_ / The Traitor \ _

1.4K 70 7
                                    

#Part 02#

Kabut Seli tersamar hilang, menyisakan sosok tinggi besar yang kami tahu.

Sosok yang menyebalkan, dan musuh menyeramkan juga.

"Shery... Kamu...."

.
.
.

"Apa!? Si Tanpa Mahkota!? Bagaimana bisa!?" Seru Faar di pertemuan serius klan bulan itu.

Disana terdapat Av, Hana, Miss Selena, Panglima Tog, dan pemimpin anggota pasukan elite klan bulan lainnya. Ruangan berubah jadi tegang saat Miss Selena bercerita tentang siapa dia sebenarnya.

"Kita harus menolong Raib, Ali, dan Seli secepatnya Av" Ujar Faar "Mereka dalan bahaya"

"Baik. Faar, kau pergi bersama Tog dan pasukannya. Selena, kau ikut serta." Keputusan Av dilontarkan

"Pasang strategi sebaik mungkin. Kali ini kalian berhadapan dengan petarung terkuat diseluruh klan. Berhati - hatilah"

"Baik Av"

***

"Tidak mungkin..."

Selama ini, Shery yang kami kenal adalah Tamus itu sendiri. Kami super terkejut saat ia membuka kedoknya.

Kulihat disampingku, wajah Seli mendadak pucat. Sedangkan wajah Ali terlihat mengeras kesal, sekesal - kesalnya. Aku hanya bisa berdiri tegang.

'Aaakkkhh!!! Aku bisa mati kapan sajaa!!'

Tidak Raib! Jangan berpikir negatif dulu. Positive thinking!!

Memang Tamus tak semengerikan dan sekuat Si Tanpa Mahkota, tapi dengan kekuatannya dan terdapat Fala-tara-tana IV disebelahnya?

Membayangkan bertarung dengan mereka, bertarung dengan Batozar dan Ceros saja kami sudah kewalahan! Apalagi mereka!?

Aku hanya bisa memberi isyarat kepada sahabatku ini untuk jaga - jaga. Duh, aku jadi bingung sendiri.

Kalau begini rencanaku tidak lancar!

***

Splash!

Suara itu...

Suara yang sangat familier sekali!


Itu suara terbukanya portal! Kulihat portal itu besar sekali. Teringat portal yang biasa digunakan armada kedua klan bintang saat ingin menghabisa kami bertiga.

Dari mana?

Kulihat matahari tertutupi portal raksasa yang muncul tiba - tiba. Tak lama, dari portal muncullah kapsul - kapsul terbang milik armada klan bulan yang datang, puluhan jumlahnya.

Satu kapsul mendarat didepan kami. Pintu kapsul terbuka, menampakkan sosok Faar, Miss Selena,

"Faar!! Miss Selena!!" seru Seli.

"Mundur Seli, biar kami yang selesaikan" ujar miss selena.

Faar sudah menyerang duluan, disusul Panglima Tog. Serangan mereka membuat tanah bergetar.

Miss Selena pun ikut menyusul memberi serangan bersama armada klan bulan yang lain.

Aku bergidik ngeri melihat salah satu pasukan Tamus tergeletak tak bernyawa.

Seli langsung bersembunyi dibelakangku, tak ingin melihat kengerian ini. Ku toleh kepalaku ke kanan, Ali melihat situasi tanpa berkata apa - apa. Ekspresinya sangat datar, biasanya dia sudah berkomentar atau mengucapkan istilah jagoannya atau apalah itu...

Tapi masa bodo mikirin hal itu. Dia diam begini lebih bagus, walau tak wajar untuk anak secerewet dia sih.

" Hei Ra,"

"Apa Sel?"

"Apa menurutmu kita ikut bantu juga?"

Aku kembali menatap kedepan. Kami disini hanya menjadi patung, diam tanpa melakukan apa-apa.

" Aku tidak tahu Sel, " jawabku.

1 jam berlalu, pertarungan pun belum selesai. Sudah berkali - kali aku menawarkan bantuan kepada Faar yang sedang lengah. tapi tawaranku ditolak, mungkin ribuan kali? (hiperbolis ah!)

" RAIB! SELI! AWAS!"

Eh? itu suara Ali. tapi Ali disebelahku tak bergeming, seperti tak mengatakan apa - apa barusan. dan suara itu terdengar diatas sana dan lumayan jauh. Apa hanya firasatku atau...

ILY pun nampak tak jauh dari kami melayang diketinggian 10 meter diatas kami, dan memperlihatkan Ali yang sedang melambai cemas.

"MENJAUH DARI SANA KALIAN BERDUA!!!" Teriak Ali yang berada di ILY itu.

Oke, aku makin tak paham apa yang terjadi. Seli disebelahku pun tak punya ide apa - apa dan mukanya makin memucat. Sebenarnya apa yang terjadi?

Dan kulihat mata Ali menyipit kearah Seli, dan menoleh kearah Tamus yang sedang diserang Pasukan yang dibawa Laksamana Tog.

"Aduuh!! dasar keras kepala!!" Ali pun loncat turun dari ILY, dan mengirim tameng transparan kearahku saja.

"Apa... Apa yang terjadi?" Tanyaku tak mengerti. Setengah detik setelahnya, kulihat Ali dan Seli disebelahku mengirimkan pukulan berdentum padaku. Akupun dengan sigap membuat tameng transparan. seketika, tameng yang aku dan Ali buat pecah. Akupun terjatuh.

" Berdiri Ra!" Seru Ali

" Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku " dan mengapa Seli bisa..."

suaraku tercekat karena keanehan ini.

"Bagaimana Seli bisa mengirim pukulan berdentum...?"






To be Continued....

R A E L ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang