"Woyyy" ujar seseorang yang entah dengan sengaja atau tidak menyentuhkan beberapa buku diatas pucuk kepala ku. Dengan rasa was-was ku ucapkan Bismillahirrohmanirrohim ku buka sedikit demi sedikit mataku yang terpejam.
"Ngapain tu mulut lo komat-kamit dari tadi gak berhenti. Kalo jatuh itu berdiri bukannya merem" ujar orang tersebut lalu meninggalkanku.
"Sha, kamu gak papa? " ujar Airin sambil membawa ku berdiri.
"Gak papa kok" jawabku.
"Dia itu Paris Ann Saputra anak kelas XI IPS 2" ujar Airin membuat ku menoleh kearahnya.
"Dia orangnya emang gitu ya?" tanyaku.
"Ya, ia akan selalu bersikap dingin kepada siapapun tapi ia akan selalu bersikap hangat kepada sahabat-sahabatnya" jelas Airin mendengar penjelasan Airin aku menganggukkan kepala ku beberapa kali.
"Oh iya Ai, nanti kita ketemuannya di mana? Setelah waktu Magrib ya" tanyaku mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Kok setelah waktu Magrib sih Sha, kenapa engga setelah pulang sekolah? " tanya Airin balik.
"Hari ini aku ada jadwal sepulang sekolah" jawabku.
"Jadwal apa coba?" tanyanya lagi.
"Hari ini Ia jadi guru privat gue" ujar seseorang dengan suara beratnya.
Lantas aku dan Airin pun membalikkan badan dan menghadap kepada seseorang tersebut.
"Beneran Sha kamu memprivat Daffa? " tanya Airin hampir tidak percaya. Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai tanda setuju dengan pernyataan Daffa barusan.
"Lo berdua ngapain sih di lapangan sini sana jauh-jauh" ujar Daffa.
" Kami cuman lewat doang kok. Gitu aja sewot kaya ini lapangan punya nenek moyangnya aja. Dateng juga Tiba-tiba untung gak jantungan" gerutuku.
"Gue denger lo ngomong apa" ujarnya setelahnya ia melangkah mendekati ku dan Airin.
"Kamu ngapain deket-deket. Aku gak ngatai kamu kok" ujarku.
Setelahnya ia menunjuk kearah belakang ku dan Airin.
"Lo lihat? Disini lapangan, tempat para anak laki-laki main. Dan lo lihat disana teman-teman gue, gue mau nyamperin mereka bukan nyamperin lo" ujarnya sambil menunjuk kearah ring basket dan benar saja di bawah sana ada teman-temannya sedang bermain basket. Setelah mengatakan itu ia melangkah meninggalkan ku dan Airin.
*****
"Kamu yang cepet ya belajarnya aku ada mau pergi sama teman aku" ucapku ketika ia telah duduk di kursi seberang ku.
Kini kami telah berada di perpustakaan. Di perpustakaan tentu kami tidak hanya berdua disini ada petugas perpustakaan yang selalu Standby di dalam perpustakaan hingga sore.
"Kok lo ngatur-ngatur gue sih" ujarnya sewot.
"Aku gak ngatur-ngatur kok, aku cuma meminta kamu untuk cepat aja belajarnya" ujar ku.
"Sama aja tukang gatur lo"
"Hari ini aku lagi capek dan aku gak mau debat sama kamu. Debat sama kamu itu menghabiskan tenaga dalam hal yang tidak berfaedah" ujar ku sambil membuka buku untuk memberi penjelasan kepada Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesha
Teen FictionLaa Ba'sa "Hatiku tenang karena mengetahu bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku" __Umar Bin Khattab__