; mine

7.6K 1.1K 112
                                    

Dia adalah mawar merah yang penuh duri. Indah juga berbahaya.


Setibanya di jeju , Bangchan membawa hyunjin ke sebuah hotel bintang lima yang sebelumnya sudah ia pesan, ia memberikan kartu hotel dan kemudian membiarkan hyunjin pergi ke kamar sendiri, sebelumnya bangchan telah menukar smartphone hyunjin dengan ponsel biasa. Bangchan tidak ingin membiarkan hyunjin tau tentang nya begitu cepat.

Selain meninggalkan hyunjin dengan kartu hotel dan sebuah ponsel jadul, bangchan juga memberi hyunjin sebuah kartu kredit. "jangan boros" pesannya sebelum pergi meninggalkan hyunjin.

Hyunjin menyeringai menatap kartu kredit ditangan nya, "dia baik juga, tidak perlu mengangkang dan mendesah untuk mendapatkan hartanya". Langkah kaki nya bergerak menuju kamar yang telah disewa bangchan. Hal pertama yang hyunjin butuh kan tentu saja heroin. Beruntung ia mengingat dengan jelas nomor si pengedar, setelah melakukan perjanjian mereka sepakat untuk bertemu disebuah klub malam yang tidak jauh dari hotelnya.

Sembari menunggu malam tiba, hyunjin ingin berkeliling terlebih dahulu. Ia mengganti pakaiannya dengan kemeja putih oversize dan celana jeans warna hitam. Tangan kiri nya sudah ia balut perban terlebih dahulu untuk menutupi bekas suntikan di tangannya.

"bagaimana dengan membeli ponsel baru" ia pun pergi ke sebuah toko elektronik dan membeli sebuah ponsel jenis terbaru. masa bodo jika bangchan menerima laporan keuangan di ponselnya, salah sendiri memberikan kartu kredit dengan cuma-cuma, black card pula.

Hyunjin terus berkeliling dan membeli apapun yang menarik perhatiannya. Tangannya kini penuh dengan belanjaan, sudah cukup berat. Ugh , hyunjin butuh seseorang untuk membawa barang-barangnya. Ia duduk di salah satu bangku, disana juga ada seorang pria yang cukup tangguh duduk disana, hyunjin pura-pura mengeluh lelah berusaha menarik perhatian pria disebelahnya.

"kau—butuh bantuan?" tanya pria itu.

"ah apa boleh?"

"tentu saja, kasihan tangan mu lelah membawa barang yang cukup banyak itu" ujar nya.

"eum, apa ini gratis? uang ku sudah habis"

Pria itu berbisik tepat di telinga hyunjin, "bagaimana jika di bayar dengan malam yang panjang?"

"nghh" hyunjin sedikit mendesah ketika pria disebelah nya ini dengan tidak tau diri nya menyesep daun telinga nya. Sialan, dasar bedebah

Hyunjin tersenyum, ia mengelus rahang pria itu dengan sebelah tangan nya, "ayo, kita pergi ketempat ku sekarang"

Jangan bayang kan betapa mesum nya ekspresi pria itu. Wajah nya seperti anjing yang tak sabar diberikan tulang oleh majikan nya.

Hyunjin membawa pria itu sampai kamar nya, pria itu segera meletakkan barang dilantai begitu saja ketika kakinya menginjak kamar hyunjin. Pria itu langsung memeluk hyunjin dari belakang kemudian menyesap leher mulus hyunjin. Belum sempat membuat tanda hyunjin lebih dulu memukul perutnya dengan siku, kemudian melakukan tendangan putaran hingga mengenai titik lemah pria itu hingga ia pingsan.

Hyunjin meludah , "tubuh ku tidak semurah itu sialan" kemudian menendang perut pria itu sekali.

Dengan susah payah hyunjin menyeret pria itu ke sisi lain agar tidak terlihat dari pintu masuk. Ia kemudian menghubungi petugas hotel untuk membawa barang-barang nya dan memesan satu kamar lagi. Setelah mendapatkan kamar baru, hyunjin segera membersihkan diri. Membersihkan sisal liur pria tadi yang terasa lengket dipermukaan lehernya.

"menjijikkan" desisnya.

Hyunjin masih virgin. Meski ia berkali-kali mengangkang dihadapan para pria maupun wanita yang menyewa nya ia tak pernah sekalipun memasuki maupun dimasuki seseorang. Ah—kecuali ayah keparatnya. Ia hanya berpura-pura seakan bersedia untuk dimasuki, kemudian mengunci leher lawan main nya memutar nya sedikit hingga lawan nya pingsan.

UNVEIL ● [ Chan × Hyunjin ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang