"Kita itu memang ditakdirkan untuk bertemu bukan kebetulan karena tidak ada yang kebetulan di dunia ini semuanya telah diatur"
*****
Pukul 21:00 aku masih belum menyelesaikan tugas melengkapi catatan ku. Rasa kantuk dan lelah pastinya telah menguasai tubuh ku. Bagaimana tidak dari pulang sekolah tubuhku juga masih belum diberi kan hak untuk istirahat.
"Yah, yah kok macet sih pulpennya" ujar ku ketika tiba-tiba saja pulpen yang ku gunakan membuat tulisan ku putus-putus.
"Mana nih pulpen terakhir lagi. Kok kamu segala habis sih pulpen. Aku kan gak enak buat minta temenin Ais buat beli pulpen baru. Masih ada setengah Bab lagi. Hemm bagaimana ini" ucapku.
Akhirnya aku pun memutuskan ntuk membangunkan Ais yang sudah tertidur pulas.
"Ais bagun. Aku mau minta tolong" ujar ku sambil menepuk-nepuk pelan pipinya.
"Ayo lah Ais bangun dong. Keadaan darurat nih" ujar ku lagi. Dan anehnya ia malah tidak terganggu sedikit pun. Aku pun menghembuskan napas berat.
"Kayanya harus pergi sendiri nih. Aku tidak mungkin membuka tas Ais untuk meminta pulpen dengannya" gumam ku.
Aku pun melangkahkan kaki menuju lemari pakaian ku. Untuk mengganti baju dan mengambil kaos kaki. Setelah dirasa sudah cukup aku keluar kamar.
"Eh, Sha mau kemana kamu?" tanya bibi mengagetkanku.
"Mau ke warung bi beli pulpen" ujarku.
"Loh emangnya Ais gak punya pulpen? "
"Gak tau soalnya Ais tidur pules banget gak bisa di bangunin"
"Emang Ais itu kalo udah ketemu sama kasur dan bantal susah bangunnya. Kamu ambil aja langsung pulpen si Ais"
"Sha beli aja deh bi, gak enak sama Ais kalo Sha main ambil-ambil aja barangnya Ais"
"Yah, kamu ini gak papa kali nanti juga besok dia bisa beli"
"Hehe di dekat sini ada warung kan ya bi? Sha mau beli pulpen ya bi"
"Sendiri? Emangnya kamu berani"
"Berani dong"
"Ya udah kamu hati-hati ya di depan komplek ada kok toko yang jual pulpen dan teman-temannya" ujar bibi sambil tertawa geli.
"Iya bi. Assalamualaikum".
"Wa'alaikumsalam. Kamu mau pake mobil atau motor? "
"Enggak deh bi jalan kaki aja lagian kan juga deket"
"Mau bibi temenin? "
"Gak isah deh bi. Oh iya nanti setelah Sha pulang pintunya langsung Sha kunci ya bi"
"Iya kuncinya taro aja di dalam laci meja tv"
"Sha keluar dulu sebentar ya bi"
"Iya hati-hati ya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesha
Teen FictionLaa Ba'sa "Hatiku tenang karena mengetahu bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku" __Umar Bin Khattab__