2

2.9K 121 14
                                    

AKU TERDIAM dalam kesunyian. Faar telah kembali ke klan bintang, padang senyap. Berita dari Faar kalau terjadi keganjilan pada aktivitas Si Tanpa Mahkota, Tamus, dan Fala-tara-tana IV sudah terlihat jelas.

Menurut informasi dari Ali, mereka mengincar klan komet, entah klan apa lagi itu.

Aku takut sekali...

Bagaimana kalau petarung yang dapat mengeluarkan petir dan kinetik, menghilang dan pukulan berdentum, pasukan robot besar...

Datang ke bumi?

***

Sajak itu kubaca lagi, dan lagi. Sajak tentang Si Tanpa Mahkota itu. Aku bergidik ngeri sambil membayangkan ia.

"Hei Ra, kamu Ngelamunin apa sih?" Ujar Seli mengernyitkan dahi. Tak lama, Seli menahan tawa hampir tersedak saat meminum secangkir Tiramisu punyanya. "Ngelamunin Ali ya?"

Aku tersedak sesaat setelah meminum cangkir teh yang kubawa, menyipitkan mata kearahnya. "Basi tau gak sih!?". Seperti biasa, Seli hanya tertawa (yang kejam).

Memikirkan Ali seperti lari lomba marathon, boros tenaga. Aku sering melamun sekarang. Karena 'itu'.

Flashback on :

"Kau akan tahu sendiri Ra," Ujar Faar

"Tapi Faar, aku takut... Bagaimana kalau memang terjadi, bagaimana?"

"Kita bisa mencegahnya. Masyarakat ruangan padang senyap, pemuka klan bulan dan klan matahari sudah menjadi sekutu. Kita bisa melakukannya bersama..." Ujar Faar "... Terutama kalian bertiga. Kalian tokoh utama cerita ini."

Faar mulai melangkah menuju portal tepat didepannya sekarang. Dia telah masuk kedalamnya, tak terlihat sudah. Portal pun mulai mengecil dan akhirnya menutup.

Flashback off

"Ra"

"Hmm?"

"Diem aja tumben nih anak, biasanya cerewet" Cerocosnya. Aku melotot dan mencubit lengannya.

"Sembarangan!" Aku menyipitkan mata kearah Ali yang sekarang sedang meringis akibat cubitan superku.

"Ali, aku takut"

"takut?"

"yeah, ingat kata - kata Faar minggu lalu?"

"tentu aku ingat. Mengerikan sekali kalau dibayangkan"

"Klan komet ya?"

"eh?"

"Dimana itu?"

"Tidak ada yang tahu dimana klan komet berada. Aku belum melakukan penelitian akhir - akhir ini" ujarnya sambil memakan roti isi yang dibawanya.

Aku diam lagi. Tentang semua yang terjadi, serasa semuanya terbeban padaku. Aku terasa ada kewajiban tanggung jawab besar pada klan - klan. Aku sebenarnya tidak ingit mengingatnya lagi dan menjadi gadis remaja normal. Tapi lihatlah, Si Tanpa Mahkota sudah merekrut banyak pasukan, dibantu Tamus dan Fala-tara-tana IV. Aku jadi-

R A E L ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang