sekarang!" Cibir Shania, lagi.

Naomi masa bodo, tak peduli akan cibiran sahabat jangkungnya tersebut. Hanya indikkan bahu saja yang ia lakukan untuk merespon cibiran Shania. Lagi, Veranda bersikap acuh tak acuh dan terus membaca Novelnya.

"Ini lagi, pacarnya sedang difoto sama cewek lain malah diem aja. Dasar aneh." Kesal Shania beralih menyindir Veranda.

Veranda mengangkat wajahnya, melihat Shania sebentar dan kembali fokus pada Novelnya. Hanya senyuman simpul yang tercetak di bibir manisnya dalam menanggapi sindiran Shania.

Ck!

Lagi, Shania berdecak kesal. Selalu respon seperti itu yang ia dapati dari Naomi dan Veranda. Ia merasa bosen, cuma duduk menemani Naomi yang asik dengan dunianya sendiri, selalu memotret objek yang sama, yaitu Kinal dan juga Veranda yang selalu sibuk dengan Novelnya. Membosankan!

"Kalo bosen, mending loe cari hiburan lain aja sana!" Ujar Naomi tanpa melepaskan fokus matanya dari bidikannya, yaitu Kinal.

"Hiburan apaan? Loe kata sekolah ini taman hiburan. Aneh loe!" Timpal Shania, sengit.

Naomi cuma tertawa terkekeh saja, geleng geleng kepala mendengar ucapan Shania. Sahabat jangkungnya itu memang terlalu bawel orangnya dan mudah bosenan.

"Udah ahh, gue pergi aja. Bete gue disini."

Shania beranjak berdiri dan berlalu pergi diiringi dua pasang mata dari Naomi dan Veranda. Lagi, Naomi dan Veranda tertawa terkekeh pelan, geleng geleng kepala. Selanjutnya kembali fokus pada aktifitas mereka masing masing.

---

Tap Tap Tap

Veranda dan Naomi menuruni anak tangga menuju lantai dasar koridor. Keadaan koridor sudah sepi, bell masuk beberapa saat lalu berbunyi. Namun, karna guru pengajar kelas mereka tidak masuk, mereka memilih ke kantin untuk mengisi perut yang keroncongan.

"Mending mulai sekarang loe mulai belajar lupain Kinal deh, Mi." Ujar Veranda sembari tetap melangkah sejajar dengan Naomi. "Menyerahlah! Kinal jelas jelas udah memilih gue dibanding loe." Imbuhnya.

"Nyerah? In your dream." Sahut Naomi sengit. "Gue gak akan nyerahin Kinal gitu aja sama cewek gak punya pendirian kayak loe," Ujarnya, lagi.

Rencana Sang SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang