-_ The Revealing Truth _-

1.3K 66 9
                                    

                        *Part 01*

Walau sempat terluka berat tadi, akhirnya Si Tanpa Mahkota, Tamus, Shery, dan Fala-tara-tana IV berhasil meloloskan diri.

" Hei Ali" panggilku. Kami sedang berada di basement Ali, 2 hari setelah pertempuran itu terjadi.

"APA?"

"YA GAUSAH NGEGAS NAPA!?"

"LHA ITU BALIK NGEGAS BEGOO! "

"Oke... Oke... Kita balik ke topik"

Aku masih melihat Ali yang sibuk dengan alat - alat canggih atau apalah itu yang dibuatnya.

"Uhm... Tentang yang kemarin... Aku masih belum percaya dan bingung tentang apa yang terjadi..." Ujarku

"Tentang Seli yang mengeluarkan pukulan berdentum?" Tanya Ali yang masih fokus ke alatnya itu.

"Bukan hanya itu..."

Ali berjalan meninggalkan alat yang dibuatnya itu dan segera mengambil jaket dan memakainya.

"Nggak enak kalo dibahas disini" Ujarnya

"Terus dimana? Atap? Alam baka?"

"Alam baka kepalamu!" Umpatnya. Aku menatapnya dengan bersungut - sungut

"Ayo kerumah Seli" lanjutnya.

                                 ***

Sesampainya dirumah Seli—lebih tepatnya dikamar Seli, kami disiguhi  dengan segudang tumpukan buku tebal yang bertumpuk dan berserakan mengelilingi Seli.

"Sel, kau tak apa?" tanyaku

"Aku tak apa. Setelah ini kan ujian akhir, jadi aku harus banyak belajar" Ujarnya membanggakan diri.

Ali pun melihat kertas dan buku yang kerjaannya belum siap. Semacam PR mungkin?

"Belajar apanya? Ini kan PR 2 minggu lalu dari pelajaran sejarah Seli" Timpal Ali.

"Ya itu sama saja kan?"

Ali mengangkat bahu tak peduli.

"Oh ya, maaf kamarku berantakan gini. Ada apa kalian datang kesini?" tanya seli setelah merapikan (yang ga begitu rapi) buku - buku yang hempir membuatku tersandung.

"Kau kemana saja kemarin?" Tanyaku menyipitkan mata.

"Kemarin?" beo Seli. Ia tampak berpikir.

"Ah ya! Kemarin aku lupa memberi tahumu Ra, kalau aku tidak bisa ikut pertemuan yang diajak Shery sewaktu itu. Aku pergi kerumah nenekku yang kebetulan ada acara." Ujar Seli

"Sebenarnya aku sudah bilang ke Ali sih. Tapi katanya dirumahmu kamunya nggak ada. Kamu juga Off gitu kemarin" lanjutnya

"Nah, tentang itu selii..."

............7 menit menceritakaannn..........

"Astaga!" Seli tampak terkejut sekali

"Yang benar?! Kamu tidak apa - apa sekarang Ra?! " lanjutnya.

"Aku tidak apa-apa Seli" Ucapku. "Tapi mungkin Ali lah yang bisa menceritakan hal itu dengan jelas"

Akupun menoleh pada Ali.

"Jadi begini...."

                                  .
                                  .
                                  .
                                  .

4 hari yang lalu...
___________________
Ali POV

Sepulang sekolah seperti biasa, aku, Seli, dan Raib keluar sekolah bersama. Tapi kali ini cewek ngeselin itu ikutan juga, Shery si bodo itu.

"Nah, lusa kita bertemu di padang itu lagi yaa... Aku ada kejutan~" Shery memecah keheningan.

"Buat apa?" Aku melirik Shery. Sebenarnya entah perasaanku atau apa, anak ini agak tidak jelas dan terlalu mencurigakan. Tapi aku mengabaikannya. Toh masa bodo mikirin bocah ini.

"Kan aku bilang kejutan. Telingamu mampir kemana sih?" Shery membalas ketus dan kembali mengoceh debat dengan Ali. Seperti biasa, Ali menang debat.

"Lah kumat dah mereka" Seli bergumam. Kulihat Raib hanya tersenyum singkat lalu kembali menunduk.

"Kamu kenapa Ra?" Tanyaku

"Eh?" Raib terlihat gelagapan nggak jelas. "Tidak.... Aku tidak apa-apa" Lanjutnya sambil menggerakkan tangannya ke kanan-kiri.

"Oh" jawabku singkat "Kelihatannya seperti ada orang yang mengambil makanan jatah sebulan milikmu"

"Harus perumpamaannya itu makanan ya?" Ujar Raib bersungut-sungut

"Dasar! Mendengarnya aku ingin mendoakanmu yang jelek - jelek" lanjutnya.

"Jangan dong. Berbalik arah nanti"

"Kumat deh mereka" Bisik Seli pada Shery. Shery hanya tertawa kecil.

"Sudah deh! Aku mau pulang. Ayo Sel" Ajak Raib

"Lah? Aku ga diajak?" tanyaku bergurau

"Buat apa ngajak orang yang telinganya mampir ke planet" Raib pun menarik Seli menjauh dari aku dan Shery.

"Aku pulang... Dah Sher" Aku pun berjalan menuju mobilku yang terparkir disana.

                                ***
Raib POV

"Ra, kalau kamu marah terus jadi mirip nenek sihir tau!" Gurau Seli

"Atau kamu..."

"Aku nggak cemburu Sel. Hentikan! " Potongku

"Ha? Aku ngga bilang kamj cemburu sama Ali Ra. Aku mau bilang apa kamu marah sama Ali Ra. Lagipula kan ini tentang debatmu dengan Ali, bukan Ali dengan Shery" Ujar Seli.

Lah, aku malah ge-er. Buang jauh-jauh Raib! Buang ke bintang yang berproses Supernova. biar hilang tak ditemukan.

"Hei Sel, apa kamu merasa ada yang aneh dengan Shery?"

"Aneh?"

"Ya, mungkin dia terlalu ikut campur dengan urusan dunia paralel kita atau kedatangannya tiba - tiba itu..."

"Pada awalnya sih Ra, tapi aku nggak tahu lagi" Ujar Seli "Sudah, ayo turun"

                               ***

Seli POV

"Aduh Ali, aku tidak bisa ikut nanti" Ujarku lewat telepon. "Aku kerumah nenekku"

"Sudah beritahu Raib? Empat menit lagi lho" Ujar Ali di seberang sana

"Dia Offline. Tadi aku juga sempat kerumahnya sih. Orangtuanya bilang kalau Raib keluar tadi. Bilang kalau Raib diajak temannya, tentang dunia paralel"

"Oh oke, biar kuberitahu"

Kututup teleponnya... Dan dadaku merasa sesak. Seperti ada yang tidak benar.

Apa ya?

                               ***

To Be Continued...

R A E L ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang