8. Tali sepatu

4 0 0
                                    

Setelah aku sampai di rumah ternyata aku disambut dengan pelukan hangat dari umminya Ais yang sekarang ku panggil dengan panggilan bunda.

"Apa hari ini Sha bikin bunda khawatir" tanyaku sambil bergelayut manja di tangannya.  Ia tersenyum simpul padaku sambil mengelus pucuk kepalaku.

"Nih,  bunda udah siapin coklat hangat untukmu" ujar bunda menyodorkan secangkir coklat.

"Wah,  benarkah ini untuk Sha bunda? Ais mana bunda,  Sha ingin membaginya dengan Ais" ujar ku antusias.

"Ais udah bunda buatin jadi kamu tidak perlu membaginya sayang" ucap bunda lembut.

*****

Sebelum berangkat aku telah meminta izin pada ayah bunda bahwa aku akan pergi ketoko buku malam ini bersama Airin. Sedangkan Airin dia yang maksa buat jemput aku padahal aku telah menolaknya dengan halus.

"Jadi berangkatnya Sha,  mau ayah anter?" tanya ayah yang kini sedang duduk di ruang keluarga.

"Iya yah jadi. Makasih yah, tapi tadi Airin maksa Sha buat dia jemput Sha kerumah" ujarku sambil tangan kiriku menenteng sepatu yang akan aku pakai.

"Oh iya kalo gitu hati-hati ya jangan malem-malem pulangnya" ujar ayah.

"Iya yah" ujar ku sambil menyodorkan tangan kanan ku kepada ayah dan di sabut dengan ayah ku cium dengan lembut tangan ayah.

"Udah pamit sama bunda?" tanya ayah.

"Udah yah. Sha pamit dulu ya.  Assalamu'alaykum" pamitku.

"Wa'alaykumussalam"

*****

Tak butuh waktu lama untuk menunggu Airin setelah ku selesai mengikat tali sepatu ku ia datang dengan mobil hitamnya. Setelah di persilakan masuk aku pun masuk kedalam mobilnya.

"Lama ya?" tanyanya saat aku telah duduk dengan manis di sampingnya.

"Enggak kok" jawabku.

Banyak hal yang kami bicarakan di dalam mobil hingga akhirnya kami sampai ketempat tujuan kami.

"Mau beli buku apa Sha?" tanya Airin.

"Bingung juga sih mau beli buku apa nanti deh aku liat-liat aja dulu" ujarku Airin mengganggukan kepalanya sebegai tanda setuju darinya.

Akhirnya rak demi rak kami telusuri hingga akhirnya aku dan Airin terpisah.  Airin stak diantara buku-buku novel yang bergenre teenfuction. Sedangkan aku masih bingung mau membeli buku apa dan masih mencari-cari dimana letakku jatuh cinta kepada buku yang ingin ku beli.

Ketika ku sedang berjalan tak sengaja aku menginjak tali sepatu ku sendiri dan aku hampir terjerembab tetapi tidak jatuh.  Dan aku bersyukur itu setidaknya tidak malu jatuh karena menginjak tali sepatu sendiri.

"Dasar aneh tali sepatu sendiri diinjak" suara itu berasal dari belakang ku dan aku pun menengok kebelakang.

"Gak sengaja tau" ujar ku.

"Makanya tali sepatu itu di ikat kuat bukannya diikat lemah" ujarnya.

Aku hanya diam tidak menanggapinya. Lelah jika harus selalu berdebat dengan orang yang sama setiap kali bertemu.  Orang yang tadi itu siapa lagi kalo bukan si Daffa orang setiap saat jika bertemu cari ribut denganku dan aku tidak suka itu.

AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang