Ale kembali!
Ngomong" aku bete deh soal mirror website itu.. Dua cerita aku (yang ini sama Sacrifice) ada nangkring disana.. Pinter banget itu website.. Belum ada setengah jam aku posting disini part baru ceritaku udah nangkring disana.. Kan kesel ya walau titik koma sama nama penulis dicantumin tapi tetep aja itu bisa memicu orang-orang ga bertanggung jawab buat plagiat.. Mau di private tapi belum ketemu komputer soalnya ini editnya pake hape Udah report sih ke wattpad dan semoga bisa ditindaklanjuti dengan cepat..
Part berikutnya bagiannya Dee Harris. Semoga bisa aku kelarin editnya besok sore jadi aku postingnya malam atau subuh.
Vomment ya sayang sayangkuh :*
Ciao!
***
Alecia
Kehangatan yang menyelimuti tubuh polosku rasanya tak ingin kutinggalkan barang sedetik pun. Melihat wajah Nando yang masih terlelap dalam tidurnya tidak pernah membuatku bosan. Aku bersyukur menikahi seorang pria dengan rahang kokoh dan bibir penuh yang tampak begitu lezat seolah tengah menggodaku untuk mencicipinya lagi. Bahkan di dalam tidurnya pun dia bisa begitu mempesona, rutukku dalam hati.
Menyadari hari hampir pagi, aku pun memutuskan untuk berhenti menatap pemandangan pagi yang terpampang special untukku sejak 4 tahun lalu ini. Dengan penuh hati-hati, aku menggeser lengan Nando yang melingkari pinggangku.
Aku berhasil turun dari ranjang kami tanpa membuat Nando terbangun. Tanpa membuang waktu, aku pun segera memunguti satu per satu pakaian kami yang berceceran di lantai berkat ulah panas kami tadi malam. Aku tidak menampik jika aku dan Nando merupakan pasangan yang cukup beringas jika berhubungan dengan masalah ranjang. Well, bisa dibilang Nando liar. Aku pun dibuatnya menjadi liar. Jadi sudah bukan hal aneh jika menemukan bra milikku yang terlempar begitu jauh dari tempat tidur kami. Walau tetap saja hal itu masih dapat membuat pipiku bersemu merah layaknya seorang gadis yang baru saja diperawani setiap kali teringat akan hal itu.
Selesai dengan membereskan sekeliling tempat tidur, aku pun melarikan diri ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Bersiap untuk mengawali hari yang baru.
Aku Alecia Clarinta Gautama. Seorang ibu rumah tangga beranak satu yang masih sanggup mengelilingi Grand Indonesia, Plaza Indonesia, dan FX dalam waktu beberapa jam tanpa mengeluh kelelahan. Aku memiliki seorang anak perempuan yang sangat menggemaskan bernama Daphnee. Pria tadi, dia suamiku, daddy-nya Daphnee. Dia pria yang membuatku begitu mencintainya seperti dia mencintai aku. Dia adalah Fernando Richard Gautama.
Aktifitas pagiku dimulai dari dapur, namun sebelumnya aku selalu menghampiri kamar Daphnee terlebih dahulu. Sama seperti Nando, malaikat kecilku masih tertidur pulas di tempat tidur mini miliknya. Sinar matahari pagi mulai menyelinap masuk melalui jendela namun terhalang oleh tirai tebal berwarna pink sehingga hanya menghasilkan biasan cahaya saja. Aku mendekati Daphnee dan senyumku spontan mengembang melihat wajah mungilnya yang begitu menggemaskan kala terlelap.
Tidak ada yang akan menyangkal jika kukatakan Daphnee sama sekali tidak mirip denganku. Daphnee adalah versi perempuan Nando. Hanya kulit putihku saja yang berhasil kuwarisi untuk Daphnee sementara sisanya benar-benar diturunkan Nando.
Dengan tangan mungilnya Daphnee memeluk teddy bear yang Nando namakan Mr. Chocolate karena bulu tebalnya yang berwarna coklat gelap. Tanpa Mr. Chocolate, bisa dipastikan tidur Daphnee tidak akan senyenyak ini. Aku pun mengecup singkat kening Daphnee seraya merapatkan kembali selimut pada tubuh kecilnya kemudian aku melangkah meninggalkan kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbiological Sisters Wedding Diaries
ChickLitAlecia Nando dan Daphnee. Seharusnya mereka sudah cukup. Lalu apa lagi yang kucari? Diandra Sesulit itukah melepaskanmu Harris? Kanaya Apa aku sudah cukup baik untukmu Henry? Atau aku telah mengacaukan segalanya? Gloria Mungkin dia bisa memberika...