; leave

4.2K 767 16
                                    

Dengan menjauh, apa semua akan membaik?



Setelah pertemuan dengan orang yang diketahui
adalah Joker, hyunjin lebih banyak diam. Bangchan tak ambil pusing. Ia pikir hyunjin butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Besok siang kita akan kembali ke korea" ujar bangchan. Hyunjin hanya mengangguk mengerti.

"Aku ada urusan. Kau tetap disini jangan kemana-mana tanpa sepengetahuan ku" ujar bangchan lagi.

"Iya" singkat hyunjin.

Sepeninggal bangchan , hyunjin menatap ponsel nya bimbang. Setelah memikirkan dengan matang ia menekan nomor yang sudah dihapalnya.

"Halo"

"J-jeongin..."

"Hyunjin,hei apa kabar?" Tanya jeongin dari seberang sana.

"Baik, jeongin apa kabar?"

"Cukup baik. Ada perlu sesuatu? Aku pikir seorang mafia seperti chris tidak akan membiarkan mu menghubungi ku"

"Besok mau bertemu di bandara incheon?"

Samar sama hyunjin mendengar jeongin berbicara dengan orang lain ,ia tidak bisa mendengar jelas apa yang jeongin bicarakan.

"Jam berapa?"

Hyunjin menggeleng, ia lupa menanyakan bangchan kapan mereka tepatnys akan berangkat.

"Tidak tau. Tapi siang hari dari osaka" jawab hyunjin.

"Oke, aku akan menunggu. Ng , hyunjin, aku sedang mengerjakan sesuatu. Aku matikan ya, sampai jumpa besok"

Tanpa mendengar balasan dari hyunjin , jeongin langsung memutuskan sambungannya.

Beberapa saat kemudian , sebuah notifikasi pesan dari bangchan mengagetkan hyunjin.

From : Chan
Jangan coba coba untuk bertemu jeongin. Aku melarang mu hyunjin.

Dengan membaca pesan itu, hyunjin tau. Ponselnya telah disadap.

--

Hyunjin duduk di balkon, memandang padatnya lalu lintas malam itu. Bangchan masih belum kembali. Hyunjin tidak tau apa yang sedang dilakukan pria itu.

Sekarang pemuda hwang sedang berada dititik dimana ia tida tau harus percaya pada siapa. Dia amat bingung dan benar benar tidak tau harus melakukan apa. Untuk menyelamatlan diri sendiri pun ia tak tau.

Satu hal yang ia pikirkan adalah, menjauh dari bangchan.

Menjauh dari bangchan , bukan berarti ia ingin menetap bersama jeongin. Hyunjin sungguh lelah berhubungan dengan mafia.

Meskipun dulu ia tinggal di lingkungan preman , tapi bayangan tentang mati terbunuh sama sekali tak pernah menghantuinya.

Hyunjin masih bisa tertawa tanpa bayang bayang kematian.

Ia rindu masa itu.


Cklek

Pintu terbuka. Hyunjin sama sekali enggan untuk melihat. Ia tau kalau itu bangchan.

Pria itu mendekati hyunjin. Kemudian memeluknya dari belakang. Menempatkan kepalanya di ceruk leher hyunjin, yang lebih muda memiringkan kepalanya membuat bangchan lebih leluasa untuk menghirup aromanya.

Tangan bangchan yang memeluk perut ramping nya ia usap lembut. Hyunjin menikmati perlakuan bangchan.

"Jangan pergi ke jeongin. Dia tidak seperti yang kau bayang kan"

Hyunjin melepas pelukan itu , mendorong bangchan pelan, "aku lebih lama mengenal jeongin daripada aku mengenalmu. Bagaimana bisa aku harus lebih percaya pada mu dibandingkan teman ku sendiri?"

"Dia sama buruk nya dengan ku. Mungkin ia bisa lebih dari itu. Aku akan menjagamu. Ku mohon jangan pergi padanya" ucap bangchan memohon.

"Jika ia sama buruk nya dengan mu, maka lebih baik aku tidak bersama kalian berdua" kata hyunjin. Lalu ia pergi meninggalkan bangchan. Membaringkan tubuhnya diatas ranjang dan mencoba untuk tidur.

Dalam hati ia semakin memantapkan diri untuk tidak lagi terlibat dengan mafia. Dan tattoo di punggungnya , mungkin ia akan menghampiri yongguk untuk meminta pria itu menghapusnya, atau menggantinya dengan bentuk lain.

--


Hyunjin dan bangchan sedang dalam perjalanan pulang menuju korea. Mereka duduk berhadap-hadapan.

Hyunjin sedari tadi meremat kedua tangannya. Ia lagi lagi bingung. Ketika sampai nanti haruskah ia langsung pergi, atau memberi tau bangchan lebih dulu?

Hyunjin terus memikirkannya hingga pesawat mereka sampai di korea.

Bangchan dari tadi rerus mengenggam tangan hyunjin tanpa berniat untuk melepaskannya.

"Aku ingin ke toilet" ujar hyunjin.

"Hm" jawab bangchan singkat. Sama sekali tidak melepaskan tautan tangan itu.

Hyunjin mengangkat tangan mereka, "lepaskan"

"Aku akan mengantar mu"

"Aku bisa sendiri chan"

Bangchan menggeleng. "Kau bisa saja kabur"

Hyunjin pasrah.

Hyunjin masuk ke salah satu bilik toilet. Sementara bangchan menunggu didepan. Hyunjin memandang sekitar dan mendapati celah antara langit langit bilik nya dan bilik sebelah.

Hyunjin mengetikkan sebuah pesan untuk jeongin.

Jeongin, aku sudah tiba di korea. Tunggu aku didepan gerbang kedatangan.

Dan jeongin membalas denga cepat, "oke"

Hyunjin mengetikkan sesuatu di kolom pesan, "maaf" , kemudian me-lock ponsel itu dan meninggalkannya diatas kloset, sementara ia berpindah ke bilik lain nya lewat celah di langit langit. Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Hingga ia sampai ke bilik terakhir dekat pintu keluar. Hyunjin menaikkan kerah turtle neck nya hingga menutupi separuh wajah nya. Kemudian berjalam keluar tanpa menimbulkan curiga.

Ia berlalri menghampiri jeongin yang sudah menunggu didepan.

"Aku kabur dari chris. Bisa bawa aku pergi menjauh?" Ucap hyunjin. Jeongin mengernyitkan dahinya. Ia hana menuruti permintaan hyunjin tanpa berniat tau alasannya.

Sementara itu bangchan menggeram kesal. Ia menunggu setengah jam dan ketika mendobrak paksa pintu bilik kamar mandi itu. Yang ia dapatkan hanya ponsel hyunjin.

Dengan pesan "maaf" didalamnya.

Praang

Bangchan melempar ponsel itu ke arah cermin hingga cermin serta ponsel itu pecah. Ia marah.

Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Cari tau dimana Yang Jeongin. Hyunjin ada bersamanya. Jangan biarkan mereka lolos"



🐾🐾


Sudah fast up kah ? 😂
Akan aku usahakan untuk sering updet 😂

UNVEIL ● [ Chan × Hyunjin ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang