3

2.5K 108 24
                                    

"Aku berbeda dengan Batozar. Dia sendiri, sedangkan aku punya dua sahabat spesial dihidupku" ujar Ali.

Sejak saat itu aku sadar betapa tulus hati Ali. Dia cuek, tapi taunya baik, ramah, dan perhatian.

Kesadaran itu hanya sementara. Karena sekarang...

"Heh! Tak semudah itu ya..."

"Hohoho... mau nantang?"

"Bring it on! Sel!"

Aku hanya menahan tawa kedua temanku ini ber-Olimpiade. Olimpiade makan bakso tercepat sedunia. Dasar mereka!

"Oh yeah Sel! Aku habis duluan"

"Hohoho, tak semudah itu. Minum jeruk?"

"Yang kalah traktir bakso sebulan"

Ceh! Mereka melakukannya lagi. Aku tak menghiraukan mereka, mengambil ponsel dan mengutk-atik nya. Akupun membuka aplikasi baca komik Online dan mulai membaca episode yang belum kulihat.

Plok! Tiba-tiba pundakku ditepuk seseorang, dan refleks aku mendongak kebelakang.

"Ra, nanti bisa latihan drama kan?" Tanyanya
"Bisa kok Xel, kamunya?"
"Bisa saja. Kan aku partnermu. Okelah, sampai jumpa Ra" dia pun meninggalkanku.

"Siapa itu Ra?" tanya Ali

"Astaga Ali! Dia itu Axel, cowok populer kalangan perempuan." jelas Seli panjang.

Seli benar. Dia adalah Axel, partner peran drama disekolah. Aku mengenalnya sudah lama.

"eh Ra, dia pacarmu?" tanya Seli iseng (mungkin?)

"Sel! apaan sih! Kamu sukanya kalo aku disapa cowok kek apa gitu, yang ditanya itu-itu mulu. Pacar kek, suka kek, naksir kek" Cerocosku.

"Rasanya kok panas ya?" ujar Seli

"panas?" tanyaku

"Panas Api Kecemburuan, eakk" Ujar Seli sambil melirik Ali. Ali langsung melempar gumpalan tisu tepat dimulut Seli.

Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau kita kuliah nanti. Apa kita akan berpisah? Kalau iya, bagaimana petualangan kita nanti? Aahh...

"Hei, aku mau ke kelas. Males nanggepin kamu Sel. Dasar resek" Ali pun pergi meninggalkan kami berdua.

"Kenapa dia?"

"Mana aku tahu Sel. Toh dia berurusan sama kamu"

"Kalau dia jadi beruang terus cabik aku gimana Ra? Ngeri..."

"Apaan sih Sel. Dia kan pakai 'itu'"

***

"Lama amat"

"Berisik Ah! Kamunya dimana?"

"Aku ditempat biasanya. Tapi aku lagi malas ngomong sama kamu. Chat aja"

"Terserah. Waktu pulang aja bisa?"

"Bisa. Tapi males"

"Aku serius Sher!"

"Yadeh ya... Aku off dulu. Dadaahh cerewet"

Ali pun memasukkan ponsel kedalam saku dan kembali menatap jendela. Bukan, lebih tepatnya menatap, seseorang dari atas sana. Seorang gadis berambut panjang yang sudah lama ia sukai. Mood-nya jadi jelek gara-gara Seli tadi.

R A E L ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang