Bagian 11.Bunuh Diri

50 12 1
                                    

Happy reading!

Sejatinya,dua hati yang dipaksa menyatu sangat sulit bahkan mustahil untuk saling bersama.-Flor Phalosa.

Mengeluh tentang takdir bukan dengan cara menyakiti diri sendiri,mungkin kamu perlu membenahi diri.Bukan cuman mengeluh mengeluh dan saja.-Damar

-Flor Phalosa-

Damar menyusuri ibukota dengan berjalan kaki.
Setelah kejadian cek cok tadi pagi,dirinya bingung hendak mencari pekerjaan dimana lagi.

"Sial sial!baru dua hari kerja,udah dipecat aja!Emang dasar tuh nenek lampir!nggak tahu terima kasih apa?"sergah Damar.

Dirinya sudah hampir seharian berkeliling Jakarta untuk mencari pekerjaan.Namun hasilnya nihil.
Mereka sedang tidak membuka lowongan.

Damar hampir frustasi memikirkan semuanya.Ia tidak mungkin meminta bantuan teman temannya lagi karena dia juga sadar diri sudah sering merepotkan ini itu.

Kalau minta papa,pasti bakal dihina lagi gue.

Damar mengacak acak rambutnya karena pusing memikirkan nasibnya ini.

Damar memilih duduk ditrotoar dekat jembatan.

Lalu lintas sedang lumayan sepi karena mengingat hari sudah malam.

Damar mengibaskan map miliknya untuk mencari udara segar.Badannya terasa lengket dan bau.Rasanya ia ingin mandi di sungai ini juga karena saking gerahnya.

Damar tidak sengaja melihat mobil hitam yang melesat didepannya lalu berhenti di tepi jembatan.

Mata Damar tak terlepas dari mobil yang berhenti tidak jauh dari nya itu.

Kemudia turun seorang wanita yang berpenampilan acak acakan.

Damar seperti mengenali sosok itu. tapi dirinya tidak dapat  melihat dengan jelas wajahnya.

Wanita itu menoleh ke arah Damar.Damar pun berasa ke gep dengan tatapan itu.

Ternyata itu Flor Flor yang tadi.

Tatapan Flor tidak berlangsung lama karena wanita itu segera berbalik dan berjalan kearah jembatan.

Damar pura pura menatap jalanan karena takut disangka mengawasi Flor.

Damar akhirnya mencoba melirik kembali kearah wanita itu.Dan matanya terbelalak kaget karena melihat Flor memanjat jembatan.

Buru-buru Damar bangkit dan berlari kearah Flor.Ia meninggalkan tas dan kertasnya dipinggir jalan.

"Stop!!"teriak Damar mencoba mencegah Flor.

Flor menoleh sejenak namun kembali melancarkan aksinya.
Flor sudah berdiri di atas jembatan.

Sebenarnya dia agak ngeri melihat ke bawah.Karena kalau dirinya terjatuh,pasti akan tenggelam di sungai yang dalam dibawahnya.
Tapi dia sudah tidak bisa berfikir lagi,otaknya sudah tidak bisa berfikir jernih.

Flor merentangkan kedua tangannya dan bersiap untuk terjun.Namun tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Ngapain Lo disini?Turung nggak!"suruh laki laki yang tadi memeluknya dari belakang.

Damar mencoba menahan Flor yang hendak terjun ke sungai.
Dirinya reflek memeluk Flor.

Flor memberontak dan berusaha melepaskan pelukan dari Damar.

"Lepasin gue!udah nggak ada yang peduli sama gue lagi!ngapain gue hidup!"teriak Flor kemudian air kata membanjiri wajahnya.

Damar menarik Flor dan membawanya turun dari atas jembatan.
Ia kembali memeluk Flor dari depan.

Flor masih saja memberontak dan hendak naik keatas lagi.
Damar kembali memeluk Flor dan membawa perempuan itu ke dalam dekapannya.
Ia berusaha menenangkan perempuan itu.

"Sutt--lo tenang dulu.semua masalah bisa diselesain baik baik.nggak guna Lo lomcat dari atas sini" ucap Damar dengan perlahan lahan.Flor menangis histeris di dalam pelukan Damar.Bahunya berguncang.

Damar memberanikan diri mengelus bahu perempuan ini.

"Gue mau mati..."ucap Flor dengan lirih.

Damar tidak tahu mengapa dirinya senekat itu memeluk seseorang yang tidak ia kenal.Tapi yang jelas,dia tidak ada niatan jahat sama sekali.

"Mati nggak nyelesain masalah di hidup lo."Damar kembali menenangkan Flor.

Tiba tiba Flor kembali memberontak dan hendak naik keatas jembatan itu lagi.

Damar dengan cekatan menarik tangan Flor.

"Sut--pikiran lo lagi dikuasain setan.Lo harus tenang dulu,"ucap Damar kembali memeluk Flor.

"Hidup gue udah ancur!Gue udah nggak tahu lagi!"Flor masih saja memberontak dan hendak melepaskan diri dari pelukan Damar.

Damar yang kesal lantas melepas pelukannya.

"Yaudah sana lompat!kalau Lo mau mati silahkan,"tegas Damar.

Flor diam di tempatnya.

"Katanya mau mati?!ya sana cepetan Lompat!gue nggak peduli!"ujar Damar lalu berjalan melewati Flor.

Tubuh Flor merosot di bahu jembatan.Ia kembali terisak.

Flor menundukkan kepalanya membuat rambut perempuan itu muntupi wajah cantiknya.

Mendengar isakan dari Flor,Damar yang tidak tega akhirnya berbalik.

Damar berjongkok menyetarakan tubuhnya dengan tubuh Flor.
Damar meminggirkan rambut Flor yang menghalangi wajah perempuan itu.

Dirinya menghapus air mata Flor.
Flor tertegun melihat tindakan Damar.

"Udah nggak usah nangis lagi.Lo kalau ada masalah,selain.Jangan malah ngelakuin hal gila kaya gitu.Nggak ada untungnya,"ujar Damar dengan nada rendah.

Flor mendongak melihat wajah laki laki dihadapannya ini.

Ia merasa berdosa telah memecat Damar hanya karena hal sepele.

Ternyata Damar sebaik itu.
"Sorr--ry,"ucap Flor sambil  sesegukan.

Damar menghela nafas.Ternyata perempuan yang ditolongnya ini adalah mantan bos dikantor yang memecatnya tadi.

"yaudah,Lo tenangin diri Lo dulu,"ucap Damar ikut duduk disamping Flor.

-Terimakasih-

Aku comeback setelah beberapa hari nggak update huhu:(

Hari ini hari terakhir setelah dua bulan event grasindostoryinc doain aku ya teman teman:) semoga bisa jadi salah satu yang bisa meneruskan cerita diakun tersebut aminn💚

But,apapun hasilnya kedepan,aku bakal tetep nerusin cerita ini.bahkan harus tamat sebelum aku ultah wkwkk:) tanggal 15 febuari ya😂😂

Doakan saja.terimakasih udah vote dan baca ceritaku sampai sejauh ini,maaf kalau suka menyelewengen dari jadwal update dan mungkin masih banyak kekeliruan,maafin yaa:3

See you againn🔥🔥🔥

Flor PhalosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang