Happy reading😘💕Ditya pov
Cukup kacau keadaanku sejak kejadian tadi.Memang awalnya aku ingin mampir ketempat jus langganan shena tepatnya didepan kompleks rumah shena.Kukendarai motorku dengan pelan saat ku melihat wanita yang selama ini kucari keberadaannya.Akupun memilih untuk memakirkan motorku dan memilih menghampirinya.Namun entah mengapa sikapnya berubah.Dan hal yang cukup mengejutkan untukku saat kata putus itu terucap dibibir mungilnya dan ia pergi meninggalkanku yang masih mematung ditempat itu.Akupun memilih untuk pulang dan mengistirahatkan tubuhku kekasur king sizeku.
"Argggghhh..kenapa sih shena putusin gue..apa alasannya coba.."ujarku frustasi sembari menjambak rambutku.
"Masukk."ujarku dengan setengah berteriak.
"Kamu kenapa dit?Ada masalah?"Ujar wanita paruh baya yang biasa dipanggil mama oleh ditya
"Ditya gapapa ma.Ada apa ma?"ujarku
"Kamu ditunggu papa diruangannya.Temui gih."ujar mama yang hanya kubalas dengan anggukan.
Lalu segera beranjak menuju ruang kerja papa.tok..tok..tok
"masuk."ujar papa didalam sana
Akupun segera masuk dan menutup kembali pintunya.
"ada apa pa?"ujarku penasaran
"Gimana dengan sekolah kamu?Kamu ingin melanjutkan kemana ditya?"ujar papa
"Ditya kurang tau pa.Ditya sih pengennya lanjut disini aja."ujarku
"Hmm..gimana kalo lebih baik kamu melanjutkan kuliah diluar negeri saja.Kebetulan papa sudah mendaftarkan kamu kuliah di jerman."ujar papa santai
"jadi papa udah daftarin aku?"ujarku yang hanya diangguki oleh papa
"lha terus ngapain tadi papa tanya ke aku soal keinginanku kuliah."ujarku sembari mendengus kesal
"tapi kamu mau kan?"ujar papa yang hanya membuatku memilih diam
"Diamnya kamu papa anggep iya dan 2 minggu lagi keberangkatan kamu ke jerman."ujar papaAkupun memilih keluar ruangan papa dan membaringkan tubuhku dikasur king sizeku.Entah mengapa lidahku terasa kelu untuk membantah semua perkataan papa.Mataku terpejam tiba-tiba muncul sekelebat bayangan shena.Yaph aku bingung dengan semua masalah ini.Sangat bingung.
***
Hari ini aku mulai sibuk mengurus surat surat kepindahanku.Sembari menunggu pengumuman aku mengikuti acara seminar ptn yang diadakan disekolah.Acara memang sudah selesai aku masih berada dikantin untuk sekedar mengobrol dengan teman-temanku siapa lagi kalo bukan vino dkk.Cukup lama aku berada dikantin.Didepanku sudah ada semangkok bakso dan segelas jus melon yang hanya kupandangi saja.Sementara teman-temanku yang lain sudah mulai cabut.Tiba-tiba aku dikejutkan seseorang siapa lagi kalo bukan pak edo kakak ipar shena.
"Hayoo ngalamun mulu.Nglamunin apa sih dari tadi?"ujar kak edo
"gapapa pak.Aku lagi bingung aja."ujarku sembari menyeruput jus melonku.
"Makan dulu nanti baru cerita.Kasian tuh makanan kamu belum tersentuh sama sekali."ujar pak setya lalu memasukkan sesendok siomay.
Suasana pun hening karena tak ada yang membuka percakapan sama sekali.Mereka sibuk menyantap makanannya masing-masing.
"Keruanganku aja,disini rame."ujar pak edo yang hanya kubalas dengan anggukan.
Aku dan kak edo memilih untuk masuk keruangannya.Aku pun memilih tidur sambil menyalakan tv diruangan pak edo.Memang ruangan pak edo dibuat seperti kamar dirumah.Diruangan tsb terdapat kasur dan juga sofa serta tv dan kulkas yang terdapat berbagai macam isi didalamnya.
"Jadi kenapa dit?"ujar kak edo
"saya bingung kak.Papa saya nyuruh saya buat kuliah diluar negeri.Selain itu juga saya bingung dengan hubungan saya dan shena."ujarku
"memangnya kenapa dengan shena?Dia tidak mengizinkan kamu?"ujar kka edo yang hanya kubalas dengan gelengan kepala
"lha terus?"ujar kak edo
"Saya bingung dengan shena akhir akhir ini dia berubah.Entah mengapa dia menjauhi saya bahkan kemarin shena meminta putus.Padahal kan saya gak ada salah sama dia."ujarku
"kamu sabar aja dit.Mungkin shena kayak gitu juga ada sebabnya."ujar kak edo yang kemudian terdengar handphonenya berbunyi."Assalamualaikum.Kenapa del?"
"......."
"Apa?oke-oke aku bakal kesana sekarang.Udah tenangin diri kamu."
tut..tutt.."Ada apa pak?"ujarku
"Shena kambuh dan masuk rumah sakit."ujar kak edo cemas
"Hah?Shena masuk rumah sakit.Aku ikut kak."ujarku yang kemudian dibalas angguan oleh pak edo.***
Aku masih berada dirumah sakit duduk dibangku dengan kepala yang kusandarkan bangku.Lelah letih lesu dan cemas bercampur menjadi satu.Disana juga masih ada kak della,kak edo serta kedua orang tua shena.Sementara adiknya sudah pulang karena ada sesuatu urusan.Sudah sejak tadi shena masih belum sadarkan diri.Yaph dia kritis.Dokter pun keluar dari dalam ruangan.
"dok gimana keadaan anak saya?"ujar ayah shena sementara ibunya tak henti hentinya meneteskan air mata.
"Hmmm...saya sudah berusaha sebisa saya.Bapak dan keluarga berdoa saja semoga shena segera sadar dari masa kritisnya.Sebab keadaan shena semakin ngedrop."ujar sang dokter lalu meninggalkan kami
Aku diam ingin rasanya ku menangis namun entah mengapa air mataku sulit untuk keluar.Aku tau alasan shena menjahuiku dan meminta putus juga karena ini.Ia telah menyembunyikan penyakitnya dibelakangku.Sakit memang dibohongi tapi aku juga tak bisa menyalahkan shena.Adzan isya berkumandang akupun beranjak untuk menunaikan sholat dimusholla rumah sakit.Aku berjalan gontai menuju musholla.Seusai sholat aku tidak langsung pergi aku masih duduk dengan bersandar tembok mushola.Pikiranku mulai menerawang memikirkan shena gadis manis yang dulu selalu tersenyum.Namun sekarang sedang berjuang melawan penyakitnya.Jahat..itulah yang mampu mendeskripsikan diriku saat ini.Aku menyesalinya.Namun apa boleh buat penyesalan ini sudah tak berarti lagi."lo emang bodoh dit.Harusnya lo itu tau kalo pacar lo itu sakit dan sedang berjuang.pacar macam apa lo tega ngebiarin pacar lo berjuang sendiri ngelawan penyakitnya.Harusnya lo itu support dia bukan malah lo sibuk dengan dunia lo sendiri..Lo bodoh dit.BODOH.."ujarku sembari menjambak rambutku kasar
Jangan lupa vote🌟dan comment😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit Of Love
Teen FictionTentang perjuangan seorang gadis yang memiliki penyakit mematikan.Awalnya ia merasa putus asa tapi semenjak ada dia hidupnya terasa lebih nyaman dan indah.Ia menjadi lebih semangat karena ada sebuah energi cinta dari orang tsb.