Yoona menggigit bibirnya menahan perih di telapak tangan kanannya. Kalau saja bisa, dia ingin berteriak sekeras-kerasnya, dan melawan. Namun tenaganya telah terkuras habis, dan kini dia hanya bisa duduk diam, pasrah. Tubuhnya bersandar di tembok putih apartemen, menggelosor tanpa daya. Seorang namja masih asyik bermain di telapak tangan Yoona dengan pisau.
Darah segar mengalir, mengotori lantai putih pualam. Entah apa yang namja itu perbuat, Yoona tak ingin tahu. Yang dia tahu hanyalah rasa sakit sebab goresan pisau namja itu.Kepalanya masih pusing karena tadi namja itu berkali-kali membenturkannya ke tembok dengan penuh emosi. Kaus biru muda yang dia kenakan juga penuh darah, tetesan dari pelipisnya yang terluka akibat benturan. Yoona menarik napas, berat. Tak ada yang lebih dia inginkan saat ini selain pingsan.
"Kalau saja kamu dengar perkataanku, Yoong, mungkin aku tak akan menyiksamu seperti ini."
"Mi... Mianhae, Oppa," ucap Yoona, lemah.
"Baiklah. Aku maafkan. Namun jangan salahkan aku jika mulai besok kau tak lagi bisa bertemu namja yang kau cintai itu."
Yoona meringis merasakan tajamnya pisau yang kembali bermain di telapak tangannya. "A... argh... aniyo.... Jangan lakukan ap... apa-apa padanya."
"Huh, kau ini bodoh atau apa?! Mau-maunya mengorbankan diri demi namja itu. Kau masih mencintainya, kan?!"
Yoona menggeleng pelan. Ini sudah kesekian kali namja itu menanyakan hal yang sama sejak tadi mereka bertemu. Ingin rasanya Yoona menjawab dengan lantang kalau hatinya masih dimiliki Ryeowook. Namun, dia tidak mungkin melakukannya. Yoona tak ingin Ryeowook mendapat masalah besar.
Namja itu melepaskan tangan Yoona yang sudah berlumur darah. Dia menatap Yoona, sesaat. Tatapan tajamnya membuat Yoona gemetar. Namja itu lalu beranjak ke dapur, mengambil sebotol air mineral dan meneguknya hingga tak bersisa. Tak ada siapa pun lagi di apartemen itu. Hanya dia dan Yoona. Tak akan ada yang tahu apa yang sudah dia lakukan pada Yoona. Ini apartemen pribadinya. Dia bebas melalukan apapun yang dia inginkan.
Yoona menatap punggung namja itu, pedih. Dia masih sulit percaya namja itu bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Tak ada lagi perlakuan lembut atau kejutan-kejutan manis. Kencan mereka yang seharusnya indah menjadi sangat menyeramkan bagi Yoona.
Oppa, aku baru saja memulai belajar mencintaimu, dan merasakan kehadiranmu di sisiku lebih dari sekadar teman. Tapi, kau malah menghancurkannya.
Airmata Yoona mengalir tanpa sanggup dia cegah. Namja tadi tak hanya menggores telapak Yoona dengan pisau, namun juga telah membuat luka yang sangat dalam di hati Yoona dengan perlakuannya. Bukan sekali dua kali namja itu mengancam dan menerornya dengan sedemikian hebat. Semua itu membuatnya sangat ketakutan dan terluka. Jangankan untuk berada bersama di apartemen seperti ini, saat latihan pun Yoona lebih memilih menghindar.
Namun, Yoona benar-benar tak bisa mengelak saat tadi namja itu membawanya ke apartemen. Ryeowook-lah taruhannya. Jika Yoona berani menolak ajakan namja itu, Ryeowook tak akan selamat. Namja itu bisa berbuat apa saja untuk memisahkan Yoona dan Ryeowook selamanya, dan membuat Yoona menderita seumur hidupnya.
Oppa, cinta memang telah datang padaku. Tapi hanya sesaat. Aku tak mungkin mencintai namja yang senang melihatku tersiksa. Bagaimana bisa kau membahagiakan aku selamanya, seperti yang sering kau katakan, jika keberadaanmu selalu membuatku takut? Aku takut, Oppa. Aku tersiksa dengan semua perlakuanmu. Lebih baik kita putus. Aku sungguh tak kuat.
Yoona melipat kakinya, kemudian menelungkupkan wajahnya ke lutut. Kenangan indah bersama namja itu mendesak keluar dari kotak ingatannya. Yoona tak akan pernah bisa lupa pada makan malam pertama mereka di apartemen itu. Dengan penuh cinta, namja lembut dan baik hati itu mempersembahkan sebuah candle light dinner yang sangat romantis sebagai peringatan hari jadi mereka yang pertama. Malam itu juga, Yoona memutuskan untuk membuka hati bagi namja itu, dan mulai mengikis sedikit-sedikit cintanya pada Ryeowook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever (I'll Never Let You Go)
FanficYoona menyembunyikan teror yang ia alami. Hingga suatu saat dia menghilang, dan teman-temannya berusaha menemukan dan membongkar pelaku teror tersebut. Author : Kwon Mickey, Rye Yoonwook, Choi Mickey Main cast: Yoona, Ryeowook, Donghae. Minho, Yuri ...