3. Daffa K. M

17 1 0
                                    


Setelah bel tanda pulang berdering aku memasukkan alat-alat tulis kedalam tas ku dan bersiap untuk pulang. Ku pikir aku aku akan berjalan bersama dengan Airin menuju halaman depan ternyata ia telah menghilang duluan.

"Alesha"

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Begini, kamukan masuk ke sekolah ini pertengahan semester saya ingin kamu melengkapi catatan mu jadi kamu cari referensi di perpustakaan ya. Dan bapak ingin kamu mengumpulkannya pagi esok karena saya tidak suka dengan cacatan anak murid saya tidak lengkap"

"Oh, iya siap pak"

"Kamu udah taukan dimana letak perpustakaan?" tanya bapak Khalid.

Aku hanya menggelengkan kepala karena memang benar adanya aku masih belum tau seluk-beluk ruangan di sekolah ini.

"Ya udah kalo begitu saya anatarkan kamu keperpustakaan"

"Iya pak makasih banyak" ujarku sambil membuntuti beliau.

*****

"Nah, ini perpustakaan kamu masuk saja ya" ujar pak Khalid.

Aku pun memasuki perpustakaan sambil mencari buku refensi yang bagus untuk melengkapi catatanku.

Tak sengaja aku melihat keadaan luar perpustakaan melihat seseorang yang sedang bebicara dengan lak Khalid.

"Loh, itu bukannya laki-laki yang kemarin di pesawat itu ya ngapain dia? Apa catatannya juga tidak lengkap sama sepertiku?" gumam ku.

Ku lirik jam yang kini melingkar di pergelangan tangan ku.

"Astagfirullah, pasti Ais sudah menunggu nih" batin ku. Dengan cepat aku menuju rak buku untuk mencari buku refensi.

*****

"Lo, kok gak bilang sih di dalam perpustakaan" ujar seseorang yang mengejutkan ku ketika aku telah berdiri di depan pintu perpustakaan.

"Emang kamu siapa? Jika aku berada di dalam perpustakaan untuk apa kamu tahu dan bagaimana aku memberitahu mu jika aku berada di perpustakaan aku tidak mengenal mu"

"Lo jangan pura-pura lupa deh. Lo hebis kejedot pintu ya atau memang lo berlagak amnesia. Sini handphone lo" ujarnya sambil mengulurkan tangan kepada ku.

"Kok kamu jadi ngata-ngatai aku sih. Kitakan emang baru kenal. Ngapain kamu mau pinjem handphone aku"

"Gak usah banyak tanya deh, sini mana handphone lo, atau gak lo" ujarnya terpotong oleh ku.

"Aku apa? Kamu pinjem handphone ku untuk menelpon orang ya. Gak punya paket internet ya pak?" ujar ku.

"Eh lo nyebelin ya. Sini handphone lo atau gak gue ambil sendiri di saku baju lo"

"Apaan sih kamu. Coba aja kalo berani aku teriak"

"Bawel lo, sini mana handphone lo"

Tanpa ingin memperpanjang perdebatan akhirnya aku pun memutuskan untuk menyodorkan handphone ku kepadanya. Setelah ia menyambut handphone ku ia seperti mengetik sesuatu di sana dan aku pun tidak tahu apa yang ia ketik.

AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang