My Love

332 29 4
                                    

Andra memakirkan Motor sport-nya di parkiran Rumah Sakit. Ya, Andra sekarang berada di RS. Permata. Setelah dari kampus untuk bimbingan kepada Dosen yang ujung-ujungnya tidak datang. Akhirnya Andra memutuskan ke sini. Dia ingin menemui seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Seseorang yang dia sayangi, seseorang yang tengah berjuang dan harus Andra beri dukungan semangat.

Langkahnya dipercepat seiring kesadaran dirinya bahwa sudah seminggu ini dia tidak pernah kesini lagi. Astaga, apa yang telah dilakukannya. Dia sungguh menyesal karena seminggu ini tidak pernah menjenguknya lagi.

Kakinya telah sampai, didepan sebuah pintu, lalu di bukanya pintu tersebut pelan-pelan takut mengganggu sesuatu yang didalam. Matanya langsung lega seketika melihat seorang gadis tertidur diatas ranjang rumah sakit. Hatinya begitu tercabik-cabik melihat gadis itu begitu rapuh karena hal yang diperbuatnya. Semua ini memang salahnya. Dia begitu membenci dirinya sendiri.

"Ndra.."

Tiba-tiba lamunan Andra terbuyar ketika mendengar suara sapaan gadis itu.

"Hei, how are you?. I am so sorry, Mil." Ucap Andra masih di dera rasa bersalah

"I am Fine. Andra, udah gausah kaya gitu lagi, Kamu gak perlu minta maaf lagi. Aku udah maafin kamu. Lagi pula waktu itu aku yang nyuruh kamu, okey?." Balas Milka sedih

Ya, gadis itu adalah seseorang yang Andra sayangi sepenuh hati, Andra rela mengorbankan apapun demi membahagiakannya. Milka Arsyani Wijaya. Kekasihnya. Sudah 3 Tahun mereka berpacaran. Sebelumnya semua baik-baik saja sebelum kejadian nahas itu. Yang menyebabkan Milka harus kehilangan penglihatannya.

Andra menarik kursi disebelah ranjang, dan duduk disana. Tangannya menggenggam erat tangan sang lawan bicara. Mengucupnya.

"Maafin aku, seminggu ini aku gapernah jenguk kamu." Sesal Andra

"Sayang, stop it. Aku tau kamu harus sibuk ngurusin skripsi kamu. Aku gapa-pa kok. Santai aja oke." Balas Milka dibuat ceria. Sebenarnya Hatinya begitu sedih, shock, dia tidak menyangka bahwa kini dia hanya bisa melihat kegelapan. Dia tidak bisa melihat wajah kekasihnya. Ditambah Andra jarang menjenguknya karena kesibukan lelaki itu. Dirinya begitu Rindu. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Selain menghadapi semuanya dengan sabar.

Sunyi, tidak ada yang berbicara diantara keduanya. Seolah-olah keduanya sibuk memikirkan kejadian kejadian yang telah berlalu.

"Ndra, Papa akan cari Donor mata buat aku. Papa begitu terpukul denger aku yang kaya gini. Jadi, 2 minggu lagi Papa bakal jemput aku buat ikut dia ke Singapura." Milka bercerita sambil mengingat pembicaraannya 2 hari yang lalu lewat telepon dengan Papanya. Ya, Milka adalah Piatu. Mamanya meninggal saat melahirkan Milka. Dan Papanya harus bekerja di Singapura untuk mengurusi perusahaannya disana. Jadi Jarang sekali Milka bertemu Papanya. Sebenarnya Milka tinggal di Singapura. Niatnya berubah ketika dia bertemu dengan Andra. Dan jatuh cinta pada Andra. Sehingga dia memutuskan tinggal di Indonesia bersama Tantenya.

Andra hanya mendengarkan apa yang dibicarakan Milka, hatinya begitu sakit. Itu berarti Milka akan pergi meninggalkannya.

"Okey, aku antar kamu ke Singapura." Ucap Andra

"Andra, Maafin aku."

Shit, Andra begitu membenci dirinya melihat Milka harus menangis lagi dan lagi itu semua karena dirinya.

"Ssst.. honey. Please Stop it. Jangan nangis, jangan buat aku merasa bersalah lagi Mil. Aku yakin kita bisa jalani ini semua bareng. Aku yakin kamu pasti sembuh."

" I love you "

" I love you too"

Dan mereka berpelukan, saling melepas rindu, melepas segala penat yang mereka rasakan akan semuanya.

---

Dilain tempat, Tari sedang mengantarkan Mamanya check up rutin. Hari ini Tari izin libur bekerja. Karena dia tidak ingin Mamanya pergi sendirian. Jikalau Papanya masih ada.. ah dia benci dengan orang yang disebut Papanya. Mamanya bercerai dengan Papanya 5 tahun yang lalu. Meninggalkan hutang disana sini sehingga Mamanya dan dia harus kerja banting tulang melunasinya. Dia harus merelakan tidak melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Karena dia tidak mau merepotkan Mamanya.

"Mbak, semuanya 500 Ribu. Yang ini diminum sebelum makan ya mbak."

Tari tersentak dari lamunannya, matanya mengerjap menatap petugas Apotik yang sedang memperhatikannya.

"Ah iya mbak, ini uangnya. Terimakasih." Balas Tari

Tari berjalan menyusuri koridor rumah sakit untuk menghampiri Mamanya di Ruang tunggu sebelah sana. Dia kembali menghitung uangnya yang tersisa di dompet. Hm. Tinggal sedikit. Dia harus bekerja lebih keras untuk bisa membeli obat dan membeli kebutuhan sehari-hari. Langkahnya terhenti ketika tidak sengaja dirinya melihat Andra, cowok nyebelin kemarin yang berjalan begitu tergesa-gesa. Didera rasa penasaran. Akhirnya dia mengikuti lelaki tersebut.

Ah, biarin lah ikutin aja, kepo juga aku. batin Tari

tapi dia kehilangan jejak si Andra, ah, niat hati pingin ngikutin malah kehilangan jejak. Mungkin emang gak diridhoin sama Tuhan kalau niat jelek. Masa bodo lah, balik aja. Kasian Mama.

ketika dirinya hampir sampai di ruang tunggu tempat Mamanya menunggu. Matanya menangkap sebuah siluet orang yang berpelukan. Melalu jendela salah satu ruang rawat inap Rumah sakit. Dia mengenali salah satu-nya. Dia adalah Andra tengah memeluk seorang gadis cantik.

Oh, jadi tuh cowok nyebelin udah punya pacar, hehe PD amat aku kemarin bilang dia suka aku. Bodoh kamu, Tar. Jelas-jelas pacarnya cantik banget. Batin Tari


--

Terimakasih buat yang masih tetap baca Sunset to Sunrise with you.
Maaf baru bisa update sekarang karena Sudah lama tidak menyentuh dunia orange lagi.Karena lupa Akun tentu saja hehe😆. Tapi syukur udah bisa lagi

Sunset To Sunrise With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang