Malam itu masih hujan, setiap rintik-rintik air mengalir deras kesetiap tempat dan jalanan. Hujan masih membasahi bumi, tapi tidak dengan hati Ranya. Hati Ranya saat ini masih geram dengan kejadian yang dialami. Hati Ranya mungkin mengeras seperti batu. Ranya hanya bisa berdiam. Ranya masih berdiam didalam mobil Jun. Ranya berharap Ia akan cepat sampai di tempat keberadaan motornya itu. Ranya merasa canggung dengan Jun, didalam mobil berdua tanpa mengatakan sepatah katapun. Lagian apa lagi yang harus dibicarakan?
Oh iya lupa.
Ranya mulai membuka pembicaraan "Apakah aku boleh bertanya?"
Jun melirik ke arah Ranya "Hmmm?"
Ranya mengangkat hapenya "Bagaimana kau bisa tahu password handphoneku?"
Jun masih menyetir dan seketika tertawa "hahaha, mungkin anak SD pun tahu apa passwordmu"
Ranya mulai kesal "aku bertanya dengan serius, tolong jawab yang serius!"
Jun belum menjawab kembali pertanyaan Ranya, tapi mereka sudah tiba ditempat tujuan
"Baik kita sudah sampai" sahut jun
Ranya mulai melihat sekeliling dan menyabut save belt "oh ya, baik terima kasih atas tumpangannya"
Tapi Ranya bingung, diluar hujan deras, bagaimana Ia akan turun dari mobil. Itu berarti dia akan kehujanan kan?
"tapi diluar masih hujan? Apa kau membawa mantel?" tanya Jun
Ranya baru ingat, ia bahkan tak membawa mantel. Dan kalian tahu? Saat ini Ranya memakai jaket berbahan kain tipis. Tolongin Ranya Tuhan.
Ranya memasang raut wajah bingung "aish, aku lupa membawanya Jun"
"Kalau begitu, tunggu sebentar" Tiba-tiba si Jun turun dari mobil. Ranya sedikit terkaget. Jun mengambil sebuah jaket tebal berbahan parasut yang ada dibelakang bagasi. Kemudian,ia membukakan pintu mobil untuk Ranya.
Jun sambil membawa jaketnya "Keluarlah Nona telur"
Ranya mulai keluar dari mobil, ia bingung maksud Jun dengan Jaket yang ia pegang. Jun mulai mendekat disamping Ranya, dan mengangkat jaket parasut untuk melindungi kepala mereka berdua. Dan saat ini Ranya dan Jun sangat dekat. Ranya sedikit kaget dengan perlakuan Jun kepada dirinya.
Ranya menatap Jun lekat-lekat, dan memasang raut wajah bingung kearah Jun
"kenapa bengong? Ayo jalan.." ucap Jun sambil berjalan memandu Ranya dengan mengangkat jaket ke atas kepala mereka
Ranya tersadar dari lamunanya "oh ya-ya" kemudian Ranya mulai melangkahkan kakinya
Mereka berdua menyebrang jalan yang sudah dibasahi oleh tiap rintik-rintik hujan. Mereka menuju kearah motor Ranya berada. Namun, saat ini kalian harus tahu. Tiap rintik-rintik hujan ini, membuat Ranya mulai merasakan sesuatu yang berbeda saat berada didekat Jun.
Ranya? Apa kau mulai merasa nyaman dengannya?
Sekarang, ia mulai merasa jantungnya berdegup abnormal dari biasanya.
Tidak lama kemudian, untuk pertama kalinya senyum sumringah Ranya muncul. Untuk siapa senyum itu? Untuk Jun tentunya.
Jun dan Ranya sudah berada tepat didepan motor itu.
Ranya mencoba meraih kunci motor di saku jaket "Terima kasih sekali lagi" Ucap Ranya sambil wajahnya menghadap Jun
Jun mulai memasangkan jaket parasut itu "Pakai ini, agar kamu tidak terlalu kehujanan, dan hati-hati dijalan"
Sumpah demi apa? Jun memasangkan jaket itu kepada Ranya?
Ranya apakah kau masih baik-baik saja? Maksudnya, apa jantungmu masih baik?
TBC(To be Continue)~
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret [SUHO EXO]
FanfictionOrang aneh.... Ranya tak pernah tau, bertemu orang asing yang tak dapat dilihat wajahnya bisa se absurd ini..... Astaga!