"Dia tampan ya." Putri Clarice berbisik pada Putri Sarah. Putri Clarice benar-benar mengagumi ketampanan sosok Pangeran Peter. Padahal, dunia sudah tahu bahwa Pangeran Peter benar-benar bandel. Karena tampangnya, gadis-gadis tidak pernah mempermasalahkan sikap Pangeran Peter. Memang, wajah yang tampan/cantik akan membuat segala-galanya menjadi berubah.
Putri Sarah mencibir, "ah biasa saja. Dia sama seperti pangeran-pangeran yang lain." Putri Sarah sama sekali tidak tertarik dengan Pangeran Peter. Ia sudah sering mendengar berita bahwa Pangeran Peter adalah putra Raja Hendrick yang paling nakal--lebih pantas disebut 'kepala baru'--itu.
"Kau sama sekali tidak tertarik padanya ya?" Putri Clarice menggoda temannya itu. "Atau kau hanya berpura-pura. Ayolah sayang..."
"Ih!" Putri Sarah menjitak kepala Putri Clarice. Putri Clarice berpura-pura marah dan balas menjitak.
"Ah, aku ingin jika para putri berdansa dengan pangeran seperti di dongeng Cinderella hingga pada akhirnya pangeran akan menentukan siapa gadis yang ia sukai setelah berdansa dengan gadis itu." Raja Hendrick berbicara lancar tanpa terputus-putus.
Para gadis dengan senang hati berdansa dengan pangeran. Mereka benar-benar menikmati momen-momen yang paling berkesan di dalam hidup mereka itu-- meskipun mereka harus menelan pil pahit ketika pangeran tidak mau menjadikan mereka sebagai kekasihnya--dan berdansa dengan penuh gairah.
Pangeran sepertinya sudah jenuh melayani para gadis berdansa. Raut mukanya terlihat masam. Wajahnya benar-benar kusut--lebih kusut daripada benang yang awut-awutan--sehingga membuat Raja Hendrick sedikit emosi. Tapi karena di hadapan calon-calon menantunya itu, Raja Hendrick berpura-pura bersikap biasa-biasa saja, padahal di dalam hati Raja Hendrick benar-benar ingin mengomeli anak nya.
"Gadis ke 260," gumam Raja Hendrick. Ia terus menulis di sebuah kertas yang amat panjang dan warnanya sudah menguning. Di kertas itu, tertera nama-nama para putri yang berdansa dengan anaknya dan nomor-nomor urutan mereka. "Gadis ke 260 namanya Selly."
"Aku urutan ke 283. Uuh... Masih lama," gerutu Putri Clarice pada Putri Sarah. Putri Sarah berada di nomor urutan 284.
"Sabar dong," Putri Sarah bosan mendengar rengekan Putri Clarice. "Jangan-jangan pangeran akan menganggap kamu sama seperti yang lain. Sebelum kau menelan rasa kecewa, sebaiknya bersenang-senang-lah dahulu."
"Bila Pangeran Peter tidak jatuh cinta padaku mungkin saja ia jatuh padamu." Putri Clarice kembali menggoda Putri Sarah.
Putri Sarah diam.
Pada urutan ke-261, ada Princess Alicia. Dia memakai gaun berwarna merah marun dengan hiasan renda-renda yang berkilauan bak permata. Gaunnya juga memiliki korsase* yang amat cantik. Rambutnya yang pirang dan ikal diurai serta di telinganya terselip bunga yang amat cantik. Putri Alica benar-benar tampil sempurna pada saat itu.
Putri Alica berdansa dengan gerakan yang lemah gemulai. Jari-jarinya begitu lentik. Tubuhnya juga benar-benar lentur. Ia berdansa dengan sempurna. Tapi, Pangeran Peter malah menunjukkan kesan tak suka. Setelah selesai berdansa, Putri Alica benar-benar menantikan keputusan pangeran. Ia menduga pastilah dirinya yang akan menjadi istri pangeran yang paling tampan se-jagad raya itu.
Pangeran menggelengkan kepalanya sehingga membuat Putri Alicia syok. Ia menuju belakang ruangan aula dan berjongkok di pojokan sambil menangis. Gaunnya yang indah itu ternoda dengan tetesan air mata nya. Raja Hendrick menyikut lengan putranya sambil marah.
"Kau benar-benar keterlaluan. Kau membuat gadis cantik tadi menangis?" Raja Hendrick benar-benar hendak meluapkan amarahnya. Tapi ada gadis urutan ke-262 yang hendak berdansa. Raja Hendrick buru-buru bersikap tenang seolah-olah tak terjadi apa-apa.
Ada kejadian lucu saat gadis yang berdansa pada urutan ke-276. Ia bernama Putri Katy. Dia memakai dandanan yang norak. Lipstik nya tebal. Eye shadow nya belepotan. Ia memakai pakaian yang sama-sama noraknya. Pakaiannya seperti pakaian gadis-gadis di zaman Eropa kuno. Pakaiannya menggembung dan renda-renda di pakaian nya tersebut juga sama menggembung nya. Dia memakai sepatu yang terbuat dari kaca.
Ia berdansa dengan gerakan yang kaku dan patah-patah. Gerakannya sama sekali tidak gemulai. Bahkan gerakannya sangat buruk. Ternyata dia tak nyaman memakai sepatu kaca. Ketika ia berdansa, ia terpeleset karena sepatu kacanya licin. Ia jatuh membuat gaunnya yang besar itu tersingkap. Menampakkan celana dalamnya. Ia memakai celana dalam yang benar-benar lucu. Celana dalamnya juga menggembung dan memiliki banyak renda. Ada satu hal yang mengganggu. Walaupun celana dalamnya berenda, tetapi bau. Pangeran bahkan sampai ke luar aula karena tidak tahan mencium bau yang sebegitu busuknya. Ternyata, ia memakai celana dalam yang terkena kotoran sapi. Pengakuan nya itu membuat semua orang jijik. Sesaat dia mengatakan bahwa celana itu berenda sehingga nampak indah.
Gadis-gadis sudah berdansa dan mereka sama-sama tidak menjadi istri Pangeran Peter. Lalu akhirnya tibalah giliran Putri Clarice.
*Hiasan di dada
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pricess Academy [ Tamat ]
FantasyClarice, pewaris takhta kerajaan Eminia sangat suka bermain di alam bebas daripada bersikap anggun seperti seorang putri. padahal Ratu Darissa menginginkan keturunan Putri yang patuh agar kerajaannya tidak dicemooh oleh dunia. Pada suatu hari, Clari...