RAIB POV
AKU melihat diriku yang terpantul kaca cermin. Merapikan rambutku, sarapan dan berangkat.
"Ra! Kamu mematut lama sekali sih! Keburu telat lho" omel mama
"Iya ma! Ra kesana!" bergegas aku menuruni tangga dan menuju meja makan. Menyantap roti isi selai coklat buatan mama. Cukup 10 menit aku menghabiskannya. Aku menyalimi mama dan segera keluar rumah, berjalan menuju halte.
15 menit berjalan akhirnya sampai juga. Aku duduk dikursi dan membuka novel yang kubaca semalam. Tiba-tiba saku bajuku bergetar keras.
DRRTT!
Sontak aku terkejut karena getarannya cukup kencang. Seseorang menelfonku. Ya, itu Ali"Halo Ali? Ada apa"
"Hei Ra! Kamu dimana sekarang?"
"Aku berangkat yang jelas"
"Kamu dihalte kan? Aku akan kesana"
"ngapain kamu kesini?"
"Hush! Raib, Diam!"
Tut-tut-tut. Dasar Ali! Biang Kerok satu ini aku tidak pernah faham. Terkadang menjengkelkan, menyenangkan, misterius, dan serius--itu mah jarang--.
Tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna hitam datang dan membunyikan klakson. Kaca pintu dibuka, terdapat Ali didalamnya. Tanpa disuruh dua kali, akupun masuk kedalamnya dan...
Astaga! Lihatlah Ali.
Rambut disisir rapi, baju tidak seberantakan sebelumnya, memakai jaket merah maroon dan tercium aroma parfum miliknya. Aku bengong menatap Ali yang mulai fokus pada jalanan.Entah kenapa, jantungku berdegup tidak sekencang tadi. Aku mulai was-wes-wos saat melihat Ali sepe--
"Kenapa Ra? Ada sesuatu diwajahku?" Tanya Ali sambil menatapku bingung
Gawat! Wajahku pasti seperti kepiting rebus sekarang. Dengan cepat aku menjawab "ti-tidak ada apa-apa"Ali mengangkat bahu dan kembali fokus ke jalanan.
"Hei Ra, minggu depan aku ada tanding basket. Kamu wajib lihat" ujarnya memecah keheningan."wajib?"
"Sangat wajib"
"Seli?"
"Seli?" ulangnya "Kamu tidak tahu? Minggu depan Seli akan pergi ke pulau seberang bersama keluarganya" jawab Ali. Aku hanya mengangguk, diam.
"Tapi Ali, aku ada kelas drama dan menulis yang full minggu depan..."
"Pokoknya usahakan datang dan support aku" Jawab Ali enteng.
Kami kembali diam.
Sampai akhirnya sesuatu terjadi datang.
***
Kami turun dari mobil Ali. Pasang mata tertuju kearah kami--yang pasti Ali, menatap heran. Pertama, mereka belum tahu kalau Ali datang dari keluarga super kaya--heran pada mobilnya--, kedua, kami turun bersamaan dari mobil, hanya berdua. Ketiga, tampang Ali yang lumayan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A E L I
FanfictionKisah petualangan Raib, Seli, dan Ali yang menegangkan dan menyenangkan berlanjut! Note : 1. Semua tokoh adalah hak milik Tere Liye (aku hanya nambahin dikit) 2. Hanya FanFic 3. Rali ship 4. Adegan bertarung dan yang lainnya. (FanFiction)