"Atau, lo mau gue buat putus sama Rora??"ujar Sheira sambil tersenyum miring.
"Sialan, Lo!!"umpat Alo dengan kesal.
"Makasih.."
Entah kenapa saat melihat interaksi yang seperti ini, air mataku malah mengalir semakin deras. Kali ini tangisanku, juga disertai isakan-isakan kecil. Aku merasa rindu dengan suasana seperti ini. Sheira yang selalu berkata kasar dan alay. Sky yang mesum dan pemicu kata-kata kasar dari Sheira. Dan Alo yang hanya tertawa atau ikut nimbrung sesekali. Aku benar-benar merindukan suasana ini. Sangat merindukan malah!!
"Eh... lo kok tambah nangis?? Ya amsyong, ngapa lo??"kalau yang panik kayak gini, pasti cuma Sheira seorang.
"Mampus lo!!! Kayaknya, alamat tambah kasus tuh......"kalau yang nakut-nakutin, adalah kelebihan Sky.
"Hahahaha... mampus lo, Shei!!"yang ikut-ikutan kayak gini, otomatis adalah Alo.
Hiks... hiks...
Tangisku malah makin kencang, setelah mendengar ujaran-ujaran itu. Sheira yang panik, malah refleks memelukku. Dia mengusap-usap punggungku dengan perlahan. Dia juga membisikkan kata-kata penenang, layaknya dongeng pengantar tidur. Karena hal tersebut, rasanya kelopak mataku memberat. Seakan ada besi berton-berton yang hinggap dimataku. Selain itu juga ada suara-suara yang mempengaruhiku untuk segera tidur. Dengan perlahan, aku memejamkan mataku dan bersandar dibadannya Sheira. Awalnya, aku masih merasa bahwa badanku diguncang-guncang oleh seseorang. Tapi sayang, aku lebih memilih untuk semakin masuk kedalam kegelapan yang nyaman sekali. Mungkin, ada baiknya jika aku tertidur saja.
"Win..."
"Win..."
"Winny!"
"Winny!!"
"OII.."
"WINNY, KAMPRET!!!"
Aku langsung tersentak dan tersadar. Secara tak sadar aku malah melamun dan mengingat kembali memori yang menyakitkan diotakku. Aku kembali menokehkan kepala kearah Sheira dan memasang wajah bertanya. Bukannya menjawab, manusia kelebihan lemak mendengkus. Melihat tingkahnya yang sudah jadi hal lumrah--aneh--, aku hanya tersenyum miring kembali.
"Kerjaan lo, melamun aja terus!! Beuhh... capek deh!"
"Apaan sih gaje?!"
"Lo yang gaje!!"
"Lah.. lo deluan yang gaje!!"
"Lo!"
"Lo!!"
"Anjai, Lo!!!"
"Babi, Lo!!!!"
"Lo, Sialan!!"
"Lo, Begu (Hantu)!!"
"Lo lah, Bagudung (Tikus)!!!"
"Rora, jangan didengarin ya. Kita pergi aja yuk..."kalau kalian fikir itu Alo yang bilang, maka, kalian salah besar. Aku sudah memberhentikan perdebatanku dengan Sheira sejak tadi.
"Enggak usah megang-megang Rora. Lo kan udah sama Qinara."pasti kalian belum lupa bukan, siapa lagi yang sering dijodoh-jodohkan dengan Qinara selain Sky?? Maka jawabannya, tidak ada.
"Qinara, liat tuh Sky malah modusin cewek lain!!!"si Lambe Tyurah malah memperkeruh suasana saja dengan teriakan cetar membahananya. Kulihat Qinara hanya mendengkus kesal sambil memberikan ancaman kepada Sheira.
"Sheira, gimana caranya buat karangan??"tiba-tiba manusia aneh--namun juga aku sayang--muncul diantara aku dan Sheira.
"Hah?? Untuk apa??"
"Tugas Bahasa Indonesia lah..."
"Ooooo... minta Winny ajarin aja. Aing sibuk, bhay.."
Si manusia aneh itu langsung mengalihkan pandangannya kepadaku. Dia menatap tepat dikedua bola mataku. Rasanya aku seperti dihipnotis oleh tatapan tersebut. Tatapannya membiusku, sampai mati rasa rasanya. Aku ingin waktu berhenti dulu, walau hanya sekejap.
TBC
Sorry for typo
Salam Hangat
Kecup Jauh
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Talk
Genç KurguYa, karena aku bukan indomie nya dia, "selera ku" . Tapi kodomonya dia, "teman baik ku".