Bagian Tiga . Salted Wound

2.4K 100 1
                                    

Halo.

Maaf karena jadwal postingnya mundur sehari. Walau pendek karena aku memotong habis bagian ga pentingnya, aku harap kalian suka.

Masih dengan kesotoyanku pada penyakit hiperemesis gravidarum ini. Belum punya kenalan dokter kandungan yang bisa aku tanya"in tapi aku cukup banyak browsing sana sini dan aku dapat informasi yang aku perlukan. Sedikit info, hiperemesis gravidarum atau mual berlebihan ini cukup jarang kasusnya. Walau jarang penyakit ini menurutku berbahaya jika tidak ditangani dengan baik oleh ahlinya karena kemungkinan terburuk yang bisa diakibatkan penyakit ini adalah nyawa si ibu terancam dan keputusan terbaiknya adalah dengan melakukan terminasi kehamilan. Kuharap kasus ini walau langka tetap harus diperhatikan agar hal" yang tidak diharapkan bisa dihindari sebisa mungkin.

Terima kasih sudah mau membaca karyaku ini.

Ciao sayang sayangku! :*

***

Diandra

September 2015

"Hiperemesis Gravidarum.."

Tubuhku menegang seketika mendengar vonis yang terucap dari mulut dokter Oscar. Akhirnya aku tahu apa penyebab dari semua keanehan yang terjadi belakangan ini. Ternyata memang karena dia. Terpikir di dalam otakku, apakah memang ini bukan takdirku untuk memilikinya sampai aku harus melewati cobaan sesulit ini?

Apakah takdir kadang memang selucu itu?

Aku buru-buru memejamkan mataku erat seraya menenangkan diriku, berharap dokter Oscar dan Harris tidak menyadari jika aku telah sadar sejak tadi. Dari tempatku berbaring, aku dapat mendengar Harris menghela nafas kasar. Pasti dia membenci kenyataan ini. Begitu pun aku.

"Apa maksudnya itu? Hiperemesis apa? Ayolah dokter tidak perlu melebih-lebihkan keadaan. Istriku baik-baik saja.. Kandungannya pun pasti baik-baik saja!"

Jeda sejenak. Terdengar lagi suara Harris yang memaksa dokter Oscar berbicara. Suara Harris terdengar kasar. Dan marah.

Berbeda dengan Harris, aku lebih berharap aku tidak bisa mendengar sekarang. Bisakah kali ini Tuhan membuatku tuli? Jantungku rasanya berdebar kencang. Sakit sekali. Aku tahu ini sebuah firasat yang buruk. Aku dapat merasakannya.

"Tolong jelaskan! Bilang kalau diagnosismu itu salah dok!" teriak Harris lagi.

Aku belum pernah melihat Harris marah. Dia tidaklah mudah menunjukkan emosinya ke orang lain. Termasuk padaku.

Lalu setelah itu, aku mendengar dokter Oscar menghela nafas dalam sebelum menjelaskan semuanya kepada Harris dan kepadaku.

Aku ingat, dokter Oscar meninggalkan kamar rawatku setelah beliau menjelaskan semuanya. Sebelum pergi dokter Oscar meminta Harris mempertimbangkan untuk melepaskan janin yang kukandung-sebelum semuanya terlambat katanya. Namun Harris menolak. Harris bilang bayi ini harus hidup. Harris juga bilang, dia akan melakukan segalanya agar bayi ini dapat dilahirkan ke dunia dengan selamat.

Kurasa itulah awal dimana semua mimpi burukku dimulai.

***

Desember 2015

Sudah memasuki bulan Desember. Bulan yang penuh dengan hiasan pohon natal dimana-mana. Jika aku tidak salah menghitung, akhir tahun ini kehamilanku memasuki usia 16 minggu.

Unbiological Sisters Wedding DiariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang