1. Kota Penuh Kenangan

22 3 0
                                    

"Tentang sebuah kenangan ia tidak perlu di hilangkan hanya perlu dikenang.  Dan menjadi bahan pembelajaran untuk sebuah masa depan"

*****

Beberapa jam lagi aku akan meninggalakan tempat ini.  Tempat dimana dulu ini adalah kampung halaman ku.  Tempat ku berpijak selama hampir 16 tahun ini.  Jauh di seberang sana aku akan kembali memulainya dari awal dan juga bersama dengan orang-orang baru juga mungkin tradisi yang baru.  Ku pejamkan erat mata ku untuk mengusir kekecewaan ku kepada ombak yang kini menerpa kakiku.

"Sha,  apa kau benar-benar akan pergi dari sini" ujar seseorang yang tiba-tiba bergelayut manja di lenganku. Dia adalah Ara sahabatku sedari kecil.

"Heem,  aku akan pergi untuk sementara waktu. Jika luka itu telah sembuh aku akan kembali" jawab ku.

"Kau janji ya akan kembali lagi kesini untuk menengok ku".

"In Syaa Allah Ra,  aku akan kembali.  Jika Allah memberi ku kesempatan".

"Maukau kamu membacakan ku Al-Qur'an sebelum kau pergi" pintanya.

Aku pun menganggukkan kepalaku sebagai tanda setuju atas permintaan Ara.  Dengan suara bergetar aku mulai membaca ayat demi ayat yang ku hafalkan.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”


أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ – 94:1

1. “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,”


وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ – 94:2

2. “Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,”


الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ – 94:3

3. “Yang memberatkan punggungmu,”


وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ – 94:4

4. “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.”


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا – 94:5

5. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”


إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا – 94:6

6. “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ – 94:7

7. “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,”


وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب – 94:8

8. “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

Setelah selesai ku membacakan ayat tersebut tanpa dapat dicegah suara isak tangis terdengar dari bibirku. Dan ku rasakan pelukan hangat menerap tubuhku. 

"Pergilah jika dengan pergi luka mu akan cepat mengering.  Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu" ujarnya berusaha menguatkan ku. Namun isak tangis ku pun belum mampu ku sudahi.

AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang