Benua Australia ditemukan oleh Cristopher Colombus. Dia dari Inggris kan? Jadi,ibaratnya gue dari suku bangsa Semit dan loe penduduk asli Aborigin.
***Rey keluar dari mobil menginjakkan sneakers hitamnya di halaman kampus utama. Hari ini,hari pertama ia menempuh pendidikan S2. Penampilannya terlihat lebih culun dari mahasiswa lain. Wajar saja,ia seorang manager perusahaan yang sudah terbiasa berpenampilan stady setiap hari. Dengan t-shirt putih yang dibalut jas hitam santai dan celana dasar yang di setrika rapi,wibawanya lebih menusuk jika dibandingkan dengan mahasiswa yang datang dengan kemeja santai dan celana jeans.
Rey menyusuri koridor menuju kelasnya. Beberapa mahasiswa memperhatikannya. Ada pula yang memandanginya lekat-lekat. Rey tidak peduli. Walaupun dia tau,dia terlihat berbeda dari mereka semua itu tidak mengurangi rasa percaya dirinya.
Rey mendorong pintu sebuah kelas yang letaknya di sudut koridor ini. Ia yakin,ini adalah ruangannya. Tanpa pikir panjang,ia meletakkan tas cangklongnya di meja barisan paling depan. Rey mengeluarkan smartphonenya,menyesuaikan dengan kegiatan mahasiswa di sekelilingnya.
Tak lama setelah itu. Seorang dosen paruh baya masuk. Ia seorang wanita gemuk dengan balutan blazer hijau tua dan rambut yang di sanggul rapi. Tanpa duduk sejenak,ia langsung menulis.
"KOHESI GRAMATIKAL"
Setelah itu ia berbalik. "KO HE SI... Kita semua telah mengetahui bahwa kohesi terbagi atas......." Dosen itu menjelaskan tanpa jeda.
Rey kebingungan. "Bahkan aku belum pernah mendengar istilah ini selama program sarjana..."
Dosen itu melanjutkan. Semakin ia meneruskan,semakin Rey tidak memahami. Akhirnya Rey memutuskan untuk mencatat semua kata yang keluar dari mulut dosen yang bernama bu Irna itu.
Dua jam telah berlalu. Bu Irna mengemasi barang-barangnya untuk keluar dari kelas. Rey memberanikan menuju meja guru itu.
"Bu,saya belum pernah mempelajari ini sebelumnya... Bisa saya mendapat pengajaran privat mengenai materi ini,Bu?"
Tanya Rey sopan. Bahasanya di buat sesantun mungkin. Ini Indonesia,bukan?"Kamu tidak paham sama sekali?" Dosen itu melantangkan suaranya sehingga dapat di dengar oleh satu kelas.
Rey menggeleng. "Saya baru tahu kelas manajemen juga mempelajari tata bahasa..." Jawab Rey apa adanya.
"Maksud kamu? Saya benar-benar tidak paham..." Dosen itu meninggikan suaranya.
"Selama saya menempuh program S1 di Amerika saya belum pernah mendapat pelajaran tentang tata bahasa... Maka dari itu saya ingin ibu membuat saya lebih paham dengan materi ini..." Jelas Rey.
"Memangnya di Amerika ada jurusan Sastra Indonesia?" Tanya Bu Irna kebingungan.
"Tidak bu..." Jawab Rey pendek.
"Kamu sebenarnya jurusan apa sih?" Bu Irna semakin menaikkan nadanya.
"Saya mahasiswa manajement bu... Ini kelas manajement dan saya heran mengapa disini ada pembelajaran mengenai tata bahasa..." Jelas Rey.
Bu Irna tertawa lepas. Diikuti tertawa dan ejekan mahasiswa di belakang Rey. Cukup lama,sampai Rey kesal dibuatnya. Sebenarnya ada apa dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Tomorrow Never Comes
Teen FictionOnak ruang dan waktu bukanlah penghalang bagi sebuah cinta abadi. Menjaga cinta memang harus dimulai dari kesadaran diri sendiri. Apalagi,jika cinta terjadi diantara dua sosok penganut egoisme fanatik yang begitu misteri. Cerita berawal dari sebuah...