*6

14 2 0
                                    

Aku sudah pernah mengatakan, bahwa aku mencintainya secara diam-diam bukan?? Selayaknya si pengagum rahasia, aku hanya bisa menyimpan semua rasa ini sendiri. Kadang aku merasa lelah dengan rasa ini. Tapi anehnya rasa lelahku akan langsung berganti menjadi senang saat mendengar gurauannya yang bahkan garing. Melihat senyumnya yang teduh itu, seakan-akan juga meneduhkan peliknya permasalahanku.

"Lo kenapa masih bertahan sama Maxim?? Kan udah ada yang cinta sama lo. Tulus loh.. dia juga lebih baik. Lebih tampan. Dan satu hal lagi, kalau lo sama dia pasti bakalan lebih bahagia. Dia cinta sama lo."

Aku hanya bisa terdiam mendengar hal tersebut. Apa yang dikatakan orang itu memang benar. Aku sering mendapat kata-kata ini dari sebagian orang yang sudah pernah mendengar curhatan hatiku.

"Lo bego banget sih!! Ngapain mau sama dia?? Lo sama dia enggak ada harapan. Udahlah nyerah aja!!"

Dia aja kebingungan, apalagi aku yang merasakan. Aku sudah sering kok berkata seperti itu kepada diriku sendiri. Tapi sayang, sepertinya aku memang sudah benar-benar menjadi orang bodoh hanya karena mencintai Maxim.

"Lo mau move on?? Lakukan. Jangan cuma angan-angan. Move on itu sebenarnya, kesediaan hati. Lo mau dan niat enggak untuk move on?? Coba tanya sama hati lo. Bersedia enggak?? Mau coba, tentunya boleh. Tapi, gue merasa enggak punya hak untuk terus memaksa lo untuk move on. Karena, gue sendiri aja belom berhasil, jadi buat apa gue maksa kehendak gue sama lo?? Ini hidup lo. Yang menentukan juga lo. Semangat buat move on nya!"

Jujur dari antara ketiga kalimat itu, aku lebih senang mendengar yang paling terakhir. Disaat yang lain menghujat bahwa aku ini manusia bodoh, yang masih juga bertahan walaupun hati aku hancur, hanya satu orang gila yang menemani aku. Tak jarang dia melontarkan kalimat-kalimat kasar nan bodoh. Tapi disaat sudah membicarakan tentang cinta, maka aku sudah datang keorang yang tepat.

Dia menganggap begitu. Jika sudah mengungkit soal rasa, dia akan membantuku. Mungkin aku tak bisa mengharapkan contekan MTK yang benar, karena dia sangat ceroboh dalam sekedar mengalikan atau membagi angka. Atau bahkan disaat berhitung saja dia biaa salah. Tapi untuk tentang hati, aku dengan bangganya berkata bahwa dia yang paling bisa mengerti. Disaat yang lain mencemooh kebodohan hatiku, dia malah hanya tersenyu, sambil memberikan kata-kata penyemangat. Kata-kata yang dia berikan melenceng jauh kadang. Tapi itu merupakan ciri khasnya. Tidak nyambung dan Gila.

Omong-omong, aku akan memberi tau siapa yang digadang-gadangkan sebagai orang yang mencintaiku dengan begitu tulus. Dionisius Arcazorra. Aku akan menceritakan sedikit tentangnya.

1. Kalau baru kenal sama seseorang, pasti dinginnya naujubillah. Tapi, kalau udah kenal lama, pasti hangat banget.

2. Kalau udah ngambek parah, susah dibujuk.

3. He's the good stalker.

4. Kalau mau jalan sama cewek lain, selalu izin dulu.

5. Suka telpon.

6. Bad boy.

7. Moody-an.

8. Kalau aku ngambek, dia bakalan ikut ngambek.

Kira-kira itu dulu yang baru bisa kuceritakan kepada kalian. Ah... aku lupa. Dia juga amat manja terhadap Mamaku. Yang anak sendiri aja enggak kayak gitu, masa dia malah kayak gitu?? Hal itu juga lah yang memicu rasa iri terhadap manusia itu. Dia orang yang menyebalkan, namun disaat bersamaan juga manis. Aku senang saat mengukir beberapa kenangan manis bersama dengan dirinya. Namun sayang, mau bagaimana pun juga sangat susah rasanya jika melupakan si manusia hyperaktif tersebut. Sekeras apapun aku berusaha, pada akhirnya pikiran juga akan tetap berotasi kepadanya.

Menyedihkan....

TBC

Sorry for typo

Salam Hangat

Kecup Jauh.

Sweet TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang