Harapan Semu di Ruang Tunggu

23 2 0
                                    

Oleh: Adri Aghniansyah


Suara langkah kaki tidak juga berhenti,

Selop, sandal, sepatu,

Bermacam jenis suara,

Dengan ketukan kentara yang berbeda,

Irama tak menentu,

Diiringi riung cuap-cuap manusia,

Lautan manusia,

Ladang jiwa-jiwa,

Sukma yang lagi tak tentu arah,

"Ibu kemana aja?" sahutnya,

Menyapa wanita tua di sisi kanan,

"Anak saya, akhir-akhir ini meringis tidak karuan." tidak mau kalah menyahut,

Layar berganti babak,

Tirai ditarik dari kedua sisi,

Tampak balita digendong,

Dia mendengkur, tapi tak sembarang tidur,

Kulitnya bersih, tapi tak sembarang putih,

Pasi selaksa warna dinding di hadapnya,

Ah sudah,

Tidak perlu lagi aku memandanginya,

"B-207!" seseorang disana sesekali memanggil,

Tapi tidak pernah bertatap sapa,

Suara keresek,

Plastik,

Decitan mesin cetak,

Robekan kertas,

Sayup warna suara lalin,

Lengkingan tangis,

Sorot mata tanpa harap

Tertunduk lesu, juga membisu,

"Cup..cup..cup.. syuu..syuu.. sudah jangan menangis."

Dua tiga kali juga terdengar,

Bukan makin lenggang,

Tetapi semakin sempit,

Suara memekik tarik,

Aku kelu,

Pedihnya memilukan jua,

Padahal aku cuma disini,

Terduduk dalam posisi terbaikku,

Hendak merentangkan tangan,

Aku tergugup,

Hendak merebahkan dada,

Aku tersentak,

Seandainya aku bisa lebih hidup,

"Atas nama Gian! Poli jantung!"

Aku tidak pernah mau kembali kesini.

Menuju KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang