Chapter 2 || First Message

68 8 5
                                    

Kita punya tugas suci untuk saling mencintai...
***

FLASHBACK ON

August,27

Siang yang terik membuat siswa lelaki ini memacu langkah kakinya.Sesekali ia menghapus keringat yang mengucur didahinya. Tubuh 171 cm itu,tetap memacu langkah gontainya ketika berada 10 meter dari pintu rumahnya.
Gerah. Satu kata yang dapat menggambarkan suasana siang ini. Panas kali ini berbeda dari biasanya.

"Rey! Kerjakan PR mu... Nanti malam kau ketiduran lagi!" teriak Yohanna dari dapur.

"Iya bu! Akan ku kerjakan sore ini.. Aku capek..." Jawabnya beberapa detik setelah ia membanting pintu kamarnya.

Belum sempat mengganti pakaian,ia mengingat-ingat tugas dari gurunya. Dirinya lupa. Bahkan yang teringat baginya,ia tertidur pada jam pelajaran matematika. Ia meraih ponsel.

Judith:
+ kita punya PR tidak?
- Entahlah.. Persetan dengan tugas-tugas itu.. Akan ku kerjakan di sekolah saja besok pagi. Jika kau ingin bergabung,ku persilahkan...

Anand:
+ bro! Si kumis tebal memberi tugas tidak?
- kau kemana saja? Tidakkah kau memperhatikan saat gurumu berbicara?
+ maaf,aku tertidur
- itu salahmu.. Jangan tanya padaku

Natania:
+ ada PR?
- TANYA PADA YANG LAIN! AKU SEDANG PATAH HATI!!! JIKA KAU GANGGU AKU LAGI,,, KU SUMPAL MULUTMU PAKAI SANDAL JEPIT!

Theresia:
+ Tessa,adakah kau mendengar hari ini kita diberi PR?
- Yang benar saja Rey,aku tidak masuk hari ini

Arman:
+ Man,ada PR tidak?
- Memangnya kita satu kelas ya?
-maaf,aku lupa!

Andrea:
+ hey,adakah tugas hari ini?
- aku tidak tahu.. Aku cabut selama 4 jam pelajaran

Windy:
+ Win,ada PR untuk besok?
-akan kujawab setelah kau membalas cintaku,Rey...

Bianda:
+ Hey,ada tugas kah?
- Kenapa kau mengacuhkan Windy?
+ tolong,jangan bertanya balik!
- akan ku jawab setelah kau memberi alasan kenapa kau acuhkan sahabatku
+huft!

Tinna:
+ Tin,kita ada tugas tidak?
- ya,kita punya tugas suci untuk saling mencintai..
+ Terserah!

"Dasar,Orang gila!" umpatnya.

Rey menggaruk kepalanya yang tentu tidak gatal.
Ia melirik satu kontak yang tak pernah ia ajak ngobrol setelah lama menyimpannya.
Sebenarnya,siswi ini adalah teman sekelasnya. Tetapi mereka tak pernah bertegur sapa. Rey memutuskan untuk mengiriminya pesan.

Mezia:
+ hai...
- ya.
+ Ini Mezia bukan?
- saya sendiri,maaf.. Ini siapa?
+ ouh,aku Rey.. Kita di kelas yang sama. Kau tahu aku?
- tentu,bagaimana tidak.. Jarak antar meja kita tak lebih dari setengah meter
+ aku tahu itu...
- ada apa mengirimi ku pesan?
+ sebelumnya,maaf jika aku mengganggu... Aku tertidur saat jam pelajaran matematika siang ini... Aku tidak tahu ada tugas atau tidak... Aku telah menanyakannya kepada hampir seluruh teman-teman sekelas kita.. Tidak ada satu pun yang menanggapiku dengan baik.. Jadi aku bertanya padamu...
- penjelasanmu berbelit-belit.. Tapi ku hargai itu... Tugas kita ada di buku pegangan halaman 146.. Selesaikan hingga essaynya kau tuntaskan..
+ syukurlah.. Ada teman baik sepertimu... Aku benar-benar berterimakasih...
- kau berlebihan
+ sekali lagi terimakasih...
- kembali...

Rey meletakkan ponselnya. Itu kali pertama mereka berbalasan pesan. Sebelumnya, jangankan bercengkerama, bersapaanpun tidak pernah.

***

Mezia menutup resleting tasnya. Ia bersiap-siap mengistirahatkan mata. Ponselnya berdering,sebuah pesan masuk.

Rey:
- Me.. Bisa kau bantu aku?
+ kenapa Rey? Bukankah aku telah memberitahu PR untuk besok?
- bukan soal itu,aku tidak mengerti sama sekali... Bisa kau ajarkan aku? Aku akan meneleponmu...
+ jangan! Ibuku bisa marah jika aku mendapat telpon malam-malam begini dari pria.
- maaf,aku kehilangan akal.. Aku tidak bisa menyelesaikan PR ku.. Perasaanku tidak tenang sebelum aku benar-benar menyelesaikannya.. Lagi pula aku tidak punya catatan tentang materi ini.
+ kau pelajari saja pada halaman sebelumnya di buku panduan... Disana lengkap kok
- kenapa tidak terpikirkan! Payahnya aku... Bisa ku pinjam catatanmu besok?
+ dengan senang hati...
- terimakasih... Selamat malam

Mezia menggeleng-gelengkan kepalanya. Dirinya dan Rey memang duduk "bertetanggaan" di kelas. Mereka tak pernah bersapaan bahkan saling melirik. Baru kali ini mereka saling berbalas pesan. Entah mengapa mereka tak saling akrab.

Ya,Mezia adalah sosok pendiam. Ia seorang bintang kelas bertahan sejak mulai sekolah. Ia punya ambisi besar untuk selalu mempertahankannya. Tentu,semua itu terinspirasi dari orang-orang terdekatnya.

Keluarga besarnya bisa dibilang orang-orang hebat semua. Kakeknya adalah anggota organisasi terkemuka dunia,NASA. Neneknya seorang dosen sastra bahasa jerman di universitas luar negeri. Ayahnya pernah mendapat jabatan penting di kursi pemerintahan negara. Ibunya seorang fashion designer perancang busana tokoh-tokoh terkenal. Ada pula pamannya seorang pengarang karya ilmiah dengan ratusan tulisan yang mengguncang dunia.

Mezia tentu punya tekad untuk melanjutkan garis kesuksesan itu. Ia yakin dan percaya,kelak ia dapat berhasil seperti mereka.

Bersambung...

If Tomorrow Never ComesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang