Bagian 12

34 9 2
                                        

Happy reading!
Btw putar mulmed nya,emang gaada sangkut pautnya dengan ini tapi ini rekomedasi buat kalian kwkwk.semoga suka!

Mengeluh hanya memperkeruh keadaan.Nikmati saja,Tuhan tidak pernah salah memberikan takdir keoada para umatnya.-Damar

Satu hal yang mungkin suka kalian lupa bahkan saya.
Lupa bersyukur ketika diberi cobaan dan terlalu bersenang ketika diberi kebahagiaan.Padahal itu semua kan hanya semu?-Author

-Flor Phalosa-

Damar mengajak Flor untuk duduk di cafeshop dekat  jembatan tadi.

Flor sudah berhenti menangis.Matanya terlihat merah dan sembab.

Penampilannya pun sudah acak-acakan sekali.

Dirinya kini sedang melamun.Menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

Damar bingung harus berbuat apa.Dia tidak pernah melihat perempuan menangis seperti ini.

Pelayan datang membawakan pesanan mereka.Setelah itu,keadaan kembali canggung.Damar memutuskan untuk mencairkan suasana.

"Udah jangan sedih mulu,"ucap Damar.

Flor tidak menggubris ucapan Damar.Ia masih menatap kearah luar jendela.melihat kota Jakarta yang tengah diguyur hujan.

Sepertinya semesta tahu,kalau ada seseorang yang sedang bersedih.
Perlahan satu tetes air mata meluncur kembali dipipi Flor.

Ia mengingat setiap kejadian tadi.
Merenungi nasibnya yang selalu di atur oleh kedua orang tuanya.

Damar yang melihat itu,segera mengambil tissue dan menyodorkannya kepada Flor.

Flor menatap heran kearah Damar.

"Ini buat Lo,"ucap Damar.Flor mengambil tissue itu.
Damar menatap Flor yang mulai menghapus air matanya.Sesekali mengelap ingusnya.

Damar tidak habis fikir dengan mantan bos nya ini,kalau masalah pekerjaan saja garangnya minta ampun.Kalau gini aja nangis-nangis enggak jelas.

"Hidup gue gini banget ya.Enggak pernah bisa bebas,"Ucap Flor dengan tersedu-sedu.

"Masalah keluarga?"tanya Damar dengan hati hati.

Flor hanya mengangguk anggukan kepala.Setelah itu Damar hanya diam menunggu Flor bercerita.

"Kadang,gue pengen jadi orang miskin harta dari pada kaya tapi enggak ada yang peduli,"lirih Flor membuat Damar menoleh kearah Flor.

Flor melanjutkan ucapannya,"Kenapa hidup gue selalu diatur.Harus begini begitu,Bahkan percintaan gue aja masih diatur!"

Damar merasa iba dengan Flor.Dirinya pernah merasakan berada diposisi Flor saat hubungannya jelas jelas tidak disetujui oleh papanya.

"Lo juga,ngapain pakai acara nyelamatin gue sih!tadi itu udah nyaris mati,tapi Lo--"

"Mati enggak bakal nyelesain masalah,"sela Damar.

"Tapi seenggaknya,kalaupun gue mati gue nggak perlu capek capek nurutin kemauan orangtua gue,"balas Flor.

"Terus kalau lo mati,lo bakal bahagia gitu?otak lo kosong berarti!"Skak Damar membuat Flor terdiam ditempat.Damar menatap kearah Flor sejenak lalu melanjutkan ucapannya.

"Gini-gini.Kehidupan setiap manusia itu nggak cuman enak enak aja.Nggak cuman sedih sedih aja.Lo harus tahu,ketika lo berbahagia pada detik ini,kesedihan akan menjemput lo pada detik selanjutnya.Begitupun sebaliknya.Jadi,Lo nggak usah terlalu berbahagia saat mendapatkan kesenangan buat diri lo,dan lo juga gaperlu terlalu bersedih saat semesta sedang bertindak nggak adil.Itu hukum alam."Flor terperangah dengan ucapan Damar.Namun,dirinya masih tidak terima.

Flor PhalosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang