Kejutan Tak Terduga!

2.2K 192 55
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

***

"Ve!"

"Ehh, Kev?"

Langkahku terhenti ketika hendak keluar dari lorong toilet. Kulihat tak jauh di depanku ada Kevin dan Veranda. Aku tidak tahu Veranda habis dari mana, kalo Kevin aku tahu dia baru saja dari toilet, karna tadi aku sempat melihatnya masuk ke toilet. Buru buru aku langsung bersembunyi di balik dinding keluar toilet.

Bukan maksutku hendak menguping atau pun curiga, tapi situasi memaksaku berbuat demikian. Walau bagaimana pun juga, aku masih tidak percaya kalo mereka cuma sekadar teman biasa. Pasti ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.

"Ada apa?" Tanya Veranda.

"Ahh, nggak. Ntar malam Papa dan Mama mengadakan sukuran di hotel Santika. Yah, sukuran biasa gitu untuk keberhasilan bisnis Papa. Papa Mamamu juga diundang kok. Nah, kebetulan Papa nyuruh aku buat ngundang kamu secara pribadi. Gimana? Kamu bisa datang gak?" Ujar Kevin.

"Loh, Om Hardi udah balik dari Jepang? Kok aku gak tahu?"

"Kemarin pulangnya. Wajar sih, kan kemarin kamu pergi."

"Oh iya, lupa. Hehe."

"Gimana? Mau datang gak? Kalo gak mau sih gak pa-pa, ntar biar aku bilangin ke Papa."

"Ck, Om Hardi yang ngundang masa aku gak datang sih, gak enak dong. Lagi pula Papa sama Mama'kan juga pasti datang."

"So, gimana?"

"Oke."

"Hehe. Thanks, Ve."

Mereka berjalan bersama pergi dari tempat itu, aku pun perlahan lahan keluar dan melihat mereka yang berjalan menjauh.

"Humm, hotel Santika?" Lirihku.

Entah kenapa tiba tiba mentalku menjadi drop. Rasa minder itu kembali datang menyerangku. Inilah yang menjadi buah pikiranku selama ini. Perbedaan kasta antara aku dan Veranda itu bagai bumi dan langit, yang kembali memaksaku mau gak mau harus kembali berpikir realistis. Siapa aku dan siapa Veranda.

"Huft! Cinta, harta dan tahta. Besar nian perbedaan yang harus kuhadapi. Sanggupkah aku menghancurkannya? Merobohkan tirani yang begitu kokoh berdiri di depanku? Entahlah."

---

"Nal."

Kutolehkan kepalaku, melihat dia yang datang tangga rooftop dan kini berdiri di sampingku. Kukembangkan senyumku untuk menyambut dirinya.

"Tadi aku cariin kamu kemana mana, ternyata disini."

"Lagi pengen aja disini. Ada apa?" Sahutku bertanya.

Dia menggeleng, memelukku dan menyandarkan kepalanya di caruk leherku. "Kangen kamu," Ucapnya.

Aku pun terkekeh mendengar itu. Kedua tanganku pun bergerak membalas pelukannya dan mengusap lembut punggungnya. "Aku juga," Balasku.

Kubiarkan dirinya yang begitu erat memelukku. Demi apa pun itu, sungguh aku menyayangi dia, mencintai dia dengan segenap jiwa dan ragaku.

"Aku sayang kamu, Nal."

"Aku juga, Ve."

"Aku cinta kamu, Nal."

"Aku juga, Ve."

"I love you, Kinal!"

"I love you too, Veranda!"

Selanjutnya, keheningan menyelimuti kami. Aku dan dia sama sama terdiam, larut dalam moment ini. Angin sepoi sepoi yang berhembus menerpa tubuh kami, memainkan baju dan rambut kami. Pun sang mentari yang begitu hangat menyinari bumi, sehangat pelukan kami.

Rencana Sang SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang