Curahan Hati(1)

227 22 4
                                    

Mohon maaf sebelumnya, saya selalu lamaaaa buat up cerita ini. Hehe
Sabar aja ya ..

Hope you enjoyed this part!

---

Sungguh menyebalkan. Hari ini ada komplain dari customer. Siang tadi segerombolan anak SMA yang entah kenapa disaat waktu masih jam sekolah tiba-tiba menghajar pemuda berkaca mata yang duduk bersama seorang gadis. Usut punya usut ternyata gadis itu adalah pacar dari salah satu pemuda SMA itu. Sehingga pemuda SMA mengajak gerombolannya untuk menghakimi pasangan selingkuh itu. Hm kasihan juga dengan pemuda berkaca mata itu. Tapi Lihat, kafe jadi berantakan. Pelanggan lain merasa tidak nyaman. Untung saja Pak Dani Manager kami segera datang mengusir mereka dan segera menutup kafe. Dan kami yang harus membereskannya. Ah sial,lembur tanpa gaji dong ini.

"Kalau kerja yang ikhlas,dong." Tiba-tiba Mbak Arin sudah ada di depanku sambil mengusap perutnya. Ya, Mbak Arin sedang hamil 4 bulan. Aku pun sontak merasa bersalah membiarkan Mbak Arin kecapekan menata kursi.

"Eh, Mbak Arin istirahat aja. Biar aku yang beresin sisanya. Maaf ya Mbak."

"Apa sih, Tar. Gak masalah kok, lagian kurang sedikit lagi. Nanggung ini biar kita bisa cepet pulang. Biar Bimo yang kunci pintu nanti." Tolak Mbak Arin

Bimo itu pegawai baru dari 2 bulan yang lalu, orangnya ramah, sopan. Wajar aja sih, anak rantau dari Jogja.

"Oke, ayo semangat."

Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Akhirnya pulang juga, segera aku mengganti pakaian dan pamit kepada yang lainnya. Didepan kafe segera ku keluarkan Handphone dan memesan ojek online. Tiba-tiba seseorang dengan helm hitam full face bersama motor besarnya mendarat dengan apik di depanku. Hm, sudah dua minggu orang ini tidak ada kabar. Ada gerangan apa tiba-tiba muncul. Sungguh mengherankan dan patut dicurigai.

Lama berdiam diri melihatnya dengan terheran-heran dan kelihatannya dia melihatku dari dalam helm berkaca hitam itu. Eh, apa dia melihatku juga ya. Ah sudahlah.

Mungkin karena terlalu lama berdiam diri, dia akhirnya membuka kaca helmnya itu.

"Malah bengong lo,Tong. Buruan naik cepet." Ucapnya sok mengatur

Kubuka mulutku lebar-lebar. Syok. Itu ucapannya? Disaat dua minggu tanpa ada kabar. Astaga,dasar diktator. Cowok nyebelin. Enyah aja.

"Woi, kalau mau menguap yang Jaim dong, jangan lebar-lebar tuh mulut. Ada gue ini. Gue yang malu, bukan lo." Tiba-tiba dia menyahut disaat aku masih syok dengan tingkah ajaibnya.

Segera ku tutup mulutku rapat-rapat. Rasa dongkol dihatiku semakin bertambah saja hari ini gara-gara bertemu dia. Tanpa kata langsung saja aku turuti pemintaan berasa perintahnya itu.
Langsung saja dia memberikan helm, dan menstarter motornya membelah keramaian kota.

Sudah satu jam perjalanan, kenapa belum sampai? Dia mau membawaku kemana malam-malam begini. Inginku ajukan pertanyaan kepadanya kemana dia akan membawaku, tapi kemudian Motornya berhenti di pantai. Pantai? Ngapain dia malam begini ngajak aku ke pantai?. Sudah sepi pula.

Aku yang sedari tadi diam, tak dapat menahan bibirku ini untuk bertanya kepadanya.

"Ngapain kamu ngajak aku ke pantai? Ini udah malam, Ndra. Aku udah capek tau. Tau gitu aku pesan ojek online aja tadi. Atau jangan-jangan kamu mau berbuat jahat ya sama aku?!" Tanyaku yang langsung di hadiahi jitakan di kepalaku. Auw, Sakit tau!

Setelah memberiku jitakan tadi, dia langsung saja nyelonong pergi, meninggalkanku sendirian disini. Kulihat disana dia sedang merentangkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Seperti yang pernah ku ajarkan dulu kepadanya. Saat kita kepantai bersama waktu itu.

Aku segera menyusul berdiri disampingnya, melakukan hal yang sama dengannya. Beberapa waktu kemudian kubuka mataku. Hati ini  terasa lega, damai sekali. Lalu kuarahkan pandanganku ke Andra yang tetap masih berada di posisi sebelumnya. Dia dari tadi belum membuka mata sama sekali ya?. Batinku bertanya

Jika dilihat, kentara sekali jika Andra sedang sedih. Sudah beberapa waktu yang lalu kami tidak pernah bertemu ataupun berkabar. Sungguh menyesakkan juga di awal waktu ketika biasanya kami sering berkabar lalu tiba-tiba dia menghilang. Tapi, seiring berjalannya waktu aku pun terbiasa. Sungguh rindu dan senang menjadi satu ketika kami tadi bertemu. Tapi kenapa?, kenapa disaat kami bertemu dia dalam keadaan sedih? Apakah dia ada masalah?. Ingin sekali aku bertanya kepadanya, mungkin saja dia mau bercerita padaku dan aku bisa membantu memberikan saran atau solusi. Tapi itu semua tidaklah mungkin, memang aku siapa? Sahabat saja bukan, apalagi lebih dari itu. kami hanya sebatas teman. Ya, Teman.

---

Setelah beberapa lama menunggunya, akhirnya dia membuka matanya. Sempat terpikir olehku sebelumnya, untuk menyadarkannya segera. Kan takut juga kalau ada apa-apa.

Dia menatapku,sejenak aku terpana melihat wajahnya. Dia memang sedikit berubah dari sebelumnya yang pernah aku lihat. Dia semakin tirus, dan memiliki kantong mata. Benar juga bahwa dia sedang ada sesuatu. Lalu dia menyusulku duduk diatas pasir, kami sama-sama menatap hamparan ombak dan menikmati angin pantai dibawah sinar rembulan. Kami saling diam. Tidak ada diantara kami yang ingin membuka pembicaraan terlebih dahulu. Biarkan sajalah, kapan lagi kami bisa duduk berdua di bawah sinar rembulan.

Angin berhembus semakin kencang,sungguh dingin. ku gosok kedua lenganku. Aku lupa membawa jaket. Ku peluk diriku sendiri menghindari hawa dingin yang memasuki tubuhku. Setelah itu, sebuah jaket Army tersampir dikedua bahuku. Kutolehkan wajahku dan melihat Andra yang tengah menyampirkan jaket miliknya. Wajah kami sangat dekat. Kutatap hidung Andra yang sudah mulai memerah, kulihat setiap lekuk wajahnya. Sungguh sebuah Anugerah aku bisa mengenalnya. Tanpa kusadari Andra kini juga tengah menatapku. Kami saling bertatapan, menyelami mata masing-masing. Mencari tahu segala isi yang ada didalamnya.

Tanpa kusadari aku kini berada di pelukannya. Sebelumnya, disaat kami saling menatap beberapa lama aku langsung memeluknya. Entah keberanian dari mana, aku tidak tahu. Yang jelas Andra saat ini sedang sedih dan membutuhkan dukungan dan semangat. Dan aku ingin sekali menjadi orang yang mendukungnya, selalu berada disisinya.

"Ndra, luapin semua kesedihan kamu ke aku. Aku janji selalu ada di samping kamu, selalu dukung kamu. Apapun yang terjadi."

Kemudian setelah mengucapkan itu, dunia serasa berhenti berputar. Hatiku dag-dig-dug, ketika Andra membalas memelukku dengan erat.

---

Wahh makin serius juga hubungan mereka ya?, kira-kira gimana kelanjutannya ya..

Stay tuned terus ya!

Jangan lupa Vote, lebih-lebih kalau kalian promosiin cerita ini ke teman-teman kalian😗.

Sunset To Sunrise With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang