#FL 10

31 5 0
                                    

Sorry typo bertebaran

Mia terus saja menangis di dalam kamarnya. Setelah berdebat dengan dafa, mia langsung memutuskan menuju rumah mamanya.

Saat sudah di rumah, mia hanya menangis tersendu sendu. Mama mia yang melihatnya jadi khwatir.

Tok Tok

Miaa, ada apa nak. Mama bisa masuk?

Sudah berkali kali mamanya mengetuk ngetuk pintunya. Namun hanya di jawab dengan isakan tangis oleh mia. Mia yang merasa kasihan karena mamanya yang terus berada di depan kamarnya akhirnya menghapus bekas air mata yang ada di pipinya dengan punggung tanganya.

Kamudian mia bangkit dari kasurnya lalu menuju pintu kamar untuk membukakan pintu untuk mamanya.

Mama mia yang melihat pintu kamar yang sendari tadi dia ketuk akhirnya terbuka juga. Di lihatnya hidung mia yang memerah dan matanya yang bengkak karena menangis.

Setelah mia membukakan pintu kemudian mia kembali duduk di kasurnya dengan di ikuti mamanya dari belakang. Saat mama mia sudah duduk berseblah dengan mia di kasur, kamudian mama mia merangkul mia dan meletakkan kepala mia di bahu.

"Ada apa? Apa kamu ada masalah dengan dafa hmm?"

"Iya" jeda mia lalu terdengar hembusan nafas kasar.

"Mia capek ma. Mia lelah di giniin terus. Dafa jahat maa"

"Apa yang dafa lakukan?"

"Sikap dafa itu eneh ma. Dia selalu marah marah ke mia. Tapi itu semua mia tahan"

"Tapi yang ini benar benar kelewatan dafa nyakitin mia. Dengan cara nampar mia, maa"

Mama mia yang mendengar permasalahan mia kemudian mengelus elus puncuk kepala mia.

"Apa lebih baik masalah ini kamu selesaikan dengan baik baik"

"Apa lagi yang harus di selesain ma. Semua udah jelas. Mia juga udah cape"

Mama mia yang mendengarnya hanya menghembus nafas berat.

"Ya sudah. Mama ikut ke mauan kamu aja"

"Gih istirahat"

Ucap mama mia kemudian bangkit dari duduknya tidak lupa mencium kening mia. Lalu melangkah pergi dari kamar mia.

Mia terus memperhatikan Mamanya hingga lama kelamaan mengilang dari pandangan dina.

Sudah satu jam mia tidak tidur tidur. Walaupun sudah berusaha untuk memejamkan matanya. Tapi hasilnya tetap sama.

Mia masih memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya antara mia dan dafa. Tiba tiba mia jadi teringat dengan rafa. Sudah dua bulan lebih tidak ada kabar dari rafa.

Mia merasa seperti di jauhi. Padahal dulu rafa janji tidak akan menjauh dari mia. Tapi kenyataanya?

Kemudian mia mengambil hanpone yang berada di sampingnya. Mia menyalakan data selulernya. Tidak lama kemudiam muncul banyak pesan dan telpone. Tapi hanya satu orang. Siapa lagi kalau bukan dafa.

Mia tidak ada niatan untuk menjawab pesan atau telpone dari dafa. Mia sangat kesal sekarang.

Tanpa mia pikir, mia tiba tiba langsung memencet kontak rafa. Akhirnya mia memutuskan menchat rafa.

Rafa

P
P
Raff

Iya?

Kamu dari mana aja tumben jarang chat aku

Tugas lagi numpuk nihh

Forever Love [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang