The Princess Academy (1)

3K 147 0
                                    

6 bulan kemudian...

6 bulan sudah berlalu. Itu berarti sudah setengah tahun Putri Clarice dihukum. Hanya menunggu 6 bulan lagi, maka ia bisa bebas kembali.

Rutinitas yang sangat membosankan, hidup bersama para troll, dan tidak pernah bertemu dengan teman-teman peri dan elf nya itu. Entah bagaimana kabarnya Rose. Sudah lama ia tak bertemu sahabat peri nya itu.

Merasa patah semangat, tiba-tiba Raja Hendrick datang ke kamar Putri Clarice.

"Anakku, hukumanmu tinggal 6 bulan lagi kan?"

"Ya ayah. 6 bulan terasa seperti 6 tahun bagiku."

"Jangan patah semangat nak. Aku meringankan hukumanmu anakku. Jadi kamu sudah bebas. Tapi, jangan pernah diulangi lagi."

"Ya ayah. Aku tidak akan melakukan nya lagi."

Raja Hendrick tiba-tiba keluar dari kamar Putri Clarice. Tetapi, ada kertas yang terjatuh. Ada tulisan yang tertulis dengan gaya yang sangat indah di atasnya. Isi tulisan itu, datanglah ke perpustakaan dan carilah buku yang paling berbeda dari semua buku yang ada.

Tulisan itu sempat membuat kening Putri Clarice berkerut. Semua buku kelihatan nya sama saja. Berdebu dan membosankan. Putri Clarice tidak suka membaca buku. Tetapi karena penasaran, akhirnya ia pergi ke perpustakaan untuk menemukan buku yang berbeda itu.

Ketika masuk ke perpustakaan, cuma gelap, sepi, dan berdebu. Ruangan ini sepertinya jarang dibersihkan. Putri Clarice mencari buku yang berbeda itu. Ia telah mengecek setiap buku di rak buku, tapi rasanya sama saja. Cuma genrenya saja yang berbeda. Ada buku cerita fiksi dan buku-buku lainnya.

Akhirnya sampai juga di rak paling ujung. Rak buku itu berbeda dari rak-rak yang lainnya. Jika rak-rak buku yang lainnya kotor dan berdebu, tetapi rak buku yang itu lebih bersih dan tampak nya terawat. Ia lalu mendekati rak buku tersebut. Buku-buku nya tersusun rapi dan bersih. Diantara semua buku yang ada di situ, ada sebuah buku yang benar-benar berbeda. Buku itu lebih tebal dan segelnya aneh. Segel buku itu terbuat dari akar pohon mahoni. Dan di tengah-tengah sampulnya ada batu zamrud yang berwarna merah. Putri Clarice menyentuh batu zamrud itu. Bukunya terbuka! Ia segera melihat isinya. Halaman judul yang berada di awal bertuliskan The School Of Big Headed Princess. Artinya sekolah untuk putri yang berkepala besar. Buku yang aneh. Akhirnya lembar-lembar demi lembar pun dibacanya.

Ada sebuah sekolah di tempat yang sangat ajaib dan jauh dari dunia manusia. Sekolah itu diperuntukkan bagi putri-putri kerajaan yang keras kepala dan berkepala besar. Artinya mereka bandel dan sombong. Mereka menganggap jika mereka lebih pantas untuk bermain di alam bebas dan menganggap hina seorang putri. Memang seorang putri diikat dengan aturan-aturan yang sangat menyiksa, tapi seharusnya mereka bertahan bukannya memberontak.

Contoh nya adalah Putri Merida. Umurnya 15 tahun. Dia adalah putri yang sangat pemberontak. Bahkan ibunya pernah dijadikannya beruang. Akhirnya ia dikirim ke sekolah ini.

Putri-putri dari seluruh dunia yang tidak suka dengan aturan-aturan seorang putri dimasukkan ke sekolah ini oleh orang tua mereka yang sudah pusing dengan tingkah mereka. Mereka selalu bolos sekolah, kabur dari istana, bahkan mereka tidak mau memakai gaun dan mahkota. Sungguh ironis.

Sekolah ini sudah dibangun 100 tahun yang lalu oleh Raja Albert. Ia memerintah kerajaan Namiena dan mempunyai seorang putri yang pemberontak. Putri nya selalu melakukan berbagai kelakuan-kelakuan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang putri.

Sekarang, sudah sekitar 1.500 putri-putri dari seluruh dunia yang masuk ke sekolah ini. Mereka belajar bagaimana menjadi putri yang baik. Mereka yang masuk ke sekolah ini dimasukkan dengan cara yang tidak biasa dan jauh dari nalar manusia. Mereka bertahan hidup di tempat ini hingga mereka dapat dipulangkan dengan cara yang tidak biasa pula.

Kalau kau tidak suka dengan aturan kerajaan, maka bacalah kalimat ini "Terbukalah pintu ke sekolah".

"Terbukalah pintu ke sekolah!" Kata Putri Clarice. "Kenapa aku mengucapkan kalimat bodoh itu ya?" Pikirnya. Belum habis pikir, tiba-tiba buku itu bersinar. Sinarnya sangat menyilaukan mata. Lebih silau daripada cahaya matahari yang dipantulkan dengan cermin yang biasa dilakukan oleh para troll jahil. Saking silaunya, Putri Clarice menutup mata rapat-rapat dan akhirnya ia merasa seperti diseret ke suatu tempat.

"Aaaa!!!" Teriak nya. Tiba-tiba dia tiba di suatu tempat. Tempat yang indah. Tamannya dipenuhi dengan bunga-bunga yang bermekaran, sebuah air terjun, dan pohon-pohon yang rindang. Putri Clarice mencoba bangkit. Lalu ia melihat hamparan kebun yang luas dan indah tersebut. "Aku merasa seperti di surga," gumam Putri Clarice. Tiba-tiba seseorang datang. Putri Clarice mau bersembunyi tetapi sudah terlambat. Orang itu sudah mendekat. Tapi dia sangat cantik.

Rambut nya yang panjang sebahu dibiarkan tergerai. Ia memakai gaun berwarna merah muda dengan renda-renda sebagai hiasan nya. Gaunnya lebih indah daripada gaun yang biasa dipakai oleh Putri Rose. Ia memakai sepatu kaca yang bening. Ia juga membawa kipas. Kulitnya putih bak mutiara. Lalu di kepalanya ada sebuah Tiara yang indah dan berkilauan.

"Wooow..." Gumam Putri Clarice. Ia kagum dengan wanita dihadapannya. Sangat cantik. Sepertinya dia adalah seorang putri.

"Hai," sapanya. "Kenapa kamu bisa ada disini? Apa kamu murid baru?"

"Murid baru?" Kata Putri Clarice keheranan. Sepertinya dia tidak mendaftar di sekolah manapun. Selama ini dia hanya bersekolah di Lingkungan istana.

"Ya, kau pasti Putri Clarice dari kerajaan Eminia itu kan?" Katanya. "Oh ya! Perkenalkan, namaku Putri Diamond."

"Oh, hai Putri Diamond. K... kenapa kau bisa tahu namaku?" Kata Putri Clarice penuh rasa keheranan.

"Jangan pura-pura tidak tahu Clarice. Ayahmu yang mendaftarkanmu disini. Katanya karena kamu selalu membuat ulah di istana," kata Putri Diamond.

"Ya memang. Aku sudah muak dengan aturan-aturan kerajaan yang gila itu," kata Putri Clarice dengan wajah yang masam.

"Aduh... Itu adalah peraturan yang wajib dilaksanakan. Kamu tidak sendiri. Banyak teman yang seperti kamu. Mereka selalu memberontak dan ujung-ujungnya kehidupan mereka berakhir di sekolah ini. Tapi, sekolah ini bukan akhir segala-galanya. Jika kau bisa berubah menjadi putri yang baik, kau bisa kembali. Jika tidak bisa, kau akan tetap disini selamanya," kata Putri Diamond.

"Sebenarnya ini sekolah apa sih?" Tanya Putri Clarice.

"Ini sekolah "The Princess Academy". Sekolah tempat para putri bandel untuk belajar bagaimana caranya menjadi putri yang baik. Aku adalah Putri Diamond, salah satu guru sekolah ini," kata Putri Diamond.

"Mari ku bawa kopermu ke kamarmu," kata Putri Diamond.

"Aku tidak membawa koper," kata Putri Clarice.

"Jangan bercanda, apa yang ada di sebelah mu kalau bukan koper?"

Bersambung.

The Pricess Academy [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang